Gerindra Sebut PAN Kawan dan Sahabat
A
A
A
JAKARTA - Partai Gerindra bersedia menerima kembali Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi partai politik (parpol), termasuk bekerja sama untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Gerindra menilai, PAN masih sebagai sahabatnya. "Kami siap menerima partai manapun, termasuk PAN. Itu kawan dan sahabat," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Kata Muzani, selama ini partainya menghormati sikap PAN. Sebab diakuinya, semua parpol memiliki cara pandang otonom.
"Masing-masing ke depan bangsa ini kita melihat ke depan partai itu, sehingga apapun yang menjadi keputusan PAN dari awal, kami sangat menghormati dan menjunjung tinggi," papar anggota komisi I DPR ini.
Kendati demikian, partainya membangun komunikasi dengan pihak manapun. "Sekali lagi kami menghormati semua dan Gerindra tidak ber-handicap, tidak berhalangan untuk berkomunikasi dengan pihak manapun," imbuhnya.
Sekadar diketahui, pada Pilpres 2014 lalu, PAN masuk koalisi merah putih (KMP) bersama Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB).
(Baca juga: Diminta Mundur, Menpan RB Tetap Fokus Bekerja)
Koalisi itu mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kemudian September 2015, PAN beralih menjadi pendukung Pemerintah Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Dukungan PAN ke Pemerintah pun tak sia-sia.
Seorang kader PAN, Asman Abnur diberi posisi jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Namun belakangan ini, sejumlah elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap PAN bukan lagi parpol pendukung pemerintah.
Hal itu karena sikap PAN yang berseberangan dalam Undang-Undang (UU) tentang Penyelenggaraan Pemilu. Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais pun merespons suara sejumlah elite PDIP itu. Amien meminta Asman Abnur mundur dari jabatan Menpan RB.
Gerindra menilai, PAN masih sebagai sahabatnya. "Kami siap menerima partai manapun, termasuk PAN. Itu kawan dan sahabat," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Kata Muzani, selama ini partainya menghormati sikap PAN. Sebab diakuinya, semua parpol memiliki cara pandang otonom.
"Masing-masing ke depan bangsa ini kita melihat ke depan partai itu, sehingga apapun yang menjadi keputusan PAN dari awal, kami sangat menghormati dan menjunjung tinggi," papar anggota komisi I DPR ini.
Kendati demikian, partainya membangun komunikasi dengan pihak manapun. "Sekali lagi kami menghormati semua dan Gerindra tidak ber-handicap, tidak berhalangan untuk berkomunikasi dengan pihak manapun," imbuhnya.
Sekadar diketahui, pada Pilpres 2014 lalu, PAN masuk koalisi merah putih (KMP) bersama Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar, Partai Bulan Bintang (PBB).
(Baca juga: Diminta Mundur, Menpan RB Tetap Fokus Bekerja)
Koalisi itu mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kemudian September 2015, PAN beralih menjadi pendukung Pemerintah Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Dukungan PAN ke Pemerintah pun tak sia-sia.
Seorang kader PAN, Asman Abnur diberi posisi jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Namun belakangan ini, sejumlah elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap PAN bukan lagi parpol pendukung pemerintah.
Hal itu karena sikap PAN yang berseberangan dalam Undang-Undang (UU) tentang Penyelenggaraan Pemilu. Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais pun merespons suara sejumlah elite PDIP itu. Amien meminta Asman Abnur mundur dari jabatan Menpan RB.
(maf)