Dubes RI Usul BUMN Terlibat Bangun Toilet Bertingkat di Mina
A
A
A
MEKKAH - Penambahan kuota jamaah haji sedikit banyak menimbulkan masalah saat jamaah mabit (menginap) di Mina. Salah satu contohnya adalah terlalu padatnya jamaah saat berada di dalam tenda Mina.
Seperti diketahui, tahun ini kuota jamaah haji Indonesia kembali dipulihkan setelah tiga tahun terakhir dipangkas menjadi 168.000-an orang. Selain dipulihkan, Indonesia juga mendapat tambahan 10.000 jamaah.
Sayangnya hal tersebut tidak diikuti dengan penambahan maktab signifikan. Khususnya saat berada di Mina. Penambahkan maktab sulit dilakukan karena luas wilayah Mina tidak bisa diperluas.
"Penyelenggaraan haji tahun ini sangat sukses, meski jumlahnya jauh lebih banyak. Ada tambahan 52.000 bagi Indonesia sehingga total 221.000 jamaah. Awalnya agak pesimistis dengan begitu drastisnya peningkatan kuota ini," ungkap Duta Besar RI berkuasa penuh untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel seusai melepas keberangkatan jamaah Kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 01) di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Rabu (6/9/2017).
Dia mengakui masih ada sejumlah catatan perbaikan, antara lain di Mina terkait tenda dan antrean panjang toilet. Terkait hal ini, pihaknya akan melakukan diplomasi haji dengan ad-Diwan al-Malaky atau Royal Code. "Kami akan minta perbaikan-perbaikan ke depannya," katanya.
Ditanya alternatif solusi yang ditawarkan, Agus dengan tegas perlunya membuat bangunan bertingkat di Mina. "Atau kita minta ke Saudi bahwa Indonesia akan terlibat dengan WIKA atau Waskita-nya untuk bangun toilet di situ (Mina). Ini terobosan yang harus kita lakukan."
Lebih lanjut dia mengatakan, KBRI sudah mendapat titik terang di Mina Jadid. Bangunan toilet di sana akan ditingkat dua atau tiga sehingga kenyamanan jamaah haji akan terasa. "Kami sering mendapat keluhan bahwa 'musibah' terbesar jamaah haji itu ketika antre di toilet,” ucap Agus Maftuh.
Kondisi di Mina saat ini juga yang membuat Agus Maftuh memilih bersikap rasional soal kemungkinan adanya penambahan kuota. Meski demikian, pihaknya akan terus mengupayakan.
Seperti diketahui, tahun ini kuota jamaah haji Indonesia kembali dipulihkan setelah tiga tahun terakhir dipangkas menjadi 168.000-an orang. Selain dipulihkan, Indonesia juga mendapat tambahan 10.000 jamaah.
Sayangnya hal tersebut tidak diikuti dengan penambahan maktab signifikan. Khususnya saat berada di Mina. Penambahkan maktab sulit dilakukan karena luas wilayah Mina tidak bisa diperluas.
"Penyelenggaraan haji tahun ini sangat sukses, meski jumlahnya jauh lebih banyak. Ada tambahan 52.000 bagi Indonesia sehingga total 221.000 jamaah. Awalnya agak pesimistis dengan begitu drastisnya peningkatan kuota ini," ungkap Duta Besar RI berkuasa penuh untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel seusai melepas keberangkatan jamaah Kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 01) di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Rabu (6/9/2017).
Dia mengakui masih ada sejumlah catatan perbaikan, antara lain di Mina terkait tenda dan antrean panjang toilet. Terkait hal ini, pihaknya akan melakukan diplomasi haji dengan ad-Diwan al-Malaky atau Royal Code. "Kami akan minta perbaikan-perbaikan ke depannya," katanya.
Ditanya alternatif solusi yang ditawarkan, Agus dengan tegas perlunya membuat bangunan bertingkat di Mina. "Atau kita minta ke Saudi bahwa Indonesia akan terlibat dengan WIKA atau Waskita-nya untuk bangun toilet di situ (Mina). Ini terobosan yang harus kita lakukan."
Lebih lanjut dia mengatakan, KBRI sudah mendapat titik terang di Mina Jadid. Bangunan toilet di sana akan ditingkat dua atau tiga sehingga kenyamanan jamaah haji akan terasa. "Kami sering mendapat keluhan bahwa 'musibah' terbesar jamaah haji itu ketika antre di toilet,” ucap Agus Maftuh.
Kondisi di Mina saat ini juga yang membuat Agus Maftuh memilih bersikap rasional soal kemungkinan adanya penambahan kuota. Meski demikian, pihaknya akan terus mengupayakan.
(zik)