Pengamalan Pancasila Cara Terbaik Perkuat Kerukunan Bangsa

Kamis, 21 Desember 2017 - 17:34 WIB
Pengamalan Pancasila Cara Terbaik Perkuat Kerukunan Bangsa
Pengamalan Pancasila Cara Terbaik Perkuat Kerukunan Bangsa
A A A
JAKARTA - Masyarakat Indonesia harus dapat menjaga kerukunan dan kesetiakawanan antarsesama agar tidak mudah terprovokasi upaya pecah belah. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dinilai sebagai cara terbaik mewujudkan kerukunan dan kesetiakawanan tersebut.

Hal itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Yusny Saby, di Jakarta, Kamis (21/12/2017).

"Pancasila luar biasa. Mulai dari sila pertama hingga sila kelima sudah mencakupi semua suku, ras, agama, budaya yang ada dan hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Dia menjelaskan bangsa Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan ratusan suku bangsa, bahasa lokal dan budaya sudah terikat dalam satu sistem, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang di dalamnya berpegang kepada agama, yang juga berbeda-beda.

“Selama mereka itu tidak berbuat kejahatan, selama mereka itu masing masing warga negara menjaga keamanan, ketertiban, menghormati aturan hukum, saya kira semua mempunyai hak hidup sama. Tidak ada bedanya, sehingga harus dapat rukun dan menjaga kesetiakawanan,” ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Aceh ini.

Menurut dia, penguatan kesetiakawanan itu juga dapat membangun hubungan kerukunan intra religius, intra suku, intra lokal baik di kabupaten maupun di provinsi dan juga inter agama dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

“Coba lihat sebuah bangsa yang kocar-kacir, yang lemah dan berkonflik satu sama lain tentunya tidak ada harganya di mata dunia. Kalau tidak dihargai di mata dunia, kita akan menjadi permainan orang lain seperti tempat pasar senjata yang mereka jual atau pasar narkoba,” ujar mantan Rektor UIN Ar-Raniry ini.

Yusni mengungkapkan ketika bangsa itu lemah, berarti hukum dan pemerintahannya juga melemah. Kondisi tersebut dinilainya akan lebih mudah dimanfaatkan
pihak lain untuk mengeruk potensi Indonesia, baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial, dan politik.

Menurut dia, bangsa yang memiliki kerukunan dan kesetiakawanan kuat, termasuk konglomerasinya kuat tidak akan bergantung kepada negara lain.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9510 seconds (0.1#10.140)
pixels