Ditjen Kebudayaan dan AMI Bahas Manajemen Pengelolaan Museum

Rabu, 17 Mei 2017 - 15:31 WIB
Ditjen Kebudayaan dan AMI Bahas Manajemen Pengelolaan Museum
Ditjen Kebudayaan dan AMI Bahas Manajemen Pengelolaan Museum
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pertemuan Nasional Museum bertema Museum sebagai Sumber Belajar dan Pendidikan Karakter Bangsa di Hotel Sahid Rich Yogyakarta, 16-19 Mei 2017.

Pertemuan Nasional Museum (PNM) se-Indonesia 2017 diikuti 400-an pengelola museum dari berbagai daerah.

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana mengatakan, Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia di Yogyakarta membahas berbagai hal di antaranya soal manajemen pengelolaan museum.

Dia mencontohkan Singapura yang memiliki museum sedikit namun pengelolaannya baik. Begitu juga di negara-negara Eropa. "Masalah packaging dan marketing yang bagus. Kita (di Indonesia) perlu meningkatkan SDM-nya, packaging dan managemennya. Termasuk manajemen keamanan juga harus ditingkatkan," kata Putu saat acara Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia.

Menurut dia, pertemuan yang diikuti 400 orang pengelola dan pemerhati museum itu akan menghasilkan beberapa rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan museum di Indonesia. Dengan adanya pertemuan ini, kata dia, para pengelola museum se-Indonesia bisa bersinergi dan lebih komprehensif.

Menurut dia, melalui kegiatan ini, peran museum lebih konkret dan menjadi inspirasi banyak pihak sebagai sumber ilmu pengetahuan, sumber pendidikan yang baik.

Tidak hanya itu, keberadaan museum dikatakannya juga untuk memajukan kebudayaan, bahkan membangun demokrasi dan memperkuat toleransi. "Untuk membangun anak bangsa ini supaya mereka bersinergi, bersatu, dan memahami bahwa tujuan serta visi kita itu sama meski jalannya berbeda," tandasnya.

Dia mengatakan, museum hadir sebagai jawaban konflik multidimensi,karena di dalam museum ada Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. "Pemerintah dalam hal ini presiden harus lebih proaktif merefleksikan kembali apa yang menjadi kemuliaan dan kejayaan bangsa kita di masa lalu sehingga permasalahan kelam bangsa kita saat ini bisa terjawab," tutur Putu.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harry Widianto menambahkan Indonesia memiliki 500 museum yang dikelola pemerintah dan swasta.

"Saat ini perlu sinergi agar pengelolaan museum lebih baik. Peningkatan SDM bagi para pengelola museum juga harus ditingkatkan," katanya.

Harry menambahkan ada beberapa cara untuk meningkatkan SDM pengelolaan museum, antara lain sertifikasi bagi kurator atau petugas yang mengurus koleksi museum. "Sampai akhir tahun ini, ada 180 kurator untuk mengikuti sertifikasi, meski belum bisa semuanya," kata Harry Widianto.

Sementara itu, Komisi X DPR memberikan catatan kepada Direktorar Jenderal Kebudayaan Kemendikbud mengenai data dan informasi museum bagi masyarakat.

"Mencari data lembaga permuseuman di Google dan Badan Pusat Statistik agak sulit, ini diharapkan menjadi perhatian dari Direktorat. Alhamdulillah kami justru menemukan data tahun 2016 dari AMI bahwa ada 428 museum. Namun kami belum bisa mengklasifikasikan mana museum yang terawat, setengah terawat, dan tidak terawat," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR, Ferdiansyah.

Komisi X DPR juga berharap Kemendikbud bersinergi dengan Kementerian Pariwisata, terutama mengenai permasalahan anggaran. "Ini harus segera dilakukan karena museum juga salah satu destinasi bagi wisatawan dalam negeri dan luar negeri," kata Ferdiansyah.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8158 seconds (0.1#10.140)
pixels