BNN Diingatkan Lebih Hati-hati Kirim Senjata
A
A
A
JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat diingatkan untuk lebih hati-hati dalam mengirim senjata dan amunisi ke BNN daerah.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menanggapi adanya pengiriman senjata api dan amunisi dari BNN Pusat ke BNN Provinsi Bengkulu melalui travel atau kargo umum.
"Ya memang ke depan harus hati-hati," ujar Nasir Djamil kepada SINDOnews, Kamis (5/10/2017). (Baca juga: Senpi dan 21 Pistol Milik BNN Terkam X-Ray Bandara Bengkulu )
Dia mempertanyakan mengapa paket senjata itu tidak terbang dalam satu pesawat bersama petugas BNN yang membawa kelengkapan dokumen.
"Ini kan bukan mainan, ini bukan senjata mainan anak-anak, ini bukan senjata plastik, ini senjata benaran," tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Ke depan, kejadian di Bandara Fatmawati, Bengkulu itu diharapkan Nasir tidak terulang kembali.
"Karena itu, dokumennya, penerbangannya kan harus fix betul, harus ketat betul, jangan sampai kemudian barang itu duluan terbang dibandingkan dengan petugasnya," ungkapnya.
Diketahui, lima pucuk senjata api laras panjang buatan rusia jenis Saiga-12CEXP-01, kaliber 18,3 MM ditemukan Petugas Bandara Fatmawati-Soekarno Bengkulu.
Tak hanya itu, petugas juga menemukan 21 pistol softgun jenis CZ P-07, kaliber 22 MM. Kemudian, 42 buah sarung pistol 21 buah rompi antipeluru.
Penemuan tersebut setelah adanya hasil scan dari mesin pemeriksaan x-ray oleh petugas Bandara Fatmawati-Soekarno Bengkulu, terhadap 10 dari 2 koli barang yang dikirim via salah satu maskapai pada Rabu 4 Oktober 2017.
Data terhimpun, 10 koli barang yang dipaket tersebut masuk ke terminal cargo Bandara Fatmawati dengan menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan.
Paket tersebut dikirim oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Penemuan tersebut berdasarkan hasil scan mesin pemeriksaan x-ray Bandara Fatmawati. Saat ini, barang tersebut sudah diamankan aparat Korem 041 Garuda Emas (Gamas) Bengkulu
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menanggapi adanya pengiriman senjata api dan amunisi dari BNN Pusat ke BNN Provinsi Bengkulu melalui travel atau kargo umum.
"Ya memang ke depan harus hati-hati," ujar Nasir Djamil kepada SINDOnews, Kamis (5/10/2017). (Baca juga: Senpi dan 21 Pistol Milik BNN Terkam X-Ray Bandara Bengkulu )
Dia mempertanyakan mengapa paket senjata itu tidak terbang dalam satu pesawat bersama petugas BNN yang membawa kelengkapan dokumen.
"Ini kan bukan mainan, ini bukan senjata mainan anak-anak, ini bukan senjata plastik, ini senjata benaran," tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Ke depan, kejadian di Bandara Fatmawati, Bengkulu itu diharapkan Nasir tidak terulang kembali.
"Karena itu, dokumennya, penerbangannya kan harus fix betul, harus ketat betul, jangan sampai kemudian barang itu duluan terbang dibandingkan dengan petugasnya," ungkapnya.
Diketahui, lima pucuk senjata api laras panjang buatan rusia jenis Saiga-12CEXP-01, kaliber 18,3 MM ditemukan Petugas Bandara Fatmawati-Soekarno Bengkulu.
Tak hanya itu, petugas juga menemukan 21 pistol softgun jenis CZ P-07, kaliber 22 MM. Kemudian, 42 buah sarung pistol 21 buah rompi antipeluru.
Penemuan tersebut setelah adanya hasil scan dari mesin pemeriksaan x-ray oleh petugas Bandara Fatmawati-Soekarno Bengkulu, terhadap 10 dari 2 koli barang yang dikirim via salah satu maskapai pada Rabu 4 Oktober 2017.
Data terhimpun, 10 koli barang yang dipaket tersebut masuk ke terminal cargo Bandara Fatmawati dengan menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan.
Paket tersebut dikirim oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Penemuan tersebut berdasarkan hasil scan mesin pemeriksaan x-ray Bandara Fatmawati. Saat ini, barang tersebut sudah diamankan aparat Korem 041 Garuda Emas (Gamas) Bengkulu
(dam)