Jamaah Haji Asal Banyumas Ditolong 4 Orang Misterius di Kakbah

Jum'at, 22 September 2017 - 11:00 WIB
Jamaah Haji Asal Banyumas...
Jamaah Haji Asal Banyumas Ditolong 4 Orang Misterius di Kakbah
A A A
MADINAH - Pertolongan Allah SWT bisa datang dari mana saja. Asal kita percaya, maka pertolongannya selalu datang di waktu yang dibutuhkan. Hal ini yang dirasakan Bambang Suryanto (63), jamaah haji asal Patikraja, Purwokerto, Banyumas, Jateng.

Dia pun sangat bersyukur telah menuntaskan prosesi haji dengan beragam kemudahaan yang diberikan Sang Maha Penolong. Bagaimana tidak, secara misterius ada empat orang asing yang membantu mendorong kursi roda ibu mertuanya.

Tahun ini Bambang berangkat naik haji bersama ibu mertua, Siswati (73) dan adik iparnya, Eni Dwi Setyati (54). Ibu mertuanya sakit sehingga hanya bisa duduk di kursi roda.

“Ibu mertua sakit stroke, tapi alhamdulillah tidak apa-apa selama prosesi haji,” ujar Bambang di tengah proses pelepasan jamaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 48 Embarkasi Solo (SOC 48) di Paviliun 3 Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz Madinah, Kamis, 21 September 2017.

Puncak haji yang meliputi wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, hingga melempar jumrah dilalui Bambang dan keluarga dengan lancar. “Untuk melempar jumrah ibu mertua saya badalkan. Karena jaraknya jauh dari maktab ke Jumarat, kami ada di Mina Jadid. Perjalanan pergi pulang bisa empat jam,” sebut Bambang.

Cerita menariknya adalah pada saat tawaf wada’ atau perpisahan dengan mengelilingi Kakbah tujuh kali di Masjidil Haram yang dilakukan setelah prosesi haji, Bambang merasakan kesan mendalam. Karena kondisi Kakbah yang ramai dipadati jamaah, dia dan keluarga mengelilingi Kakbah di lantai tiga.

Lantai tiga merupakan lantai teratas dari kompleks Masjidil Haram. Imbasnya waktu mengelilingi Kakbah lebih lama dibanding lantai 1 atau 2 lantaran jaraknya semakin menjauh dari Kakbah. Bambang pun bertekad menyelesaikan tawaf sambil mendorong mertua bergantian dengan adik iparnya.

“Baru tiga kali putaran, saya istirahat. Saya tidak kuat. Tiba-tiba ada pemuda yang membantu mendorong. Alhamdulillah, mungkin ini pertolongan dari Allah,” kata pensiunan guru SMP itu.

Sementara saat tawaf quddum, Bambang mendapat pertolongan dari laki-laki Arab saat bergeser ke tempat sai (ritual berjalan kaki serta berlari kecil antara Bukit Safa dan Marwah). “Terakhir saya dibantu perempuan muda Arab mendorong kursi roda ibu saat sai,” ucap Bambang yang tak henti bersyukur dengan pengalaman tersebut.

Dikatakannya, saat diberi uang mereka menolak. “Mereka hanya minta didoakan hajinya mabrur dan ibadahnya diterima Allah SWT,” ujarnya. (Baca: Saudi Diharapkan Sediakan Transportasi Bagi Jamaah di Mina Jadid)

Pelayanan Haji Lebih Baik

Penyelenggaraan haji 2017 merupakan pengalaman kedua bagi Bambang dalam berhaji. Sebelumnya, yakni pada 2011 dia seharusnya berangkat bersama istri. Namun isterinya meninggal karena sakit. “Ini saya membadalkan haji istri,” tutur Bambang dengan mata menerawang.

Tak ada lagi yang diburu Bambang saat ini. Dia mengaku ingin menikmati hidup. Anak-anaknya sudah besar dan tinggal di berbagai daerah. Paling kecil sekolah di SMA dan tinggal bersamanya.

Sebelum meninggalkan Paviliun 3 menuju gate keberangkatan, Bambang sangat mengapresiasi pelayanan selama haji. “Tolong sampaikan ke petugas haji, terima kasih banyak. Semoga dapat balasan dari Allah SWT. Mohon doa juga, semoga saya dan keluarga selalu dalam lindungan-Nya,” pintanya.

Perbaikan layanan yang dimaksud, di antaranya katering yang layak dan tepat waktu. Serta adanya Bus Shawalat yang memudahkan jamaah haji ke Masjidil Haram.

Di samping itu, keberadaan petugas di banyak titik membuat jamaah merasa beribadah bukan di Tanah Suci. Melainkan seperti berada di kampung halamannya.
“Mungkin saran saya cuma satu, saat tanggal 10 Dzulhijah banyak petugas yang disebar di Jumarat. Karena saya jarang menemukan petugas, padahal banyak jamaah yang kelelahan,” sarannya.

Bambang sendiri saat bergeser dari Paviliun 3 Bandara Madinah terlihat kerepotan. Dua tangannya agak kerepotan menyeret tiga tas tenteng berbentuk koper, sehingga harus dibantu petugas haji. Sementara adik iparnya mendorong kursi roda ibu mertua.

“Pesan saya, kalau mau ditolong dan dimudahkan, sebaiknya kita juga ringan tangan menolong orang. Terima ya mas, semoga ibadahnya diterima Allah SWT, amin,” katanya mendoakan kami sebagai petugas.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0661 seconds (0.1#10.140)