Tudingan terhadap HTI Imajinatif dan Tidak Berdasarkan Fakta

Rabu, 10 Mei 2017 - 07:57 WIB
Tudingan terhadap HTI...
Tudingan terhadap HTI Imajinatif dan Tidak Berdasarkan Fakta
A A A
BANDUNG - Pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI pun angkat suara menyikapi langkah pemerintah tersebut. Hal itu sekaligus menjawab berbagai tudingan yang dialamatkan pada HTI.

Humas HTI Jawa Barat Luthfi Afandi mengatakan, HTI merupakan organisasi yang berdiri secara legal, memiliki badan hukum, serta terdaftar di Kemenkumham. Sejak berdiri di Indonesia, HTI bergerak pada bidang dakwah Islam.

Menurutnya, tidak pernah ada tindakan anarkis yang dilakukan oleh aktivis HTI. Tidak ada anggotanya yang terjerat kasus hukum. "Selama sekian lama kami berdakwah di Indonesia ini dengan tertib dan damai. Kita tidak pernah melakukan tindakan-tindakan kekerasan, tindakan anarkis, tidak pernah menimbulkan persoalan hukum. Silakan dicek," ujar Luthfi di Bandung, Selasa 9 Mei 2017.

Atas dasar itu, ia menyayangkan kenapa pemerintah mengambil langkah membubarkan HTI. "Ini pertanyaan besar buat kita," cetusnya.

Ia lalu menyebut berbagai tudingan yang dialamatkan kepada HTI tidak berdasarkan data dan fakta. Bahkan, tudingan yang ada cenderung menjurus pada fitnah.

Tudingan HTI tidak berkontribusi aktif dalam pembangunan, ini dibantah tegas. Tudingan itu dinilai imajinatif dan tidak berdasarkan fakta. Sebab selama ini HTI ingin Indonesia jadi negeri yang adil, sejahtera, berlimpah kebaikan, dan keberkahan.

"Untuk itu kami menawarkan solusi. Yang kita tawarkan itu juga bukan solusi yang aneh, solusi yang wajar dan mestinya diterima masyarakat kaum muslimin khususnya, syariat Islam, hukum Islam, hukum Allah SWT," ucapnya.

"Karena kita punya keyakinan Indonesia ini akan lebih baik kalau dikelola oleh orang-orang yang baik dan diatur oleh hukum yang baik. Hukum yang baik ini adalah hukum yang berasal dari Yang Maha Baik, siapa itu, Allah SWT. Jadi aneh kalau kemudian dikatakan HTI tidak punya kontribusi aktif dalam pembangunan nasional karena selama ini HTI melakukan dakwah," jelas Luthfi.

Disinggung soal kontribusi terhadap pembangunan, ia menyebut selama ini HTI membina banyak umat muslim dari beragam umur. "Saya juga perlu sampaikan selama ini kami memiliki kontribusi yang tidak kecil terhadap bangsa Indonesia, di antaranya membina ribuan pemuda Islam," tuturnya.

"Kita bina mereka sehingga punya kepribadian Islam sehingga tidak terlibat narkoba, seks bebas, tawuran pelajar, dan hal negatif lainnya," sambung Lutfhi.

HTI juga menyebarkan dakwah agar umat muslim tidak melakukan korupsi atau perbuatan negatif lainnya. HTI juga sering melakukan kegiatan sosial, misalnya di lokasi bencana alam.

"Kalau dikatakan kami tidak punya kontribusi terhadap pembangunan nasional, itu tuduhan yang imajinatif, sama sekali tidak berdasarkan fakta, dan bahkan cenderung fitnah," tegasnya.

Soal tudingan HTI dinilai menentang Pancasila, Luthfi justru mempertanyakannya. Ia bahkan meminta mereka yang menuding hal itu untuk membuktikannya.

Tudingan HTI menimbulkan friksi dan benturan di masyarakat juga dibantah tegas. Sejak ada di Indonesia pada 1980-an, HTI menurutnya tidak pernah bermasalah dan berbenturan dengan masyarakat.

"Kegiatan HTI menimbulkan friksi di masyarakat sama sekali tidak ada faktanya," ucapnya.

HTI bahkan menentang kekerasan. Saat ada pihak yang berunjuk rasa di Kantor HTI Jawa Barat beberapa waktu lalu, HTI menurutnya tidak melakukan aksi balasan, apalagi menggunakan kekerasan.

"Kami tidak mau terpancing. Sekian banyak orang menggeruduk Kantor HTI, kan enggak pernah kita lakukan balasan. Karena ini setting (pihak tertentu), sekali kami terpancing, ini akan jadi umpan bagi mereka untuk menghabisi HTI. Kita sama sekali tidak tertarik dengan (aksi balasan) itu. Ajaran Rasulullah SAW tidak mengajarkan kekerasan," jelas Luthfi.

Sementara soal tuduhan makar karena ingin menegakkan khilafah Islam, ia memberi penjelasan. Ia menegaskan, HTI tidak memiliki niat untuk makar.

"HTI itu mengharamkan kegiatan makar bersenjata. HTI tidak menggunakan cara-cara makar untuk menegakkan Islam. (Makar) itu bukan cara Islam, bukan cara Rasul," ungkapnya.

"Tunjukan kepada kami mana aktivis HTI yang angkat senjata. Enggak pernah bikin milisi-milisi atau membentuk milisi-milisi sipil yang berseragam. Cooba cek, enggak ada ditemukan di HTI. Yang ada malah di ormas yang lain. Jadi tudingan yang mengatakan HTI makar ini juga sama sekali jauh dari fakta, ini fitnah," tandas Luthfi.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)