Dua Penjara Superketat Segera Beroperasi di Nusakambangan
A
A
A
JAKARTA - Penjagaan di Nusakambangan yang dikenal sebagai Pulau Penjara di Cilacap, Jawa Tengah, bakal lebih ketat. Pemerintah dalam waktu dekat akan mengoperasikan dua lembaga pemasyarakatan (LP) yang superketat di pulau ini. Penjara khusus ini dibuat guna menjebloskan para narapidana yang digolongkan memiliki risiko tinggi atau pelaku kejahatan kelas berat. Mereka adalah para bandar narkoba aktif dan teroris yang memiliki tingkat ideologi radikalismenya tinggi.
Penjara ini juga digunakan untuk menghukum napi kasus umum yang tidak kooperatif atau merepotkan serta kerap mengganggu. Lokasinya dikonsentrasikan di dua tempat, LP Batu untuk bandar narkoba aktif dan LP Pasir Putih untuk teroris. Di dua LP ini nantinya napi tidak bisa lagi leluasa berinteraksi dengan napi lain maupun dunia luar lantaran dijaga sangat ketat.
Selain mengandalkan petugas khusus tiap sel, penjagaan juga didukung teknologi modern dan serta terpantau lewat CCTV. Ketatnya pengamanan di penjara ini melebihi penjara-penjara yang sudah berfasilitas super maximum security (SMS), seperti LP Gunung Sindur Bogor atau di LP Pasir Putih saat ini.
"Kita konsentrasi di dua tempat, LP Batu untuk bandar narkoba aktif dan LP Pasir Putih untuk teroris yang berideologi radikal tinggi," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan HAM Ma’mun di Jakarta, Rabu (27/12/2107).
Ada perbedaan mencolok antara LP biasa dengan LP dengan risiko tinggi tersebut. Untuk LP risiko tinggi, para petugasnya diseleksi oleh Lembaga Psikologi Angkatan Udara. Proses pembesukan napi di sini juga akan berbeda, pembesuk tidak dapat bertemu langsung. Selain itu, napi diberi bimbingan agama dari rohaniwan atau psikolog untuk konseling. Segala aktivitas mereka juga akan dipantau menggunakan CCTV melalui control room dan sinyal telepon akan dihilangkan.
"Selama dia tidak mengubah mindset mereka akan terus dikurung di sana. Kecuali dia mengubah mindset ya kita pertimbangkanlah," ujar Ma’mun. Selama ini, mereka itu dijadikan satu di dalam LP, sehingga timbul berbagai masalah atau gangguan keamanan didalamnya. Contohnya seperti peredaran dan pengendalian narkoba di dalam LP, kemudian juga penyebaran ajaran radikalisme di dalam LP.
Ma’mun menjelaskan, tidak semua bandar narkoba dapat dikategorikan berisiko tinggi. Bahkan, yang menerima hukuman mati juga belum tentu masuk kategori tersebut selama sikapnya kooperatif dan mau dibina. Dia menolak anggapan LP tersebut justru akan memanjakan para narapidana. Menurut dia, justru mereka tidak akan betah dikurung di dalam penjara yang terisolasi dari dunia luar. Semua yang dilakukan akan seorang diri.
"Tidak boleh berinteraksi, coba bagaimana dikurung saja di situ. Makan sendiri. Selama dia tidak berubah mindset-nya, ya sudah sampai bebas itu tidak dapat hak-hak remisi. Akan di sana terus. Itu kan orang-orang yang tidak mau baik. Bukannya eksklusif atau bagaimana, tidak (akan) betah dia," jaminnya.
Untuk pengamanan, Kemenkumham akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Untuk bandar narkoba aktif, pihaknya bekerja sama dengan Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Sedangkan untuk teroris, kementeriannya bekerja sama dengan Polri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). "Tidak akan memanjakan narapidana. Tujuan utama dari dibuatnya LP ini mencegah peredaran narkoba dan penyebaran ideologi radikal oleh teroris di dalam LP," ucapnya.
Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengatakan, nantinya penentuan serta penempatan narapidana high risk di LP tersebut akan melibatkan BNN dan BNPT. Pihaknya telah mempersiapkan kelengkapan untuk operasional LP ini. "Semuanya khusus, baik dari segi anggaran, organisasi, SDM, maupun sarana-prasarana. Sekitar 300 petugas LP Nusakambangan, LP Cilacap, dan Purwokerto telah diuji untuk ditempatkan di LP tersebut," ujarnya.
