Pertemuan BNPT dengan Asisten Khusus Presiden AS Bahas Terorisme

Rabu, 12 Juli 2017 - 23:14 WIB
Pertemuan BNPT dengan Asisten Khusus Presiden AS Bahas Terorisme
Pertemuan BNPT dengan Asisten Khusus Presiden AS Bahas Terorisme
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pertemuan bilateral dengan Assistant to the US President for Homeland Security and Counterterrorism (Asisten Khusus Presiden AS untuk Keamanan Nasional dan Penanggulangan Terorisme) Thomas P. Bossert. Pertemuan digelar di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikta pada, Selasa (11/7/2017) waktu setempat.

Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius dalam pertemuan itu mengatakan, pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara penggunaan pola hard approach (pendekatan keras) dan soft approach (pendekatan lunak) dalam penanggulangan terrorisme. Menurutnya program kontra radikalisasi yang dilakukan BNPT dengan menggandeng unsur masyarakat, termasuk pemuda, netizen dan mantan aktivis teroris untuk melakukan counter narative telah menjadi program unggulan nasional.

"Terlebih dalam soft approach Indonesia relatif berhasil dalam program deradikalisasi, di mana teroris yang telah menjalani masa hukuman dari sebanyak 560 orang hanya tiga orang yang kembali melakukan tindakan terorisme,” ujar Suhardi dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (12/7/2017).

Bahkan, kata dia Thomas P. Bossert menyatakan ketertarikannya dalam program deradikalisasi yang sudah dijalankan Indonesia. Dia menuturkan, keinginan administrasi Donald Trump untuk membuat strategi penanggulangan terorisme AS yang baru akan memperhatikan empat elemen utama dalam program deradikalisasi di Indonesia, yakni melalui identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, dan reintegrasi.

Khusus untuk peningkatan kerja sama antar kedua negara dalam penanggulangan terorisme, tambah dia perlu adanya payung hukum antar kedua negara dalam menanggulangi terorisme.

“Tentunya perlu adanya pendekatan whole-government approach antar kedua negara untuk saling memberikan penilaian serta arahan kebijakan kedua negara dalam kerja sama penanggulangan terorisme. Hal ini dapat didukung oleh Thomas P. Bossert,” ucapnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6241 seconds (0.1#10.140)