Politikus Senior: Golkar Terpuruk Bukan karena Akar Rumput, tapi Elite

Senin, 30 Oktober 2017 - 09:41 WIB
Politikus Senior: Golkar Terpuruk Bukan karena Akar Rumput, tapi Elite
Politikus Senior: Golkar Terpuruk Bukan karena Akar Rumput, tapi Elite
A A A
JAKARTA - Saat ini Partai Golkar dinilai sedang dirundung masalah. Kondisi tersebut dianggap tidak terlepas dari perilaku elite partai berlambang pohon beringin itu.

Kendati demikian, kader Golkar mengaku yakin partainya akan bangkit dari situasi tersebut. "Citra partai terpuruk karena ulah elite, bukan karena angkar rumput. Ini akibat ulah elite yang serakah,” kata politikus senior Partai Golkar, Gandung Pardiman.

Pernyataan Gandung ini diungkapkan saat memberikan sambutan usai dilantik sebagai Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama jajaran pengurus lainnya di Gandung Pardiman Center (GPC) Karangtengah, Imogiri, Bantul, Minggu 29 Oktober 2017. Pelantikan dilakukan Ketua Umum MKGR Roemkono.

Meski kondisi partai saat ini terpuruk, Gandung meyakini Golkar mampu bangkit kembali. Kuncinya adalah soliditas semua kader partai.

Menurut dia, di tingkatan bawah, Golkar masih diterima oleh masyarakat. “Saya sudah keliling di lima kabupaten/kota, di akar rumput Golkar masih diterima. MKGR harus bisa mempelopori kerukunan keluarga Golkar. Kita wajib bangun kejayaan Golkar,” ujar Gandung

Mantan anggota DPR ini menceritakan pascareformasi 1998. Saat itu Golkar benar-benar dalam kondisi yang sangat sulit. Hujataan dan kecaman silih berganti menerpa partai berlambang beringin ini.

Ada 313 organisasi yang setiap hari getol mendemo minta pembubaran Golkar. “Golkar nyaris menjadi partai terlarang,” kenangnya.

Kondisi ini diperparah dengan sejumlah elite partai seperti dari keluarga Cendana dan jenderal yang tidak kuat menghadapi berbagai tekanan memilih keluar dari Golkar. Mereka kemudian mendirikan partai baru.

“Tapi lantaran kita solid dan mengkristal, krisis berhasil dilewati. Bahkan saat Pemilu 1999 Golkar menjadi pemenang kedua,” ucapnya.

Krisis kembali menerpa Golkar pada 2001 saat Presiden Gus Dur mengeluarkan dekrit.

Dalam dekrit itu salah satunya berisi pembubaran Partai Golkar. Dari hitungan matematika politik, kata dia, seharusnya Golkar sudah tamat.

“Golkar didirikan oleh para kiai, berkat lindungan Allah Golkar bisa selamat,” katanya.

Meski terus dihajar dari berbagai sisi, dengan kerja keras dan soliditas kader, pada Pemilu 2004 Golkar tampil menjadi pemenang pemilu.

“Belajar dari pengalaman itu, mari kita amalkan dokrin Pancamoral MKGR. Pancamoral itu seperti cinta kasih dan sayang serta kejujuran. Sikap jujur penting,” tegas Gandung.

Dia juga menjelaskan selama dua periode menjadi ketua DPD Partai Golkar DIY tidak pernah memungut uang calon kepala daerah.

Gandung menceritakan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti pernah menyumbang ke partai namun belakangan uang itu dikembalikan lagi. “Tanyakan Pak Haryadi. Dahulu pernah menyumbang ke partai, uangnya saya kembalikan,” tegasnya.

Haryadi Suyuti yang juga hadir dalam acara itu saat naik ke podium langsung merespons pernyataan Gandung. Haryadi mengajak MKGR dan Golkar DIY membangun soliditas demi kejayaan partai. “Kita harus solid,” tegasnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9304 seconds (0.1#10.140)