Menag Kaget Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia Capai 84,85%
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku kaget dengan indeks kepuasan jamaah haji Indonesia (IKHJI) pada tahun ini yang mencapai 84,85%. Pasalnya, jumlah jamaah haji tahun ini mengalami penambahan yang luar biasa.
Dia menyebutkan, jumlah jamaah haji tahun ini meningkat sekitar 52.200 orang dari tahun lalu sebesar 168.800 orang menjadi 221.000 orang. Sementara, jumlah petugas hanya bertambah 250 orang dari 3.250 orang menjadi 3.500 orang.
"Tentu apa yang tadi telah disampaikan Kepala BPS telah banyak sekali memberikan masukan bagi kami dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan haji di tahun mendatang. Syukur kami yang berikutnya karena hasilnya mengalami peningkatan, meskipun sebenarnya kami sendiri sejak awal merasa tidak terlalu pede karena terus terang jumlah jamaah mengalami penambahan luar biasa dari 168.800 menjadi 221.000 itu artinya penambahannya 52.200 jamaah," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Menurutnya, tahun lalu setiap satu petugas menangani sekitar 51 hingga 52 orang jamaah. Tahun ini, satu orang petugas bisa melayani hingga 63 jamaah. Padahal, normalnya adalah 1:40.
"Karenanya kami merasa bersyukur hasil indeks kepuasan jamaah haji 2017 angkanya 84,85. Artinya sejak 2014, sejak pemerintahan Jokowi-JK ini mengalami tren yang terus menaik. Jadi kalau 2014 angkanya 81,52, 2015 jadi 82,67, dan 2016 83,83 dan alhamdulillah tahun ini meningkat jadi 84,85," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa indeks kepuasan jamaah haji Indonesia (IKHJI) pada tahun 2017 atau 1438 H mencapai 84,85%. Angka ini merupakan indeks tertinggi selama periode 2010-2017.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, nilai IKHJI ini termasuk dalam kriteria 'memuaskan'. IKJHI sebesar 84,85% berarti bahwa pemerintah melalui panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi dan semua unsur yang terlibat telah mampu mengakomodasi 84,85% harapan jamaah haji Indonesia, terhadap pelayanan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.
"Dengan kata lain, masih ada 15,15% dari harapan jamaah haji yang belum apat ipenuhi oleh pemerintah Indonesia," katanya.
Dia menyebutkan, jumlah jamaah haji tahun ini meningkat sekitar 52.200 orang dari tahun lalu sebesar 168.800 orang menjadi 221.000 orang. Sementara, jumlah petugas hanya bertambah 250 orang dari 3.250 orang menjadi 3.500 orang.
"Tentu apa yang tadi telah disampaikan Kepala BPS telah banyak sekali memberikan masukan bagi kami dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan haji di tahun mendatang. Syukur kami yang berikutnya karena hasilnya mengalami peningkatan, meskipun sebenarnya kami sendiri sejak awal merasa tidak terlalu pede karena terus terang jumlah jamaah mengalami penambahan luar biasa dari 168.800 menjadi 221.000 itu artinya penambahannya 52.200 jamaah," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Menurutnya, tahun lalu setiap satu petugas menangani sekitar 51 hingga 52 orang jamaah. Tahun ini, satu orang petugas bisa melayani hingga 63 jamaah. Padahal, normalnya adalah 1:40.
"Karenanya kami merasa bersyukur hasil indeks kepuasan jamaah haji 2017 angkanya 84,85. Artinya sejak 2014, sejak pemerintahan Jokowi-JK ini mengalami tren yang terus menaik. Jadi kalau 2014 angkanya 81,52, 2015 jadi 82,67, dan 2016 83,83 dan alhamdulillah tahun ini meningkat jadi 84,85," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa indeks kepuasan jamaah haji Indonesia (IKHJI) pada tahun 2017 atau 1438 H mencapai 84,85%. Angka ini merupakan indeks tertinggi selama periode 2010-2017.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, nilai IKHJI ini termasuk dalam kriteria 'memuaskan'. IKJHI sebesar 84,85% berarti bahwa pemerintah melalui panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi dan semua unsur yang terlibat telah mampu mengakomodasi 84,85% harapan jamaah haji Indonesia, terhadap pelayanan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi.
"Dengan kata lain, masih ada 15,15% dari harapan jamaah haji yang belum apat ipenuhi oleh pemerintah Indonesia," katanya.
(kri)