Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kinerja Kemenhub Diapresiasi
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menyatakan penyelenggaraan arus mudik Lebaran 2017 lebih baik dari tahun lalu. Ada beberapa indikator yang mendasari agenda rutin tahunan tersebut dikatakan demikian.
"Pertama, koordinasi antar instansi kementerian/lembaga yang menangani penyelenggaraan mudik berjalan cukup baik dari tahun sebelumnya," terang Hendri saat dihubungi, Jumat (30/6/2017).
Menurutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku leading sector penyelenggaraan mudik Lebaran 2017 telah bekerja keras memberikan layanan pemudik. Salah satu misalnya dengan mengantisipasi insiden di pintu tol Brebes Exit Timur (Brexit) terulang.
Kemenhub terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (Kementerian PUPR), Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri dan instansi terkait lainnya. Tindak lanjutnya dengan meninjau langsung penyelenggaraan mudik di beberapa titik yang dianggap rawan terjadinya kepadatan pengendara dan rawan kecelakaan.
Indikasi selanjutnya, Kemenhub bersama Korlantas berani melakukan terobosan atau inovasi guna mengantisipasi terjadinya kepadatan/kemacetan pemudik. Tahun ini jalan Tol Pemalang hingga Batang bisa digunakan secara fungsional contohnya.
"Kemenhub tahun ini berani melakukan terobosan, mengambil risiko, salah satunya penggunaan jalan tol fungsional yang seharusnya tidak bisa dipakai, tapi itu tentu sudah dihitung plus minusnya dengan baik," jelas Hendri.
Selain menghindarkan kepadatan kendaraan, lanjut dia, rekayasa lalu lintas yang dilakukan Kemenhub bersama Korlantas secara langsung juga menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan pada arus mudik tahun ini masih terjadi, namun ditekankan dia masih dalam batas kewajaran.
KedaiKOPI yang menggelar survei mengenai penyelenggaraan mudik Lebaran pada 6 Juni 2017 lalu mencatat, kesadaran pemudik tahun ini memberikan andil besar bagi kelancaran mudik Lebaran 2017. Dimana mereka mengatur dengan baik soal keputusan waktu mudik dan pilihan moda transportasi.
Pada survei untuk mudik lebaran tahun 2016 lalu, beber Hendri, tercatat 32,3% masyarakat yang memilih H-7 untuk mudik dan 28,6% pada H-3 sebagai waktu untuk mudik. Tahun ini, tercatat ada 13% yang memilih H-7 dan 12,67% memilih H-5.
"Pada H-3 sebelum Idul Fitri dipilih 30,67 persen pemudik untuk memulai perjalanan," katanya.
Ditambahkan, indikator kelancaran mudik tahun ini juga didukung pengalihan arus lalu lintas, buka/tutup jalan penghubung jalan tol, penambahan jumlah pintu keluar tol dan kepastian semua gardu tol melayani transaksi tunai dan non tunai.
Mengenai program mudik gratis Kemenhub yang bisa mengangkut motor sekaligus pemudik ke beberapa daerah, menurutnya program tersebut baik sekali karena memberikan kemudahan bagi pemudik ke kampung halaman.
Ia mengusulkan Kemenhub perlu melakukan terobosan lagi untuk menekan pemudik menggunakan sepeda motor. Misalnya dengan menggunakan sistem ganjil genap yang sudah diberlakukan di DKI Jakarta dan penggunaan kuota mudik motor.
"Mudik gratis itu baik sekali karena bisa mengurangi kepadatan sekaligus menekan angka kecelakaan. Ke depan bisa dibuat lagi terobosannya mungkin dengan menggunakan sistem ganji-genap, kuota perjalanan mudik motor dan sistem stiker," kata Hendri.
Terakhir sebagai masukan arus balik mudik Lebaran 2017, Kemenhub bersama instansi terkait perlu memberikan titik fokus pada perjalanan darat pemudik. "Jelang mudik kemarin imbauan demi imbauan disampaikan Kemenhub, itu sangat bagus karena masyarakat jadi tahu apa saja yang harus dihindari. Nah pada arus balik kali ini Kemenhub perlu menggencarkan lagi imbauan-imbauan seperti itu," tutup Hendri Satrio.