Di LP dengan narapidana high risk ini, kata Puguh, juga akan diterapkan pengamanan dan pembinaan yang berbeda. Pembinaannya bersifat individual approach. Kendati demikian, mereka tetap diberi kebebasan beribadah, konseling, olahraga, dan hak-hak yang telah ditentukan lain sesuai dengan peraturan perundangan.
Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hajar, berpendapat, jauh lebih penting membangun ketahanan moral aparat pengawas LP dibandingkan membuat LP highrisk security. Karena itu, harus ada seleksi khusus yang ketat terhadap petugas LP. Meski demikian, sebagai salah satu upaya mitigasi risiko untuk meminimalkan terjadinya penyelewengan dan lemahnya pengamanan, langkah Kemenkumham perlu diapresiasi.
"Karena merupakan upaya memperkuat sistem pemasyarakatan," sambung Abdul, "selain itu, yang juga penting dilakukan Menteri (Hukum dan HAM) adalah memberan tas kebiasaan-kebiasaan petugas LP yang memperlakukan kamar tahanan sebagai komoditas."
Abdul menilai, jangan harap para pelaku tindak kriminal dapat berkurang jika LP sendiri sudah ikut berperan memperbanyaknya. "Stigma penjara sebagai sekolah tinggi kejahatan belum terhapus sama sekali. Karena itu, harus ada seleksi khusus yang ketat terhadap para petugas LP," pintanya.
Bila perlu, petugas-petugas itu direkrut khusus dari militer untuk mendapatkan orang-orang pilihan. Di samping itu juga, harus ada ketegasan dan sanksi hukuman yang maksimal bagi para petugas pelanggarnya selagi proses pidananya diproses," katanya.
Upaya membuat penjara superketat ini sudah dilakukan beberapa negara lain. Penjara paling ketat di dunia adalah Administrative-Maximum Facility atau dikenal dengan ADX di Florence, Colorado, Amerika Serikat (AS). Di penjara ini banyak narapidana kasus terorisme ditahan seperti Ramzi Yousef, yang merencanakan pengeboman 1993 di World Trade Center; penyusun konspirasi serangan 11 September Zacarias Moussaoui; "Unabomber" Ted Kaczynski; dan Richard Reid, pengebom sepatu.
ADX merupakan penjara yang paling aman di AS. Mereka yang masuk ke penjara tersebut akan terputus koneksinya dari dunia nyata. Penjara tersebut dianggap sebagai "Alcatraz of the Rockies". Pengawalan penjara tersebut dilaksanakan petugas keamanan bersenjata berat. "Ketika kamu masuk ke ADX kamu akan melihat keindahan pegunungan Rocky saat dalam perjalanan ke penjara tersebut. Ketika kamu sudah masuk ke ADX, kamu tidak akan pernah melihat pegunungan Rocky lagi," ujar mantan sipir ADX, Robert Hood, dilansir CNN.
Dia menyebut penjara supermax merupakan kehidupan setelah kematian. "Itu jauh lebih buruk dibandingkan kematian," ujarnya. Sedikitnya enam tahanan pernah mencoba bunuh diri sejak ADX dibuka pada 1994. Umumnya para tahanan mencoba bunuh diri dengan mencoba menggantung diri dengan selimut. "Saya tidak ingin mati. Tapi, saya ingin mengisi kehidupan di penjara dengan suatu hal yang bermakna," kata Thomas Silverstein yang divonis penjara 30 tahun kepada Amnesty International.
Penjara lain yang memiliki keamanan maksimum adalah Vernon C Bain Center yang dikelola Departemen Pemasyarakatan New York City. Penjara itu berbentuk kapal dan mengapung di Hunts Points di dekat Sungai Bronx. Penjara itu dibangun pada 1992 dan menampung sekitar 800 tahanan.
