Bappenas: Tangani Persoalan Gizi Nasional Harus Kerja Sama Lintas Sektor
A
A
A
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan persoalan gizi adalah permasalahan nasional yang hanya dapat ditangani melalui kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan.
Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Subandi Sardjoko menyatakan, bahwa beban gizi ganda merupakan tantangan bagi sumber daya manusia Indonesia. Tantangan tersebut dapat muncul di berbagai tahapan siklus kehidupan dan sangat berpengaruh kepada daya saing manusia Indonesia.
Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat bahwa Indonesia harus terus memupuk daya saing sumber daya manusia yang dapat berkompetisi di tingkat regional maupun global. Contohnya, dampak permasalahan gizi yang muncul pada usia dini tidak terbatas hanya pada status gizi anak pada saat itu saja, misalnya anak berbadan pendek, anak yang kegemukan atau anak dengan status gizi buruk.
Dampak-dampak tersebut kemudian akan berkaitan dengan risiko rendahnya kecerdasan dan risiko potensi penyakit tidak menular ketika anak berada pada usia dewasa. “Untuk itulah keberadaan sumber pangan dan nutrisi yang terjangkau akan sangat membantu masyarakat meningkatkan kualitas gizi mereka,” ujar Subandi di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut dia, ketersediaan produk-produk pangan bernutrisi baik dengan harga terjangkau akan sangat membantu sebagian besar masyarakat di tengah daya beli yang terbatas.
Perbaikan gizi masyarakat melalui asupan nutrisi yang terjangkau dipercaya akan efektif meningkatkan sekaligus mempertahankan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia yang baru saja memasuki kategori Tinggi. Pada April 2017, Badan Pusat Statistik merilis IPM Indonesia tahun 2016 sebesar 70,18 atau naik 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ahmad Syafiq menambahkan, salah satu sumber nutrisi yang penting bagi masyarakat adalah susu. Keberadaan susu yang terjangkau akan sangat membantu dalam peningkatan gizi masyarakat dalam skala yang luas.
Dia menjelaskan, susu menjadi salah satu produk nutrisi yang mampu menghasilkan energi untuk bertahan. Jalur metabolisme ditentukan oleh nutrisi yang diuraikan untuk menghasilkan energi tersebut.
“Energi ini dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein baru, asam nukleat, DNA, dan lain-lain,” tutur dia.
Meski demikian, layaknya produk mengandung gula lainnya yang notabene adalah sumber energi, konsumsi susu oleh masyarakat tetap harus diimbangi dengan pola hidup yang sehat (healthy lifestyle). "Contohnya, dengan rajin berolahraga, menjaga kebersihan dan mempertahankan berat badan ideal," tandasnya.
Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Subandi Sardjoko menyatakan, bahwa beban gizi ganda merupakan tantangan bagi sumber daya manusia Indonesia. Tantangan tersebut dapat muncul di berbagai tahapan siklus kehidupan dan sangat berpengaruh kepada daya saing manusia Indonesia.
Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat bahwa Indonesia harus terus memupuk daya saing sumber daya manusia yang dapat berkompetisi di tingkat regional maupun global. Contohnya, dampak permasalahan gizi yang muncul pada usia dini tidak terbatas hanya pada status gizi anak pada saat itu saja, misalnya anak berbadan pendek, anak yang kegemukan atau anak dengan status gizi buruk.
Dampak-dampak tersebut kemudian akan berkaitan dengan risiko rendahnya kecerdasan dan risiko potensi penyakit tidak menular ketika anak berada pada usia dewasa. “Untuk itulah keberadaan sumber pangan dan nutrisi yang terjangkau akan sangat membantu masyarakat meningkatkan kualitas gizi mereka,” ujar Subandi di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut dia, ketersediaan produk-produk pangan bernutrisi baik dengan harga terjangkau akan sangat membantu sebagian besar masyarakat di tengah daya beli yang terbatas.
Perbaikan gizi masyarakat melalui asupan nutrisi yang terjangkau dipercaya akan efektif meningkatkan sekaligus mempertahankan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia yang baru saja memasuki kategori Tinggi. Pada April 2017, Badan Pusat Statistik merilis IPM Indonesia tahun 2016 sebesar 70,18 atau naik 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ahmad Syafiq menambahkan, salah satu sumber nutrisi yang penting bagi masyarakat adalah susu. Keberadaan susu yang terjangkau akan sangat membantu dalam peningkatan gizi masyarakat dalam skala yang luas.
Dia menjelaskan, susu menjadi salah satu produk nutrisi yang mampu menghasilkan energi untuk bertahan. Jalur metabolisme ditentukan oleh nutrisi yang diuraikan untuk menghasilkan energi tersebut.
“Energi ini dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein baru, asam nukleat, DNA, dan lain-lain,” tutur dia.
Meski demikian, layaknya produk mengandung gula lainnya yang notabene adalah sumber energi, konsumsi susu oleh masyarakat tetap harus diimbangi dengan pola hidup yang sehat (healthy lifestyle). "Contohnya, dengan rajin berolahraga, menjaga kebersihan dan mempertahankan berat badan ideal," tandasnya.
(kri)