Panci Raksasa Digunakan untuk Kebutuhan Makan Jamaah
A
A
A
MADINAH - Makanan adalah faktor penting dalam pelaksanaan haji Indonesia setiap tahun. Oleh karena itu, peran Seksi Katering berkontribusi besar agar jamaah haji dapat beribadah dengan khusyuk tanpa mengkhawatirkan lapar dan kehabisan energi.
Pada tahun ini Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan 28 perusahaan katering di Kota Makkah untuk menyuplai makanan bagi 221.000 jamaah saat berada di Mekkah, Arab Saudi.
Media Center Haji (MCH) berkesempatan masuk ke dapur salah satu katering, yakni Jawharat Asia Catering and Restaurant di daerah Al'Awali, Kota Mekkah.
Pemilik restoran, H Ismail bin Rami yang mampu berbahasa Indonesia, memperlihatkan dapur dan bahan baku yang dipersiapkan. Tahun 2017 merupakan kontrak yang ketiga kalinya bagi Ismail.
"Kami di sini memiliki juru masak orang Indonesia. Ada Chef Ahmad Fauzi dari Jawa Timur dan Chef Sahna dari Lombok (NTB)," kata Ismail.
Pria asli Thailand itu mengajak para wartawan melihat dapurnya yang bersih, dengan lantai dan dinding dapur dilapisi ubin keramik berwarna krem. Ismail memperlihatkan tempat bumbu, mulai dari jintan, kulit kayu manis, kelapa kering, serbuk kelapa, garam, dan gula.
Tidak lupa ada bumbu jadi seperti bumbu rendang dan kari. Meski masih kosong, tempat bumbu ditata rapi dan dilengkapi label nama. Pada ruangan itu juga tampak tumpukan beras berpuluh-puluh karung. Sambil menepuk-nepuk karung, Ismail mengatakan,
"Ini beras yang akan dipakai untuk jamaah Indonesia," ucapnya.
Setelah ruang penyimpanan bumbu, Ismail memperlihatkan ruang pendingin untuk daging. "Nanti di sini akan ada daging, filet ikan, ayam, dan nugget untuk jamaah. Semua sudah dipesan," ujar Ismail.
Setelah itu, ada sebuah ruangan besar yang dilengkapi peralatan masak dengan ukuran raksasa. Terdapat panci berbagai macam bentuk, tempat menanak nasi besar, hingga penggorengan ekstra lebar. Semua ini merupakan fasilitas Jawharat Asia untuk melayani WNI, yang merupakan jamaah dengan kuota terbanyak di dunia.
"Saya tidak hafal ukuran diameternya, tapi ini bisa untuk memasak sayur 800 porsi sekali masak," ucapnya.
Di tengah dapur ada sebuah rel makanan, yang nantinya akan digunakan untuk mengemas makanan. "Kapasitasnya bisa mengemas 6.000 kotak makan hanya dalam waktu dua jam," ujarnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Luar Negeri Kemenag, untuk penyediaan konsumsi jamaah haji di Mekkah pada tahun ini ditingkatkan dari 24 kali menjadi 25 kali. Jamaah juga menerima snack sarapan pagi di Mekkah yang dibagikan bersamaan saat distribusi.
Ada sejumlah menu yang telah disiapkan untuk para jamaah. Di antaranya opor ayam tanpa santan, ayam goreng padang, ayam rica-rica, ikan goreng tepung, daging cah bombay, dan daging bistik.
Salah satu syarat perusahaan katering Arab Saudi agar bisa menyediakan makanan khas Nusantara adalah memiliki chef khusus bagi jamaah Indonesia. Muh Iqbal marsyaf
Pada tahun ini Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan 28 perusahaan katering di Kota Makkah untuk menyuplai makanan bagi 221.000 jamaah saat berada di Mekkah, Arab Saudi.
Media Center Haji (MCH) berkesempatan masuk ke dapur salah satu katering, yakni Jawharat Asia Catering and Restaurant di daerah Al'Awali, Kota Mekkah.
Pemilik restoran, H Ismail bin Rami yang mampu berbahasa Indonesia, memperlihatkan dapur dan bahan baku yang dipersiapkan. Tahun 2017 merupakan kontrak yang ketiga kalinya bagi Ismail.
"Kami di sini memiliki juru masak orang Indonesia. Ada Chef Ahmad Fauzi dari Jawa Timur dan Chef Sahna dari Lombok (NTB)," kata Ismail.
Pria asli Thailand itu mengajak para wartawan melihat dapurnya yang bersih, dengan lantai dan dinding dapur dilapisi ubin keramik berwarna krem. Ismail memperlihatkan tempat bumbu, mulai dari jintan, kulit kayu manis, kelapa kering, serbuk kelapa, garam, dan gula.
Tidak lupa ada bumbu jadi seperti bumbu rendang dan kari. Meski masih kosong, tempat bumbu ditata rapi dan dilengkapi label nama. Pada ruangan itu juga tampak tumpukan beras berpuluh-puluh karung. Sambil menepuk-nepuk karung, Ismail mengatakan,
"Ini beras yang akan dipakai untuk jamaah Indonesia," ucapnya.
Setelah ruang penyimpanan bumbu, Ismail memperlihatkan ruang pendingin untuk daging. "Nanti di sini akan ada daging, filet ikan, ayam, dan nugget untuk jamaah. Semua sudah dipesan," ujar Ismail.
Setelah itu, ada sebuah ruangan besar yang dilengkapi peralatan masak dengan ukuran raksasa. Terdapat panci berbagai macam bentuk, tempat menanak nasi besar, hingga penggorengan ekstra lebar. Semua ini merupakan fasilitas Jawharat Asia untuk melayani WNI, yang merupakan jamaah dengan kuota terbanyak di dunia.
"Saya tidak hafal ukuran diameternya, tapi ini bisa untuk memasak sayur 800 porsi sekali masak," ucapnya.
Di tengah dapur ada sebuah rel makanan, yang nantinya akan digunakan untuk mengemas makanan. "Kapasitasnya bisa mengemas 6.000 kotak makan hanya dalam waktu dua jam," ujarnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Luar Negeri Kemenag, untuk penyediaan konsumsi jamaah haji di Mekkah pada tahun ini ditingkatkan dari 24 kali menjadi 25 kali. Jamaah juga menerima snack sarapan pagi di Mekkah yang dibagikan bersamaan saat distribusi.
Ada sejumlah menu yang telah disiapkan untuk para jamaah. Di antaranya opor ayam tanpa santan, ayam goreng padang, ayam rica-rica, ikan goreng tepung, daging cah bombay, dan daging bistik.
Salah satu syarat perusahaan katering Arab Saudi agar bisa menyediakan makanan khas Nusantara adalah memiliki chef khusus bagi jamaah Indonesia. Muh Iqbal marsyaf
(dam)