Ketimpangan Sosial Ekonomi Picu Aksi Terorisme

Rabu, 26 Juli 2017 - 09:58 WIB
Ketimpangan Sosial Ekonomi Picu Aksi Terorisme
Ketimpangan Sosial Ekonomi Picu Aksi Terorisme
A A A
JAKARTA - Terorisme di Indonesia dipicu beberapa faktor, salah satunya ketimpangan sosial ekonomi yang parah sehingga memunculkan rumput kering atau jerami kering yang mudah terbakar. Persoalan itu terjadi karena terlalu dominannya asing menguasai ekonomi.

Atas dasar itu kebijakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menggunakan pendekatan dengan bahasa hati dan ekonomi dalam menjalankan penanggulangan terorisme dinilai sangat positif. Salah satunya dengan mendekati dan merangkul mantan kombatan.

"Saya khawatir betul karena ledakan ekonomi yang membuat kesenjangan terlalu jauh akan berbuntut prahara sehingga apa yang kita bangun selama ini akan berantakan," ujar pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif dalam siaran pers yang diterima SINDOnews melalui BNPT, Selasa (26/7/2017).

Menurutnya peresmian masjid Baitul Muttaqien dan Taman Pendidikan Anak (TPA) di kampung bomber Bom Bali, Amrozi Cs yang dikelola Yayasan Lingkar Perdamaian langkah konkret dalam merangkul mantan kombatan. Yayasan Lingkat Perdamaian dipimpin mantan teroris, Ali Fauzi. (Baca: Memerangi Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial)

"Pendekatan berbahasa hati dan sosial ekonomi lebih utama. Mereka anak-anak kita, bangsa kita yang mentalnya labih dan rentan pengaruh dari luar. Pendekatan inilah yang membuat kelompok radikal sekarang terlihat agak jinak," ucapnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3480 seconds (0.1#10.140)