Golkar Instruksikan Dedi Bangun Koalisi Jabar, Khofifah-Emil Final di Jatim
A
A
A
JAKARTA - DPP Partai Golkar terus melakukan evaluasi terkait pencalonan di pilkada 2018 pasca terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Namun, khusus pencalonan Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim) sudah final.
Untuk Jabar, Golkar memginstruksikan kepada Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur (cagub)/wakil gubernur (cawagub) untuk mencari pasangan dan membangun koalisi. Sementara Jatim, DPP Golkar menegaskan bahwa pencalonan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak merupakan keputusan final.
"Tanggal 21 Desember rapat tim pilkada pusat yang sudah dikonsultasikan dengan Ketum menetapkan Dedi Mulyadi sebagai cagub dan atau cawagub pada pilgub Jawa Barat 2018. Tentang posisi Dedi Mulyadi ke depan ditugaskan kepada Dedi Mulyadi sebagai Ketua DPD I Jabar sekaligus calon, Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah I Nusron Wahid dan Agun Gunandjar untuk melakukan komunikasi politik dalam rangka memantapkan konfigurasi baru paslon Partai Golkar dan partai lain untuk berkoalisi, nanti siapa saja yang ditetapkan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar Idrus Marham di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (26/12).
Idrus mengungkapkan, selama ini Partai Golkar melakukan komunikasi yang sangat cair dan sangat intens, dan hampir semua partai diajak komunikasi di antaranya PDIP, Demokrat, Hanura dan PPP. Dan dalam jangka waktu tidak terlalu lama diharapkan hasil komunikasi akan menghasilkan konfigurasi koalisi baru dan pasangan calon baru yang akan diusung Golkar dan partai-partai lain. "Yang jelas Dedi Mulyadi yang akan dicalonkan," tegasnya.
Adapun keinginan Golkar terhadap Dedi, Idrus mengaku, dengan potensi yang ada termasuk fakta bahwa Golkar memiliki 17 kursi di DPRD Jabar, tentu Golkar menginginkan Dedi Mulyadi bisa menjadi nomor satu atau cagub terlebih, elektabilitas Dedi Mulyadi kian naik sejak adanya SK pencalonan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien pada bulan lalu. Tapi, tentu Golkar menyadari bahwa ada realitas politik lapangan yang sulit untuk ditebak.
"Untuk itu kita tugaskan kepada Nusron Wahid selaku Korbid PP Wilayah I, Agun dan Dedi sendiri untuk segera melakukan komunikasi politik dengan partai lain sekaligus memproyeksikan pasangannya. Bagi DPP Golkar inginnya Dedi nomor satu," tegasnya.
Sementara itu, terkait pilkada Jawa Timur, Idrus menuturkan, sejak awal Golkar sudah memutuskan Khofifah Indar Parawansa berpasangan dengan Emil Dardak untuk maju di Jawa Timur, dan itu suatu keputusan yang final dan tidak pernah Golkar membahas. Bahkan, dalam pertemuannya dengan Ketum kemarin, Airlangga kembali menegaskan bahwa sama sekali tidak ada perubahan terkait pencalonan di pilgub Jatim.
"Jangankan berubah, berpikir pun tidak terkait dengan paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak untuk pilkada Jatim pada tahun 2018, sudah final," tandasnya.
Untuk Jabar, Golkar memginstruksikan kepada Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur (cagub)/wakil gubernur (cawagub) untuk mencari pasangan dan membangun koalisi. Sementara Jatim, DPP Golkar menegaskan bahwa pencalonan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak merupakan keputusan final.
"Tanggal 21 Desember rapat tim pilkada pusat yang sudah dikonsultasikan dengan Ketum menetapkan Dedi Mulyadi sebagai cagub dan atau cawagub pada pilgub Jawa Barat 2018. Tentang posisi Dedi Mulyadi ke depan ditugaskan kepada Dedi Mulyadi sebagai Ketua DPD I Jabar sekaligus calon, Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah I Nusron Wahid dan Agun Gunandjar untuk melakukan komunikasi politik dalam rangka memantapkan konfigurasi baru paslon Partai Golkar dan partai lain untuk berkoalisi, nanti siapa saja yang ditetapkan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar Idrus Marham di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (26/12).
Idrus mengungkapkan, selama ini Partai Golkar melakukan komunikasi yang sangat cair dan sangat intens, dan hampir semua partai diajak komunikasi di antaranya PDIP, Demokrat, Hanura dan PPP. Dan dalam jangka waktu tidak terlalu lama diharapkan hasil komunikasi akan menghasilkan konfigurasi koalisi baru dan pasangan calon baru yang akan diusung Golkar dan partai-partai lain. "Yang jelas Dedi Mulyadi yang akan dicalonkan," tegasnya.
Adapun keinginan Golkar terhadap Dedi, Idrus mengaku, dengan potensi yang ada termasuk fakta bahwa Golkar memiliki 17 kursi di DPRD Jabar, tentu Golkar menginginkan Dedi Mulyadi bisa menjadi nomor satu atau cagub terlebih, elektabilitas Dedi Mulyadi kian naik sejak adanya SK pencalonan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien pada bulan lalu. Tapi, tentu Golkar menyadari bahwa ada realitas politik lapangan yang sulit untuk ditebak.
"Untuk itu kita tugaskan kepada Nusron Wahid selaku Korbid PP Wilayah I, Agun dan Dedi sendiri untuk segera melakukan komunikasi politik dengan partai lain sekaligus memproyeksikan pasangannya. Bagi DPP Golkar inginnya Dedi nomor satu," tegasnya.
Sementara itu, terkait pilkada Jawa Timur, Idrus menuturkan, sejak awal Golkar sudah memutuskan Khofifah Indar Parawansa berpasangan dengan Emil Dardak untuk maju di Jawa Timur, dan itu suatu keputusan yang final dan tidak pernah Golkar membahas. Bahkan, dalam pertemuannya dengan Ketum kemarin, Airlangga kembali menegaskan bahwa sama sekali tidak ada perubahan terkait pencalonan di pilgub Jatim.
"Jangankan berubah, berpikir pun tidak terkait dengan paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak untuk pilkada Jatim pada tahun 2018, sudah final," tandasnya.
(pur)