Jokowi: Waspadai Metode Baru Pecah Belah NKRI
A
A
A
SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan bahwa masih ada upaya infiltrasi (penyusupan) untuk menggantikan ideologi Pancasila. Upaya memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) muncul dengan metode baru yang halus.
“Mereka muncul dengan metode-metode baru yang harus dan tidak terasa,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam puncak HUT Pemuda Pancasila ke 58 yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2017) malam.
Cara indoktrinasi yang dijalankan sangat halus, kekinian, akrab, dan menyentuh hati. Upaya itu terdeteksi masif melalui media sosial (medsos), berupa gambar-gambar, dan video yang diproduksi secara bagus dan rapi.
Namun tujuan akhir dari upaya itu adalah memecah belah, merobohkan NKRI, dan menggantikan Pancasila dengan ideologi, serta sistem kenegaraan lain. Sistem keterbukaan yang ada dapat memberikan dampak yang bagus atau sebaliknya tidak bagus.
Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara yang kecil. Indonesia adalah negara besar karena memiliki 17 ribu pulau, dan 714 suku. Namun, dirinya menyayangkan ada yang merasa tidak besar. Padahal Indonesia adalah bangsa yang besar.
Pada setiap kesempatan, Jokowi selalu mengingatkan bahwa keberagaman yang ada harus dikelola dengan baik. Dengan bermacam macam suku, agama dan lainnya, apabila disatukan maka akan menjadi potensi dan kekuatan besar. Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut bahwa lanscap politik dan ekonomi global sekarang mulai berubah. Saat ini tengah dalam masa transisi dengan kecepatan yang luar biasa.
Dengan perubahan itu, maka secara nasional dan daerah juga akan turut bergerak. Dirinya menegaskan bahwa perubahan itu harus tetap berada di jalur yang benar.
“Jangan sampai keluar dari trek yang tidak betul. Sebab yang kita hadapi adalah persaingan antar negara,” tandasnya.
Secara khusus, Presiden Jokowi berpesan agar Pemuda Pancasila harus turut mengantisipasi perubahan, dan relevan dengan perkembangan zaman. Pemuda Pancasila harus menjadi sumber pembaharuan dan inovasi. Serta bergotong royong dengan pemerintah untuk membangun generasi yang tangguh, inovatif, tahan banting, dan membawa Indonesia ke masa keemasan.
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno menegaskan, organisasi yang dipimpinnya senantiasa menjaga dan menghormati lambang-lambang negara. “Bagi kami, ideologi Pancasila sudah final,” tegas Japto.
“Mereka muncul dengan metode-metode baru yang harus dan tidak terasa,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam puncak HUT Pemuda Pancasila ke 58 yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2017) malam.
Cara indoktrinasi yang dijalankan sangat halus, kekinian, akrab, dan menyentuh hati. Upaya itu terdeteksi masif melalui media sosial (medsos), berupa gambar-gambar, dan video yang diproduksi secara bagus dan rapi.
Namun tujuan akhir dari upaya itu adalah memecah belah, merobohkan NKRI, dan menggantikan Pancasila dengan ideologi, serta sistem kenegaraan lain. Sistem keterbukaan yang ada dapat memberikan dampak yang bagus atau sebaliknya tidak bagus.
Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara yang kecil. Indonesia adalah negara besar karena memiliki 17 ribu pulau, dan 714 suku. Namun, dirinya menyayangkan ada yang merasa tidak besar. Padahal Indonesia adalah bangsa yang besar.
Pada setiap kesempatan, Jokowi selalu mengingatkan bahwa keberagaman yang ada harus dikelola dengan baik. Dengan bermacam macam suku, agama dan lainnya, apabila disatukan maka akan menjadi potensi dan kekuatan besar. Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut bahwa lanscap politik dan ekonomi global sekarang mulai berubah. Saat ini tengah dalam masa transisi dengan kecepatan yang luar biasa.
Dengan perubahan itu, maka secara nasional dan daerah juga akan turut bergerak. Dirinya menegaskan bahwa perubahan itu harus tetap berada di jalur yang benar.
“Jangan sampai keluar dari trek yang tidak betul. Sebab yang kita hadapi adalah persaingan antar negara,” tandasnya.
Secara khusus, Presiden Jokowi berpesan agar Pemuda Pancasila harus turut mengantisipasi perubahan, dan relevan dengan perkembangan zaman. Pemuda Pancasila harus menjadi sumber pembaharuan dan inovasi. Serta bergotong royong dengan pemerintah untuk membangun generasi yang tangguh, inovatif, tahan banting, dan membawa Indonesia ke masa keemasan.
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno menegaskan, organisasi yang dipimpinnya senantiasa menjaga dan menghormati lambang-lambang negara. “Bagi kami, ideologi Pancasila sudah final,” tegas Japto.
(kri)