Mendes Inginkan Pemuda Indonesia Jadi Pionir di Desa
A
A
A
KLATEN - Para pemuda yang tersebar diseluruh pelosok negeri diharapkan dapat menjadi pionir di setiap desa untuk ikut aktif dalam mengawasi dana desa yang mewakili masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo dalam pidatonya saat menjadi Inspektur upacara (Irup) peringatan hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017 di Alun-alun Kridomudo Desa Jomboran, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2017).
Dihadapan para pemuda yang ada di Klaten, Eko menyampaikan, bahwa pemerintah telah berkomitmen terhadap percepatan pembangunan desa yang salah satunya adalah dengan terus meningkatkan jumlah dana desa setiap tahun dengan total mencapai Rp127,74 triliun.
"Oleh karena itu, program dana desa yang telah menjadi satu-satunya program di dunia ini perlu untuk kita awasi bersama," katanya.
Lebih lanjut Eko menyampaikan, Kemendes PDTT yang bertugas mengawal pembangunan di 74.910 desa, juga bertugas untuk meningkatkan kualitas pembangunan di 122 daerah tertinggal, 41 kabupaten/kota perbatasan, 67 kabupaten pulau/kecil terluar dan 619 kawasan transmigrasi. Selain itu, masih ada kabupaten rawan bencana, rawan konflik dan rawan pangan yang juga perlu diintervensi.
"Memang bukan perkara mudah mengemban tugas tersebut. Oleh karena itu, pada momentum yang baik ini saya mengingatkan kembali perlunya menumbuhkan semangat untuk terus bekerja keras secara profesional. Buktikan bahwa kita mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Sudah saatnya kita membangun visi yang besar menatap dunia," katanya.
Perjuangan masih belum berakhir. Masih banyak saudara-saudara kita di desa-desa yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang hanya untuk mencari air bersih saja harus berjalan sangat jauh. Sementara, ada sebagian dari kita yang sudah sangat lebih dari cukup, tega mengambil hak-hak dari saudara kita yang masih berjuang keras untuk keluar dari kemiskinan.
"Indonesia adalah Negara yang kaya dan berpeluang besar untuk menyamai Negara besar lainnya. Hal tersebut tergantung pada kemauan bersama, untuk bersatu membawa Indonesia dalam kondisi lebih baik. Perlu ada keberanian untuk menyisihkan sekat-sekat dan batasan agar dapat bersatu demi cita-cita besar Indonesia. Pemuda Indonesia harus berani bersatu," tutupnya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo dalam pidatonya saat menjadi Inspektur upacara (Irup) peringatan hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017 di Alun-alun Kridomudo Desa Jomboran, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2017).
Dihadapan para pemuda yang ada di Klaten, Eko menyampaikan, bahwa pemerintah telah berkomitmen terhadap percepatan pembangunan desa yang salah satunya adalah dengan terus meningkatkan jumlah dana desa setiap tahun dengan total mencapai Rp127,74 triliun.
"Oleh karena itu, program dana desa yang telah menjadi satu-satunya program di dunia ini perlu untuk kita awasi bersama," katanya.
Lebih lanjut Eko menyampaikan, Kemendes PDTT yang bertugas mengawal pembangunan di 74.910 desa, juga bertugas untuk meningkatkan kualitas pembangunan di 122 daerah tertinggal, 41 kabupaten/kota perbatasan, 67 kabupaten pulau/kecil terluar dan 619 kawasan transmigrasi. Selain itu, masih ada kabupaten rawan bencana, rawan konflik dan rawan pangan yang juga perlu diintervensi.
"Memang bukan perkara mudah mengemban tugas tersebut. Oleh karena itu, pada momentum yang baik ini saya mengingatkan kembali perlunya menumbuhkan semangat untuk terus bekerja keras secara profesional. Buktikan bahwa kita mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Sudah saatnya kita membangun visi yang besar menatap dunia," katanya.
Perjuangan masih belum berakhir. Masih banyak saudara-saudara kita di desa-desa yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang hanya untuk mencari air bersih saja harus berjalan sangat jauh. Sementara, ada sebagian dari kita yang sudah sangat lebih dari cukup, tega mengambil hak-hak dari saudara kita yang masih berjuang keras untuk keluar dari kemiskinan.
"Indonesia adalah Negara yang kaya dan berpeluang besar untuk menyamai Negara besar lainnya. Hal tersebut tergantung pada kemauan bersama, untuk bersatu membawa Indonesia dalam kondisi lebih baik. Perlu ada keberanian untuk menyisihkan sekat-sekat dan batasan agar dapat bersatu demi cita-cita besar Indonesia. Pemuda Indonesia harus berani bersatu," tutupnya.
(mhd)