Penjara dengan keamanan maksimum itu dikenal sebagai penjara paling mahal yang dibangun karena menghabiskan anggaran USD35 juta (Rp500 miliar). Penjara kapal itu memiliki lima lantai seluas dua lapangan sepak bola dan dilengkapi perpustakaan, ruang medis, dan ruang rekreasi. Selain dikawal petugas sipir, penjara tersebut juga mendapatkan bantuan pengamanan dari pasukan penjaga pantai yang berpatroli di sekitar lokasi penjara tersebut. Vernon C Bain Center menjadi kapal penjara terbesar di dunia.
Penjara ini juga digunakan untuk menghukum napi kasus umum yang tidak kooperatif atau merepotkan serta kerap mengganggu. Lokasinya dikonsentrasikan di dua tempat, LP Batu untuk bandar narkoba aktif dan LP Pasir Putih untuk teroris. Di dua LP ini nantinya napi tidak bisa lagi leluasa berinteraksi dengan napi lain maupun dunia luar lantaran dijaga sangat ketat.
Selain mengandalkan petugas khusus tiap sel, penjagaan juga didukung teknologi modern dan serta terpantau lewat CCTV. Ketatnya pengamanan di penjara ini melebihi penjara-penjara yang sudah berfasilitas super maximum security (SMS), seperti LP Gunung Sindur Bogor atau di LP Pasir Putih saat ini.
"Kita konsentrasi di dua tempat, LP Batu untuk bandar narkoba aktif dan LP Pasir Putih untuk teroris yang berideologi radikal tinggi," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan HAM Ma’mun di Jakarta, Rabu (27/12/2107).
Ada perbedaan mencolok antara LP biasa dengan LP dengan risiko tinggi tersebut. Untuk LP risiko tinggi, para petugasnya diseleksi oleh Lembaga Psikologi Angkatan Udara. Proses pembesukan napi di sini juga akan berbeda, pembesuk tidak dapat bertemu langsung. Selain itu, napi diberi bimbingan agama dari rohaniwan atau psikolog untuk konseling. Segala aktivitas mereka juga akan dipantau menggunakan CCTV melalui control room dan sinyal telepon akan dihilangkan.
"Selama dia tidak mengubah mindset mereka akan terus dikurung di sana. Kecuali dia mengubah mindset ya kita pertimbangkanlah," ujar Ma’mun. Selama ini, mereka itu dijadikan satu di dalam LP, sehingga timbul berbagai masalah atau gangguan keamanan didalamnya. Contohnya seperti peredaran dan pengendalian narkoba di dalam LP, kemudian juga penyebaran ajaran radikalisme di dalam LP.
Ma’mun menjelaskan, tidak semua bandar narkoba dapat dikategorikan berisiko tinggi. Bahkan, yang menerima hukuman mati juga belum tentu masuk kategori tersebut selama sikapnya kooperatif dan mau dibina. Dia menolak anggapan LP tersebut justru akan memanjakan para narapidana. Menurut dia, justru mereka tidak akan betah dikurung di dalam penjara yang terisolasi dari dunia luar. Semua yang dilakukan akan seorang diri.
"Tidak boleh berinteraksi, coba bagaimana dikurung saja di situ. Makan sendiri. Selama dia tidak berubah mindset-nya, ya sudah sampai bebas itu tidak dapat hak-hak remisi. Akan di sana terus. Itu kan orang-orang yang tidak mau baik. Bukannya eksklusif atau bagaimana, tidak (akan) betah dia," jaminnya.
Untuk pengamanan, Kemenkumham akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Untuk bandar narkoba aktif, pihaknya bekerja sama dengan Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Sedangkan untuk teroris, kementeriannya bekerja sama dengan Polri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). "Tidak akan memanjakan narapidana. Tujuan utama dari dibuatnya LP ini mencegah peredaran narkoba dan penyebaran ideologi radikal oleh teroris di dalam LP," ucapnya.
Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengatakan, nantinya penentuan serta penempatan narapidana high risk di LP tersebut akan melibatkan BNN dan BNPT. Pihaknya telah mempersiapkan kelengkapan untuk operasional LP ini. "Semuanya khusus, baik dari segi anggaran, organisasi, SDM, maupun sarana-prasarana. Sekitar 300 petugas LP Nusakambangan, LP Cilacap, dan Purwokerto telah diuji untuk ditempatkan di LP tersebut," ujarnya.
