Idrus Marham Nilai Aklamasi dalam Munaslub Golkar Bukan Barang Haram
A
A
A
JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar Idrus, Marham menilai aklamasi bukan hal yang haram dalam musyawarah nasional luar biasa (munaslub).
Dia pun tidak mempersoalkan jika pemilihan ketua umum Partai Golkar yang baru dalam munaslub nanti secara aklamasi. "Aklamasi bukan haram. Itu bukan barang haram," ujar Idrus Marham di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Senin (12/12/2017). (Baca juga: Nusron Wahid Yakin Airlangga Bisa Terpilih Secara Aklamasi )
Dia pun memberikan contoh bunyi sila keempat Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Menurut Idrus, proses aklamasi sudah diatur dalam sila keempat Pancasila itu. "Aklamasi bukan hal yang tabu di Golkar. Jika kita lihat hakikat di Golkar itu justru kegotongroyongan, kebersamaan, aklamasi, musyawarah mufakat, itu bukan suatu yang tabuh di kita," tuturnya.
Namun, kata dia, aklamasi itu harus melalui proses demokrasi, tidak ada unsur paksaan. "Oleh karena itu saya bilang pertarungan politik harus mengedepankan perdebatan-perdebata yang konseptual dan berkualitas," ungkapnya.
Karena, lanjut dia, demokrasi itu sebuah proses mencari posisi yang berkualitas. "Tidak boleh ada intrik-intrik, tidak boleh ada tekanan-tekanan," ujarnya.
Dia pun tidak mempersoalkan jika pemilihan ketua umum Partai Golkar yang baru dalam munaslub nanti secara aklamasi. "Aklamasi bukan haram. Itu bukan barang haram," ujar Idrus Marham di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Senin (12/12/2017). (Baca juga: Nusron Wahid Yakin Airlangga Bisa Terpilih Secara Aklamasi )
Dia pun memberikan contoh bunyi sila keempat Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Menurut Idrus, proses aklamasi sudah diatur dalam sila keempat Pancasila itu. "Aklamasi bukan hal yang tabu di Golkar. Jika kita lihat hakikat di Golkar itu justru kegotongroyongan, kebersamaan, aklamasi, musyawarah mufakat, itu bukan suatu yang tabuh di kita," tuturnya.
Namun, kata dia, aklamasi itu harus melalui proses demokrasi, tidak ada unsur paksaan. "Oleh karena itu saya bilang pertarungan politik harus mengedepankan perdebatan-perdebata yang konseptual dan berkualitas," ungkapnya.
Karena, lanjut dia, demokrasi itu sebuah proses mencari posisi yang berkualitas. "Tidak boleh ada intrik-intrik, tidak boleh ada tekanan-tekanan," ujarnya.
(dam)