Indonesia Diminta Tetap Mewaspadai Kebangkitan Komunisme

Minggu, 14 Januari 2018 - 19:06 WIB
Indonesia Diminta Tetap Mewaspadai Kebangkitan Komunisme
Indonesia Diminta Tetap Mewaspadai Kebangkitan Komunisme
A A A
JAKARTA - Mantan anggota DPR Djoko Edhi Abdurrahman, menegaskan, bahwa kebangkitan PKI memang ada dan benar adanya serta sampai saat terasa dalam masyarakat.

"Saya ambil contoh seperti saat ini seperti yang sering dilakukan oleh teman-teman dari 'yayasan 65' di bawah pimpinan saudara Bejo," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (14/1/2018).

Wasekjen Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU itu mengetahui, bahwa Bejo dan aktivis organisasi pelajar underbow PKI di tahun 60-an saat ini atas nama hak asasi manusia (HAM) ingin agar negara dalam hal ini meminta maaf pada PKI.

Karena menurut mereka, kata Djoko, PKI dianggap sebagai korban politik konflik internal angkatan darat. "Hemat saya upaya yayasan 65 itu sah-sah saja dilakukan dalam rangka merehabilitasi nama PKI," ungkapnya.

"Tapi juga merupakan fakta politik bahwa PKI adalah pelaku yang terlibat ingin merebut kekuasaan dengan memanfaatkan kondisi pertentangan politik yang tajam di tahun 65 itu," tegasnya.

Di era generasi mineal ini, kata dia, banyak anak-anak muda yang lahir di era tahun 90 an tidak mengerti tentang sejarah pemberontakan PKI, sehingga muda terprovokasi atas nama HAM.

"Maka saya sangat setuju dengan Jenderal Gator Nurmantyo mantan Panglima TNI yang gencar menggelar nonton bareng film G30S/PKI, agar masyarakat mengerti dan tahu apa yang sebenarnya terjadi, PKI itu menyerang duluan bukan korban. Itu harus terus diantisipasi," terangnya.

Dia menyebut, Marx pernah bilang, saya mengirimkan komunisme ke Eropa sebagai hantu. Dalam konteks Indonesia sama saja, komunisme masuk untuk menebar teror di mana mana bagi masyarakat.

"Banyak kejadian, contoh di Jawa Timur, kiai-kiai NU dibunuh, aktivis Pemuda Ansor di Banyuwangi diracun dan dibantai," jelasnya.

Karenanya kata Djoko, kembali dalam konteks saat ini. Seperti kejadian terbaru di Banyuwangi di kasus Palu Arit, dirinya mengakui memang tidak tahu persis.

"Tapi itu jelas sebuah indikasi bahwa komunisme akan terus berusaha bangkit dan ingin kembali ke panggung politik Indonesia dengan berbagai macam cara. mengutip Marx, Komunis itu hantu dan kasus Palu Arit itu contohnya," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4811 seconds (0.1#10.140)