Wacana Munaslub Menguat, Golkar Diminta Pilih Sosok Tak Tercela
A
A
A
JAKARTA - Tiga organisasi sayap Partai Golkar berharap Setya Novanto (Setnov) mundur dari jabatan ketua partai berlambang pohon beringin itu. Ketiga organisasi itu, yakni Soksi, Kosgoro 1957 dan MKGR.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Soksi, Fatahillah Ramli mengatakan, Soksi, Kosgoro 1957 dan MKGR adalah trikarya Partai Golkar.
"Kami malu karena Partai Golkar telah dibuat tercoreng oleh kasus korupsi e-KTP yang menjerat Novanto," ungkapnya di Jakarta, 30 November 2017.
Dia mengatakan, Soksi, Kosgoro, dan MKGR tegas mendesak Partai Golkar menggelar musyawarah nasional luar biasa, terlepas keputusan praperadilan yang diajukan Setnov,
Fatahillah menegaskan, apabila DPP Partai Golkar "mbalelo", Trikarya akan menggalang dukungan kader partai dan menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham.
"Kami nilai Partai Golkar harus dipimpin kader yang bersih, memenuhi kriteria prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela," ujar Fatahillah.
Secara umum, sambungnya, munaslub telah dikehendaki pemilik suara dan publik secara umum demi mengembalikan muruah Partai Golkar dan memenangi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Ketua Kosgoro 1957 Lamhot Sinaga mengatakan, munaslub merupakan pelaksanaan keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar 21 November 2017 lalu yang menyatakan jika Ketua Umum Setya Novanto kalah dalam praperadilan maka harus mengundurkan diri.
"Opini publik atas kondisi Golkar yang tercoreng akibat kasus korupsi e-KTP yang menjerat Novanto menyebabkan citra dan elektabilitas Partai Golkar menurun sangat drastis," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan MKGR, Chairuddin Simatupang menilai, saat ini Golkar perlu mengambil langkah penyelamatan apa pun caranya.
Menurut dia, menyelamatkan Golkar sama dengan menyelamatkan Indonesia. "Golkar perlu melakukan rekonsolidasi ideologi yang sudah mulai ditinggalkan. Golkar sudah mulai melupakan bahwa kekuatan partai adalah konsolidasi ideologi. Dasar perjuangan Golkar harus dibangkitkan lagi," katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Soksi, Fatahillah Ramli mengatakan, Soksi, Kosgoro 1957 dan MKGR adalah trikarya Partai Golkar.
"Kami malu karena Partai Golkar telah dibuat tercoreng oleh kasus korupsi e-KTP yang menjerat Novanto," ungkapnya di Jakarta, 30 November 2017.
Dia mengatakan, Soksi, Kosgoro, dan MKGR tegas mendesak Partai Golkar menggelar musyawarah nasional luar biasa, terlepas keputusan praperadilan yang diajukan Setnov,
Fatahillah menegaskan, apabila DPP Partai Golkar "mbalelo", Trikarya akan menggalang dukungan kader partai dan menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham.
"Kami nilai Partai Golkar harus dipimpin kader yang bersih, memenuhi kriteria prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela," ujar Fatahillah.
Secara umum, sambungnya, munaslub telah dikehendaki pemilik suara dan publik secara umum demi mengembalikan muruah Partai Golkar dan memenangi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Ketua Kosgoro 1957 Lamhot Sinaga mengatakan, munaslub merupakan pelaksanaan keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar 21 November 2017 lalu yang menyatakan jika Ketua Umum Setya Novanto kalah dalam praperadilan maka harus mengundurkan diri.
"Opini publik atas kondisi Golkar yang tercoreng akibat kasus korupsi e-KTP yang menjerat Novanto menyebabkan citra dan elektabilitas Partai Golkar menurun sangat drastis," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan MKGR, Chairuddin Simatupang menilai, saat ini Golkar perlu mengambil langkah penyelamatan apa pun caranya.
Menurut dia, menyelamatkan Golkar sama dengan menyelamatkan Indonesia. "Golkar perlu melakukan rekonsolidasi ideologi yang sudah mulai ditinggalkan. Golkar sudah mulai melupakan bahwa kekuatan partai adalah konsolidasi ideologi. Dasar perjuangan Golkar harus dibangkitkan lagi," katanya.
(dam)