Timbulkan Bencana, Ini Penjelasan Mengenai Siklon Tropis Cempaka
A
A
A
JAKARTA - Tiga hari belakangan istilah Siklon Tropis Cempaka menjadi populer di masyarakat. Dampaknya pun berbagai macam hingga kepada cuaca ekstrem. Hujan deras, tanah longsor, dan banjir di berbagai daerah yang terjadi belakangan ini akibat Siklon Tropis Cempaka.
Kepala Bidang Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Djatmiko mengatakan, Siklon Tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata Siklon Tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon Tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
“Secara teknis, Siklon Tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam,” kata Hary saat dihubungi SINDOnews, Rabu 29 November 2017.
Kadangkala di pusat Siklon Tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10-100 km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah di mana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3-18 hari. Karena energinya didapat dari lautan hangat, maka Siklon Tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
“Siklon Tropis dikenal dengan berbagai istilah, yaitu badai tropis atau typhoon atau topan jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat. Siklon atau cyclone jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan hurricane jika terbentuk di Samudra Atlantik,” ujarnya.
Terkait istilah kecepatan angin maksimum, Hary menjelaskan, adalah angin permukaan rata-rata 10 menit tertinggi yang terjadi di dalam wilayah sirkulasi siklon. “Angin dengan kecepatan tertinggi ini biasanya terdapat di wilayah cincin di dekat pusat siklon, atau jika siklon ini memiliki mata, berada di dinding mata,” katanya.
Daerah pertumbuhan Siklon Tropis mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Utara bagian barat, Samudra Hindia bagian utara dan selatan, Australia dan Pasifik Selatan. Sekitar 2/3 kejadian Siklon Tropis terdapat di belahan bumi bagian utara.
Diketahui dampak Siklon Tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di sejumlah wilayah. di Tercatat cuaca ektrem menyebabkan banjir, longsor, dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Jawa dan Bali. Banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Beberapa daerah yang paling parah terdampak bencana, di antaranya Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo karena paling jaraknya dekat dengan Siklon Tropis Cempaka.
Kepala Bidang Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Djatmiko mengatakan, Siklon Tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata Siklon Tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon Tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
“Secara teknis, Siklon Tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam,” kata Hary saat dihubungi SINDOnews, Rabu 29 November 2017.
Kadangkala di pusat Siklon Tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10-100 km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah di mana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3-18 hari. Karena energinya didapat dari lautan hangat, maka Siklon Tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
“Siklon Tropis dikenal dengan berbagai istilah, yaitu badai tropis atau typhoon atau topan jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat. Siklon atau cyclone jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan hurricane jika terbentuk di Samudra Atlantik,” ujarnya.
Terkait istilah kecepatan angin maksimum, Hary menjelaskan, adalah angin permukaan rata-rata 10 menit tertinggi yang terjadi di dalam wilayah sirkulasi siklon. “Angin dengan kecepatan tertinggi ini biasanya terdapat di wilayah cincin di dekat pusat siklon, atau jika siklon ini memiliki mata, berada di dinding mata,” katanya.
Daerah pertumbuhan Siklon Tropis mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Utara bagian barat, Samudra Hindia bagian utara dan selatan, Australia dan Pasifik Selatan. Sekitar 2/3 kejadian Siklon Tropis terdapat di belahan bumi bagian utara.
Diketahui dampak Siklon Tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di sejumlah wilayah. di Tercatat cuaca ektrem menyebabkan banjir, longsor, dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Jawa dan Bali. Banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Beberapa daerah yang paling parah terdampak bencana, di antaranya Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo karena paling jaraknya dekat dengan Siklon Tropis Cempaka.
(poe)