Periodesasi Pimpinan Berdampak pada Produktivitas DPD
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyatakan, peraturan tata tertib (tatib) DPD yang mengharuskan masa pimpinan DPD hanya dua tahun enam bulan, akan membuat lembaga tersebut gaduh dengan internalnya masing-masing.
Dia menilai, upaya memilih pimpinan dua kali dalam periode lima tahun membuat DPD tidak produktif akan kinerja dan fungsinya.
"Adanya aturan yang membuat lembaga terlalu sering fokus pada pemilihan pimpinan. Ini bukan membuat DPD produktif tapi membuat mereka akan sibuk dengan urusan internalnya saja," ucapnya saat dihubungi wartawan, Senin (13/3/2017).
Menurut Hendri, situasi pemilihan yang diagendakan pada April mendatang hanya akan memanas pada internal DPD dan tidak akan sampai meluas pada politik nasional, karena yang berpeluang menjadi Ketua hanya beberapa orang saja.
"Kalau akan memanas, saya rasa tidak. Pemilihan DPD tidak akan memanas sampai keluar, beberapa jago yang berpeluang sudah kelihatan seperti Kanjeng Ratu Hemas, dan Oesman Sapta yang sangat berpeluang. Situasi akan panas paling hanya pada posisi internal tidak sampai keluar," tegasnya.
Dia menilai, upaya memilih pimpinan dua kali dalam periode lima tahun membuat DPD tidak produktif akan kinerja dan fungsinya.
"Adanya aturan yang membuat lembaga terlalu sering fokus pada pemilihan pimpinan. Ini bukan membuat DPD produktif tapi membuat mereka akan sibuk dengan urusan internalnya saja," ucapnya saat dihubungi wartawan, Senin (13/3/2017).
Menurut Hendri, situasi pemilihan yang diagendakan pada April mendatang hanya akan memanas pada internal DPD dan tidak akan sampai meluas pada politik nasional, karena yang berpeluang menjadi Ketua hanya beberapa orang saja.
"Kalau akan memanas, saya rasa tidak. Pemilihan DPD tidak akan memanas sampai keluar, beberapa jago yang berpeluang sudah kelihatan seperti Kanjeng Ratu Hemas, dan Oesman Sapta yang sangat berpeluang. Situasi akan panas paling hanya pada posisi internal tidak sampai keluar," tegasnya.
(maf)