Hari Kontrasepsi Sedunia Jadi Momen Tingkatkan Program KB

Senin, 25 September 2017 - 22:49 WIB
Hari Kontrasepsi Sedunia Jadi Momen Tingkatkan Program KB
Hari Kontrasepsi Sedunia Jadi Momen Tingkatkan Program KB
A A A
MATARAM - Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati setiap 26 September di seluruh dunia tidak boleh hanya sekadar perayaan seremonial saja. Hari Kontrasepsi Sedunia harus dijadikan sebagai momentum untuk terus menggalakkan kembali program Keluarga Berencana yang sejak reformasi terabaikan.

Demikian ditegaskan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty seusai membuka workshop ”Standarisasi Peningkatan Kompetensi dan Pendidikan Pelayanan KB” di Hotel Aruna Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (25/9/2017). “Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sertifikasi kompetensi tenaga kesehatan pelayanan KB di lapangan,” kata Surya.

Workshop yang digelar BKKBN tersebut juga sebagai penghargaan kepada tenaga kesehatan pelayanan KB dalam merayakan Hari Kontrasepsi Sedunia.
Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, provider, dan mitra kerja BKKBN untuk percepatan pencapaian Program KKBPK serta pentingnya kontrasepsi dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera selaras Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Dengan peningkatan kompetensi dan pendidikan, diharapkan komitmen pelaksanaan pelayanan KB yang berkualitas serta diakui secara aspek legal bagi tenaga kesehatan Pelayanan KB dapat tercapai," ujarnya.

Menurut Surya, dalam mewujudkan pembangunan manusia agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya, BKKBN tidak dapat melakukannya sendiri. Perlu ada pengembangan kemitraan dan sinergitas dengan berbagai pihak.

Hari Kontrasepsi Sedunia Jadi Momen Tingkatkan Program KB


Jalan di Tempat
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012 menunjukkan program KB masih berjalan di tempat. Dilihat dari angka kelahiran total yang mengalami kenaikan dibandingkan hasil survei tahun sebelumnya, menjadi 2.4; persentase pemakaian kontrasepsi modern mengalami penurunan menjadi 57.6%; serta persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 17.5%. Untuk itu BKKBN membutuhkan komitmen dan partisipasi aktif dari para pemangku kebijakan, pemerintah daerah dan organisasi profesi.

Tersedianya tenaga provider yang kompeten sesuai dalam pelayanan KB di setiap fasilitas kesehatan akan sangat mendukung tercapainya pelayanan KB yang berkualitas, namun secara nasional jumlah tenaga medis yang telah mendapatkan pelatihan teknis masih sangat sedikit.

Workshop ini diharapkan dapat dijadikan forum untuk berbagi pendapat dan ilmu pengetahuan guna peningkatan wawasan dan standar pelayanan serta kompetensi para peserta workshop untuk dapat mengoptimalkan penyelenggaraan Program KKBPK di seluruh Indonesia.

Pada hari yang sama, Kepala BKKBN meresmikan pencanangan Kampung KB di Desa Kuranji Dalem, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat yang ditandai dengan penanaman pohon cemara dan pelepasan penyu ke laut. Selain itu diresmikan Bidan Praktek Mandiri sebagai Tempat Magang (BPM-TM) pascaPelathan Medis Teknis Pelayana Kab di Desa Sepi, Keruak, Lombok Timur. [Tim SINDOnews]
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6095 seconds (0.1#10.140)