Jemput Jamaah Petugas Yanpul Kerja Hampir 24 Jam
A
A
A
MADINAH - Kerja dari pagi sampai dini hari sudah menjadi santapan personel Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan (Yanpul) Daker Madinah belakangan ini. Banyaknya data dan sidik jari jamaah haji Indonesia yang belum terekam di bagian Imigrasi Bandara Amir Mohammad Bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah memaksa mereka bekerja lebih keras lagi dalam melayani jamaah.
"Tiap malam kami membawa tiga sampai lima orang ke bandara dan baru pulang pukul 03.00-04.00 ke Kantor Daker Madinah," ujar Kepala Seksi Yanpul Daker Madinah, M Syarif saat ditemui di Kantor Daker Madinah, Selasa (15/8/2017).
Padahal, pagi harinya mereka juga harus menyiapkan pemberangkatan jamaah yang didorong menuju Mekkah. Dirinya tidak mengetahui pasti mengapa masalah ini bisa timbul. Mengingat proses keimigrasian merupakan wewenang Pemerintah Arab Saudi. Pada beberapa kasus ada jamaah yang saat mendarat dalam kondisi sakit, sehingga harus dilarikan dari bandara ke rumah sakit tanpa melalui imigrasi.
"Saya juga kurang paham kenapa tidak terekam," kata dia.
Melacak jamaah yang belum lengkap datanya seperti yang diinformasikan Muassasah sangat membutuhkan waktu. Petugas harus mencari ketua kloternya terlebih dulu, ketua regu, dan menyusul ketua rombongannya.
Bila proses itu tuntas baru akan didapat lokasi kamar jamaah tersebut menginap. Tapi masalah belum terhenti di sini, kadang jamaahnya sulit ditemui di hotel karena mengejar arbain atau kegiatan lain.
Karena itu, petugas bisa menunggu hingga satu jam untuk menjemput satu jamaah saja. Tak heran proses menemukan jamaah hingga diantar ke Imigrasi Bandara memakan waktu lebih dari lima jam.
“Mengantar jamaah ke Imigrasi pun hanya bisa dilakukan ketika malam hari setelah salat isya. Karena jamaah tidak mau ibadah arbainnya terganggu,” paparnya.
"Tiap malam kami membawa tiga sampai lima orang ke bandara dan baru pulang pukul 03.00-04.00 ke Kantor Daker Madinah," ujar Kepala Seksi Yanpul Daker Madinah, M Syarif saat ditemui di Kantor Daker Madinah, Selasa (15/8/2017).
Padahal, pagi harinya mereka juga harus menyiapkan pemberangkatan jamaah yang didorong menuju Mekkah. Dirinya tidak mengetahui pasti mengapa masalah ini bisa timbul. Mengingat proses keimigrasian merupakan wewenang Pemerintah Arab Saudi. Pada beberapa kasus ada jamaah yang saat mendarat dalam kondisi sakit, sehingga harus dilarikan dari bandara ke rumah sakit tanpa melalui imigrasi.
"Saya juga kurang paham kenapa tidak terekam," kata dia.
Melacak jamaah yang belum lengkap datanya seperti yang diinformasikan Muassasah sangat membutuhkan waktu. Petugas harus mencari ketua kloternya terlebih dulu, ketua regu, dan menyusul ketua rombongannya.
Bila proses itu tuntas baru akan didapat lokasi kamar jamaah tersebut menginap. Tapi masalah belum terhenti di sini, kadang jamaahnya sulit ditemui di hotel karena mengejar arbain atau kegiatan lain.
Karena itu, petugas bisa menunggu hingga satu jam untuk menjemput satu jamaah saja. Tak heran proses menemukan jamaah hingga diantar ke Imigrasi Bandara memakan waktu lebih dari lima jam.
“Mengantar jamaah ke Imigrasi pun hanya bisa dilakukan ketika malam hari setelah salat isya. Karena jamaah tidak mau ibadah arbainnya terganggu,” paparnya.
(kri)