Di LP dengan narapidana high risk ini, kata Puguh, juga akan diterapkan pengamanan dan pembinaan yang berbeda. Pembinaannya bersifat individual approach. Kendati demikian, mereka tetap diberi kebebasan beribadah, konseling, olahraga, dan hak-hak yang telah ditentukan lain sesuai dengan peraturan perundangan.
Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hajar, berpendapat, jauh lebih penting membangun ketahanan moral aparat pengawas LP dibandingkan membuat LP highrisk security. Karena itu, harus ada seleksi khusus yang ketat terhadap petugas LP. Meski demikian, sebagai salah satu upaya mitigasi risiko untuk meminimalkan terjadinya penyelewengan dan lemahnya pengamanan, langkah Kemenkumham perlu diapresiasi.
"Karena merupakan upaya memperkuat sistem pemasyarakatan," sambung Abdul, "selain itu, yang juga penting dilakukan Menteri (Hukum dan HAM) adalah memberan tas kebiasaan-kebiasaan petugas LP yang memperlakukan kamar tahanan sebagai komoditas."
Abdul menilai, jangan harap para pelaku tindak kriminal dapat berkurang jika LP sendiri sudah ikut berperan memperbanyaknya. "Stigma penjara sebagai sekolah tinggi kejahatan belum terhapus sama sekali. Karena itu, harus ada seleksi khusus yang ketat terhadap para petugas LP," pintanya.
Bila perlu, petugas-petugas itu direkrut khusus dari militer untuk mendapatkan orang-orang pilihan. Di samping itu juga, harus ada ketegasan dan sanksi hukuman yang maksimal bagi para petugas pelanggarnya selagi proses pidananya diproses," katanya.
Upaya membuat penjara superketat ini sudah dilakukan beberapa negara lain. Penjara paling ketat di dunia adalah Administrative-Maximum Facility atau dikenal dengan ADX di Florence, Colorado, Amerika Serikat (AS). Di penjara ini banyak narapidana kasus terorisme ditahan seperti Ramzi Yousef, yang merencanakan pengeboman 1993 di World Trade Center; penyusun konspirasi serangan 11 September Zacarias Moussaoui; "Unabomber" Ted Kaczynski; dan Richard Reid, pengebom sepatu.
ADX merupakan penjara yang paling aman di AS. Mereka yang masuk ke penjara tersebut akan terputus koneksinya dari dunia nyata. Penjara tersebut dianggap sebagai "Alcatraz of the Rockies". Pengawalan penjara tersebut dilaksanakan petugas keamanan bersenjata berat. "Ketika kamu masuk ke ADX kamu akan melihat keindahan pegunungan Rocky saat dalam perjalanan ke penjara tersebut. Ketika kamu sudah masuk ke ADX, kamu tidak akan pernah melihat pegunungan Rocky lagi," ujar mantan sipir ADX, Robert Hood, dilansir CNN.
Dia menyebut penjara supermax merupakan kehidupan setelah kematian. "Itu jauh lebih buruk dibandingkan kematian," ujarnya. Sedikitnya enam tahanan pernah mencoba bunuh diri sejak ADX dibuka pada 1994. Umumnya para tahanan mencoba bunuh diri dengan mencoba menggantung diri dengan selimut. "Saya tidak ingin mati. Tapi, saya ingin mengisi kehidupan di penjara dengan suatu hal yang bermakna," kata Thomas Silverstein yang divonis penjara 30 tahun kepada Amnesty International.
Penjara lain yang memiliki keamanan maksimum adalah Vernon C Bain Center yang dikelola Departemen Pemasyarakatan New York City. Penjara itu berbentuk kapal dan mengapung di Hunts Points di dekat Sungai Bronx. Penjara itu dibangun pada 1992 dan menampung sekitar 800 tahanan.
Penjara dengan keamanan maksimum itu dikenal sebagai penjara paling mahal yang dibangun karena menghabiskan anggaran USD35 juta (Rp500 miliar). Penjara kapal itu memiliki lima lantai seluas dua lapangan sepak bola dan dilengkapi perpustakaan, ruang medis, dan ruang rekreasi. Selain dikawal petugas sipir, penjara tersebut juga mendapatkan bantuan pengamanan dari pasukan penjaga pantai yang berpatroli di sekitar lokasi penjara tersebut. Vernon C Bain Center menjadi kapal penjara terbesar di dunia.
(amm)