Mahasiswa Rusia Antusias Pelajari Toleransi di Indonesia
A
A
A
SAINT PETERSBURG - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menggelar dialog dengan sejumlah mahasiswa Rusia yang mempelajari sejarah dan budaya Indonesia di Pusat Nusantara Universitas Negeri Saint Petersburg, yang dipimpin Prof Alexander Ogloblin. Acara ini digelar di sela-sela kegiatan sidang Inter Parliamentary Union (IPU) ke-137 di Saint Petersburg, Rusia.
Ada belasan mahasiswa S1 yang belajar bahasa dan budaya Indonesia. Dalam dialog tersebut, Fadli Zon mendapat sejumlah pertanyaan menarik dari para mahasiswa seputar hubungan antarumat beragama di Indonesia.
Secara ringkas dalam bahasa Indonesia, Fadli Zon memaparkan bahwa keberagaman, kebinekaan, baik suku, agama, maupun budaya, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Dengan tingkat keragaman yang tinggi, potensi adanya gesekan sosial tentu ada. ”Namun demikian, secara umum dapat dikatakan masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara rukun dan saling menghormati,” katanya.
Dialog yang berjalan hangat tersebut berlangsung di sebuah ruangan sederhana di lantai 3 Universitas Negeri Saint Petersburg. Pusat Nusantara sudah berdiri sejak 1955. Sejak itu, Pusat Nusantara yang dipimpin Prof Alexander Ogloblin telah banyak menghasilkan lulusan yang bekerja di berbagai bidang, termasuk sejumlah diplomat Rusia.
Selama dialog, DPR Fadli Zon melihat para mahasiswa memiliki semangat luar biasa untuk mempelajari bahasa dan sejarah Indonesia. ”Ini potensi yang harus dijaga dan dikembangkan dalam hubungan Indonesia-Rusia,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon yang didampingi Wakil Dubes RI di Rusia, Lasro Simbolon akan mendorong upaya dukungan pengembangan terhadap Pusat Nusantara di Universitas Saint Petersburg dengan berbagai pihak di Indonesia. Hal ini penting sebagai bagian dari penguatan hubungan diplomasi budaya dan pendidikan. Fadli juga memberikan sejumlah buku yang ditulisnya. ”Ada mahasiswi yang sedang menulis skripsi tentang obat-obatan tradisional Indonesia minta dikirimi buku tentang itu,” tuturnya.
Ada belasan mahasiswa S1 yang belajar bahasa dan budaya Indonesia. Dalam dialog tersebut, Fadli Zon mendapat sejumlah pertanyaan menarik dari para mahasiswa seputar hubungan antarumat beragama di Indonesia.
Secara ringkas dalam bahasa Indonesia, Fadli Zon memaparkan bahwa keberagaman, kebinekaan, baik suku, agama, maupun budaya, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Dengan tingkat keragaman yang tinggi, potensi adanya gesekan sosial tentu ada. ”Namun demikian, secara umum dapat dikatakan masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara rukun dan saling menghormati,” katanya.
Dialog yang berjalan hangat tersebut berlangsung di sebuah ruangan sederhana di lantai 3 Universitas Negeri Saint Petersburg. Pusat Nusantara sudah berdiri sejak 1955. Sejak itu, Pusat Nusantara yang dipimpin Prof Alexander Ogloblin telah banyak menghasilkan lulusan yang bekerja di berbagai bidang, termasuk sejumlah diplomat Rusia.
Selama dialog, DPR Fadli Zon melihat para mahasiswa memiliki semangat luar biasa untuk mempelajari bahasa dan sejarah Indonesia. ”Ini potensi yang harus dijaga dan dikembangkan dalam hubungan Indonesia-Rusia,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon yang didampingi Wakil Dubes RI di Rusia, Lasro Simbolon akan mendorong upaya dukungan pengembangan terhadap Pusat Nusantara di Universitas Saint Petersburg dengan berbagai pihak di Indonesia. Hal ini penting sebagai bagian dari penguatan hubungan diplomasi budaya dan pendidikan. Fadli juga memberikan sejumlah buku yang ditulisnya. ”Ada mahasiswi yang sedang menulis skripsi tentang obat-obatan tradisional Indonesia minta dikirimi buku tentang itu,” tuturnya.
(poe)