Jokowi Nilai Estafet Kepemimpinan Harus Menunjang Pembangunan
A
A
A
MALUKU - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada kegiatan Tanwir Pengurus Pusat Muhammadiyah tahun 2017 di Islamic Center Ambon, Maluku, Jumat (24/2/2017).
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan rencana pemerintah dalam mewujudkan perekonomian yang merata atau ekonomi yang berkeadilan. Ada tiga hal yang ditekankan Jokowi untuk mewujudkan hal itu.
Pertama masalah reformasi agraria dan distribusi aset, kedua, perluasan akses keuangan atau permodalan kepada masyarakat, dan ketiga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam hal peningkatan SDM, pada tahun 2045 Indonesia dinilai akan mempunyai bonus demografi yang cukup besar, dengan modal pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yang diraih saat ini.
Menurutnya, jika modal ekonomi ini bisa dijaga dan ditingkatkan tanpa goncangan politik, maka Produk Domestik Bruto (PDB) pada level 9,1 triliun USD atau kurang lebih Rp120.000 triliun
"Income per kapita kita berapa ketemunya, sekarang 3450, nanti tahun 2045 menjadi 29 Ribu USD hampir 10 kali. Dan kalau itu benar-benar terjadi, kita akan menjadi 4 besar ekonomi terbaik dunia," tutur Jokowi dalam sambutannya.
Kendati begitu, kata Jokowi, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dibutuhkan konsistensi dan kerja keras. Menurutnya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi perlu adanya budaya estafet dari pemimpin sebelumnya ke pemimpin berikutnya.
"Jangan mulai dari TK lagi, mulai dari awal lagi. Ini harus diestafetkan dengan baik, sehingga angka yang diestafetkan pada saya (oleh pemimpin sebelumnya) betul-betul bisa kita pegang betul," ujarnya.
Maka itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini sangat berharap untuk menunjang pembangunan, ke depan sektor pendidikan harus diprioritaskan pada pendidikan vokasi (vocational training).
Problemnya, kata Jokowi, saat ini sekolah-sekolah kejuruan hanya mengedepankan pendidikan normatif, tanpa memprioritaskan pendidikan keterampilan. "Sehingga keluarnya mirip-mirip dengan SMA, skilnya tidak dimiliki, ini problem kita," tutur Jokowi.
"Yang baru dirombak habis-habisan oleh profesor Muhadjir (Mendikbud). Saya gak tahu selesainya kapan, tapi saya minta secepatnya, sehingga saya lihat beliau (Muhadjir) sekarang semakin kurus," pungkasnya.
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan rencana pemerintah dalam mewujudkan perekonomian yang merata atau ekonomi yang berkeadilan. Ada tiga hal yang ditekankan Jokowi untuk mewujudkan hal itu.
Pertama masalah reformasi agraria dan distribusi aset, kedua, perluasan akses keuangan atau permodalan kepada masyarakat, dan ketiga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam hal peningkatan SDM, pada tahun 2045 Indonesia dinilai akan mempunyai bonus demografi yang cukup besar, dengan modal pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yang diraih saat ini.
Menurutnya, jika modal ekonomi ini bisa dijaga dan ditingkatkan tanpa goncangan politik, maka Produk Domestik Bruto (PDB) pada level 9,1 triliun USD atau kurang lebih Rp120.000 triliun
"Income per kapita kita berapa ketemunya, sekarang 3450, nanti tahun 2045 menjadi 29 Ribu USD hampir 10 kali. Dan kalau itu benar-benar terjadi, kita akan menjadi 4 besar ekonomi terbaik dunia," tutur Jokowi dalam sambutannya.
Kendati begitu, kata Jokowi, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dibutuhkan konsistensi dan kerja keras. Menurutnya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi perlu adanya budaya estafet dari pemimpin sebelumnya ke pemimpin berikutnya.
"Jangan mulai dari TK lagi, mulai dari awal lagi. Ini harus diestafetkan dengan baik, sehingga angka yang diestafetkan pada saya (oleh pemimpin sebelumnya) betul-betul bisa kita pegang betul," ujarnya.
Maka itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini sangat berharap untuk menunjang pembangunan, ke depan sektor pendidikan harus diprioritaskan pada pendidikan vokasi (vocational training).
Problemnya, kata Jokowi, saat ini sekolah-sekolah kejuruan hanya mengedepankan pendidikan normatif, tanpa memprioritaskan pendidikan keterampilan. "Sehingga keluarnya mirip-mirip dengan SMA, skilnya tidak dimiliki, ini problem kita," tutur Jokowi.
"Yang baru dirombak habis-habisan oleh profesor Muhadjir (Mendikbud). Saya gak tahu selesainya kapan, tapi saya minta secepatnya, sehingga saya lihat beliau (Muhadjir) sekarang semakin kurus," pungkasnya.
(maf)