"Pertama, koordinasi antar instansi kementerian/lembaga yang menangani penyelenggaraan mudik berjalan cukup baik dari tahun sebelumnya," terang Hendri saat dihubungi, Jumat (30/6/2017).
Menurutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku leading sector penyelenggaraan mudik Lebaran 2017 telah bekerja keras memberikan layanan pemudik. Salah satu misalnya dengan mengantisipasi insiden di pintu tol Brebes Exit Timur (Brexit) terulang.
Kemenhub terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (Kementerian PUPR), Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri dan instansi terkait lainnya. Tindak lanjutnya dengan meninjau langsung penyelenggaraan mudik di beberapa titik yang dianggap rawan terjadinya kepadatan pengendara dan rawan kecelakaan.
Indikasi selanjutnya, Kemenhub bersama Korlantas berani melakukan terobosan atau inovasi guna mengantisipasi terjadinya kepadatan/kemacetan pemudik. Tahun ini jalan Tol Pemalang hingga Batang bisa digunakan secara fungsional contohnya.
"Kemenhub tahun ini berani melakukan terobosan, mengambil risiko, salah satunya penggunaan jalan tol fungsional yang seharusnya tidak bisa dipakai, tapi itu tentu sudah dihitung plus minusnya dengan baik," jelas Hendri.
Selain menghindarkan kepadatan kendaraan, lanjut dia, rekayasa lalu lintas yang dilakukan Kemenhub bersama Korlantas secara langsung juga menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan pada arus mudik tahun ini masih terjadi, namun ditekankan dia masih dalam batas kewajaran.
KedaiKOPI yang menggelar survei mengenai penyelenggaraan mudik Lebaran pada 6 Juni 2017 lalu mencatat, kesadaran pemudik tahun ini memberikan andil besar bagi kelancaran mudik Lebaran 2017. Dimana mereka mengatur dengan baik soal keputusan waktu mudik dan pilihan moda transportasi.
Pada survei untuk mudik lebaran tahun 2016 lalu, beber Hendri, tercatat 32,3% masyarakat yang memilih H-7 untuk mudik dan 28,6% pada H-3 sebagai waktu untuk mudik. Tahun ini, tercatat ada 13% yang memilih H-7 dan 12,67% memilih H-5.
"Pada H-3 sebelum Idul Fitri dipilih 30,67 persen pemudik untuk memulai perjalanan," katanya.
Ditambahkan, indikator kelancaran mudik tahun ini juga didukung pengalihan arus lalu lintas, buka/tutup jalan penghubung jalan tol, penambahan jumlah pintu keluar tol dan kepastian semua gardu tol melayani transaksi tunai dan non tunai.
Mengenai program mudik gratis Kemenhub yang bisa mengangkut motor sekaligus pemudik ke beberapa daerah, menurutnya program tersebut baik sekali karena memberikan kemudahan bagi pemudik ke kampung halaman.
Ia mengusulkan Kemenhub perlu melakukan terobosan lagi untuk menekan pemudik menggunakan sepeda motor. Misalnya dengan menggunakan sistem ganjil genap yang sudah diberlakukan di DKI Jakarta dan penggunaan kuota mudik motor.
"Mudik gratis itu baik sekali karena bisa mengurangi kepadatan sekaligus menekan angka kecelakaan. Ke depan bisa dibuat lagi terobosannya mungkin dengan menggunakan sistem ganji-genap, kuota perjalanan mudik motor dan sistem stiker," kata Hendri.
Terakhir sebagai masukan arus balik mudik Lebaran 2017, Kemenhub bersama instansi terkait perlu memberikan titik fokus pada perjalanan darat pemudik. "Jelang mudik kemarin imbauan demi imbauan disampaikan Kemenhub, itu sangat bagus karena masyarakat jadi tahu apa saja yang harus dihindari. Nah pada arus balik kali ini Kemenhub perlu menggencarkan lagi imbauan-imbauan seperti itu," tutup Hendri Satrio.
(kri)