Fahri Nilai Perlu Ruang Terbuka untuk Tampung Aspirasi di Medsos
A
A
A
JEDDAH - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan bahwa pada era digital, seharusnya millenials sebagai generasi yang memiliki tingkat literasi digital sangat tinggi dapat memanfaatkan media sosial (medsos) dengan cara positif.
Adapun Fahri merupakan salah satu politisi yang rajin mencurahkan pikiran dan keresahaanya di medsos.
"Perlu adanya ruang terbuka yang bisa menampung beragam kritik di media sosial, agar segala pemikiran dan pendapat tidak menguap," ujar Fahri dalam diskusi di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2017).
Dia menambahkan, efek dari medsos dan iklim demokrasi bisa menjadi peletup inisiatif manusia khususnya anak muda untuk saling bertukar pikiran dan bersama-sama membangun negara.
Fahri menyampaikan, pertemuannya langsung dengan para netizen, millennials, dan politisi muda dalam diskusi itu merupakan salah satu upayanya untuk membangun diskusi konstruktif untuk menjembatani perbedaan persepsi yang ada di antara dirinya dan para millennials.
Head to Head, dengan panelis dari kalangan muda yang terdiri dari para politisi, akademisi, hingga insan media massa merupakan satu tantangan baginya.
"Dari pada saling memaki, saling mem-bully, saling menyindir di sosial media, enggak jelas, enggak ketemu, kita bisa ketemu langsung dalam ruang diskusi. Saya akan menjawab semua pertanyaan dan berdiskusi langsung," ujar Fahri.
Pegiat Medsos Iman Sjafei mengatakan, forum diskusi #ASUMSILIVE perlu dibuat agar para anak muda mau membangun ruang dialog yang bisa sekaligus menjadi alat silaturahmi antar politikus Indonesia.
"Kami ingin mempertemukan para netizen muda, yang notabene selalu distigma sebagai generasi millenials yang hanya bisa komentar di social media doang, agar biasa membangun dialog serta bersilaturahmi," ujarnya dalam kesempatan sama.
Kata dia, pihak-pihak yang selama ini mengomentari kebijakan Fahri Hamzah perlu rasanya juga bertemu langsung dengan para netizen muda.
"Agar bisa mengklarifikasi hal apa saja yang selama ini menjadi uneg-uneg mereka terhadap Fahri Hamzah, baik di DPR maupun di PKS," kata Iman.
Diketahui, saat ini di zaman serba digital, masyarakat dengan mudah memprotes dan mengkritik berbagai fenomena maupun kebijakan pemerintah melalui media sosial. Saling serang di kolom komentar juga selalu terlihat ketika ada konflik baru yang
sedang terjadi.
Tidak hanya masyarakat, para politisi bahkan pimpinan DPR RI saat ini pun memiliki hobi bermain-main di media sosial, salah satunya Twitter.
Adapun Fahri merupakan salah satu politisi yang rajin mencurahkan pikiran dan keresahaanya di medsos.
"Perlu adanya ruang terbuka yang bisa menampung beragam kritik di media sosial, agar segala pemikiran dan pendapat tidak menguap," ujar Fahri dalam diskusi di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2017).
Dia menambahkan, efek dari medsos dan iklim demokrasi bisa menjadi peletup inisiatif manusia khususnya anak muda untuk saling bertukar pikiran dan bersama-sama membangun negara.
Fahri menyampaikan, pertemuannya langsung dengan para netizen, millennials, dan politisi muda dalam diskusi itu merupakan salah satu upayanya untuk membangun diskusi konstruktif untuk menjembatani perbedaan persepsi yang ada di antara dirinya dan para millennials.
Head to Head, dengan panelis dari kalangan muda yang terdiri dari para politisi, akademisi, hingga insan media massa merupakan satu tantangan baginya.
"Dari pada saling memaki, saling mem-bully, saling menyindir di sosial media, enggak jelas, enggak ketemu, kita bisa ketemu langsung dalam ruang diskusi. Saya akan menjawab semua pertanyaan dan berdiskusi langsung," ujar Fahri.
Pegiat Medsos Iman Sjafei mengatakan, forum diskusi #ASUMSILIVE perlu dibuat agar para anak muda mau membangun ruang dialog yang bisa sekaligus menjadi alat silaturahmi antar politikus Indonesia.
"Kami ingin mempertemukan para netizen muda, yang notabene selalu distigma sebagai generasi millenials yang hanya bisa komentar di social media doang, agar biasa membangun dialog serta bersilaturahmi," ujarnya dalam kesempatan sama.
Kata dia, pihak-pihak yang selama ini mengomentari kebijakan Fahri Hamzah perlu rasanya juga bertemu langsung dengan para netizen muda.
"Agar bisa mengklarifikasi hal apa saja yang selama ini menjadi uneg-uneg mereka terhadap Fahri Hamzah, baik di DPR maupun di PKS," kata Iman.
Diketahui, saat ini di zaman serba digital, masyarakat dengan mudah memprotes dan mengkritik berbagai fenomena maupun kebijakan pemerintah melalui media sosial. Saling serang di kolom komentar juga selalu terlihat ketika ada konflik baru yang
sedang terjadi.
Tidak hanya masyarakat, para politisi bahkan pimpinan DPR RI saat ini pun memiliki hobi bermain-main di media sosial, salah satunya Twitter.
(maf)