Ustaz Abdul Somad Dilarang Ceramah, Sodik: Serasa Era Orde Baru
A
A
A
JAKARTA - Batalnya sejumlah agenda ceramah Ustaz Abdul Somad di beberapa daerah belakangan ini dianggap seperti kembali ke zaman Orde Baru. Maka itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid ikut menyoroti sejumlah peristiwa yang dialami Ustaz Abdul Somad tersebut.
"Serasa era awal orde baru tahun 60 atau 70-an. Zaman ada Pangkopkamtib yang membatasi ceramah dan khutbah," ujar Sodik kepada SINDOnews, Sabtu (30/12/2017). Dikatakannya, pembatasan ceramah dan khutbah di era Orde Baru sangat represif dan kuat.
Dia juga melihat dalil pembatasan ceramah Ustaz Abdul Somad belakangan ini dengan zaman orde baru pun mirip dan klise, yakni merongrong ideologi negara Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. "Tentu ini adalah kemunduran yang luar biasa dalam dari sisi HAM, sisi kemerdekaan berpendapat," ujar legislator asal Jawa Barat itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak partai politik termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan umat Islam menjadi korban dari rezim represif orde baru kala itu. "Dan sekarang ketika PDIP berkuasa mereka melakukan apa yang dikerjakan lawannya dulu yang menekan PDI," katanya.
Sehingga, Politikus Partai Gerindra ini menambahkan bahwa Indonesia saat ini justru mundur ke belakang. "Bukan maju ke depan," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah peristiwa dialami Ustaz Abdul Somad belakangan ini. Awal Desember 2017, sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad di Bali.
Kemudian, Ustaz Abdul Somad juga ditolak Pemerintah Hong Kong. Pada Rabu 27 Desember 2017, Otoritas Hong Kong melakukan deportasi Ustaz Abdul Somad.
Lalu, acara ceramah Ustaz Abdul Somad di Masjid Nurul Fatah Kompleks PLN, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis 28 Desember 2107 pun batal, karena PLN pusat tidak memberikan izin.
"Serasa era awal orde baru tahun 60 atau 70-an. Zaman ada Pangkopkamtib yang membatasi ceramah dan khutbah," ujar Sodik kepada SINDOnews, Sabtu (30/12/2017). Dikatakannya, pembatasan ceramah dan khutbah di era Orde Baru sangat represif dan kuat.
Dia juga melihat dalil pembatasan ceramah Ustaz Abdul Somad belakangan ini dengan zaman orde baru pun mirip dan klise, yakni merongrong ideologi negara Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. "Tentu ini adalah kemunduran yang luar biasa dalam dari sisi HAM, sisi kemerdekaan berpendapat," ujar legislator asal Jawa Barat itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak partai politik termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan umat Islam menjadi korban dari rezim represif orde baru kala itu. "Dan sekarang ketika PDIP berkuasa mereka melakukan apa yang dikerjakan lawannya dulu yang menekan PDI," katanya.
Sehingga, Politikus Partai Gerindra ini menambahkan bahwa Indonesia saat ini justru mundur ke belakang. "Bukan maju ke depan," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah peristiwa dialami Ustaz Abdul Somad belakangan ini. Awal Desember 2017, sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad di Bali.
Kemudian, Ustaz Abdul Somad juga ditolak Pemerintah Hong Kong. Pada Rabu 27 Desember 2017, Otoritas Hong Kong melakukan deportasi Ustaz Abdul Somad.
Lalu, acara ceramah Ustaz Abdul Somad di Masjid Nurul Fatah Kompleks PLN, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis 28 Desember 2107 pun batal, karena PLN pusat tidak memberikan izin.
(pur)