Pendalaman Ilmu Agama Harus Sampai ke Intinya
A
A
A
JAKARTA - Indonesia wajib memiliki tameng untuk membendung propaganda radikalisme dan terorisme. Salah satunya memperdalam agama sampai ke intinya, agar tidak mudah terpengaruh radikalisme dan terorisme yang menggunakan agama sebagai kendaraan mereka.
Ketua Dewan Pakar Badan Pembina Rohani Mental Islam Nasional, Ridwan Muhammad Yusuf dalam acara peringatan Isra Mikraj di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Sentul, Bogor mengingatkan, ancaman radikalisme dan terorisme menjadi perhatian besar Indonesia. Menurutnya masih banyaknya sel-sel terorisme di Tanah Air dan kelompok radikal ISIS yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu target propaganda dan aksi mereka.
"Kalau orang belajar sampai keintinya, tentu dia tidak akan melukai, menyalahkan, apalagi menyesatkan orang lain," ujar Ridwan dalam siaran pers dari BNPT yang diterima SINDOnews, Jumat (28/4/2017). (Baca: Dinilai Mengolok-olok Surat Almaidah, Ahok Dilaporkan Kembali ke Bareskrim)
Dia mencontohkan filosofi kelapa, di mana sejak berupa kelapa sampai menjadi santan butuh proses dan pendalaman di tiap levelnya. Contoh itu, kata dia seharusnya bisa dipetik maknanya oleh setiap orang dalam mengukur tingkat atau level keagamaan masing-masing. (Baca: Polri Dalami Laporan Dugaan Ahok Mengolok-olok Surat Almaidah)
"Maka sudah semestinya orang Islam berkonsentrasi pendalaman aqidahnya atau pendalaman materi tentang hakikat hidup dan tentang Islam, agama yang dipeluknya," ucapnya.
Ketua Dewan Pakar Badan Pembina Rohani Mental Islam Nasional, Ridwan Muhammad Yusuf dalam acara peringatan Isra Mikraj di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Sentul, Bogor mengingatkan, ancaman radikalisme dan terorisme menjadi perhatian besar Indonesia. Menurutnya masih banyaknya sel-sel terorisme di Tanah Air dan kelompok radikal ISIS yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu target propaganda dan aksi mereka.
"Kalau orang belajar sampai keintinya, tentu dia tidak akan melukai, menyalahkan, apalagi menyesatkan orang lain," ujar Ridwan dalam siaran pers dari BNPT yang diterima SINDOnews, Jumat (28/4/2017). (Baca: Dinilai Mengolok-olok Surat Almaidah, Ahok Dilaporkan Kembali ke Bareskrim)
Dia mencontohkan filosofi kelapa, di mana sejak berupa kelapa sampai menjadi santan butuh proses dan pendalaman di tiap levelnya. Contoh itu, kata dia seharusnya bisa dipetik maknanya oleh setiap orang dalam mengukur tingkat atau level keagamaan masing-masing. (Baca: Polri Dalami Laporan Dugaan Ahok Mengolok-olok Surat Almaidah)
"Maka sudah semestinya orang Islam berkonsentrasi pendalaman aqidahnya atau pendalaman materi tentang hakikat hidup dan tentang Islam, agama yang dipeluknya," ucapnya.
(kur)