Timbulkan Kegaduhan Nasional, Rizieq: Viktor Rasis, Fasis, dan Anti-Islam

Kamis, 10 Agustus 2017 - 08:02 WIB
Timbulkan Kegaduhan...
Timbulkan Kegaduhan Nasional, Rizieq: Viktor Rasis, Fasis, dan Anti-Islam
A A A
JAKARTA - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab lewat surat peringatannya dari Mekkah menyesalkan pernyataan dan sikap Viktor Laiskodat alias Vecky yang telah menimbulkan kegaduhan nasional dan enggan meminta maaf meskipun sudah dinasehati oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Gus Sholah. Bahkan, Partai NasDem justru membelanya.

"Setelah dibully sana sini, baru Partai NasDem membuat Pernyataan Keprihatinan, sekali lagi saya katakan Pernyataan Keprihatinan, bukan permohonan maaf, bahkan isinya tetap membela Vecky dengan dalih rekaman editan yang membuat kesalah-pahaman," kata Rizieq dalam surat tertanggal 8 Agustus 2017.

Menurut Rizieq, dirinya sudah mendengarkan rekaman pidato Viktor yang berdurasi 21 menit 12 detik itu secara berulang-ulang. Dirinya menilai Viktor sebagai seorang rasis, fasis dan anti-Islam, padahal, agama Viktor pastinya tidak mengajarkan hal demikian.

Viktor juga dengan sengaja menghujat ajaran Islam tentang Khilafah dan menistakannya sebagai ajaran Ekstrim dan radikal. Viktor juga telah memfitnah Islam dan melakukan kampanye politik kotor agar masyarakat tidak memilih Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS dan PAN.

Selain itu, lanjutnya, Viktor juga telah melakukan aksi provokatif untuk mengajak masyarakat memusuhi semua umat Islam. Dengan demikian, telah jelas bahwa Viktor melanggar hukum dan etika dengan menista ajaran Islam, memfitnah khilafah Islamiyyah, menebar kebencian antar umat beragama, mengadu domba anak bangsa, dan mengancam pembantaian umat Islam. Untuk itu, Viktor layak untuk dipecat dari DPR.

"Insya Allah, jika proses hukum berjalan adil dan jujur sesuai aturan yang berlaku di NKRI, maka Kasus Vecky tidak akan jadi kegaduhan nasional. Namun hati-hati, jika Kasus Vecky dipolitisasi untuk melindungi Penista Agama, maka jangan salahkan umat Islam jika terpaksa harus kembali menggelar aksi besar bela Islam jilid kedua," pungkasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8163 seconds (0.1#10.140)