Desain Gedung Baru KPK Hasil Tahajud sang Arsitek
A
A
A
JAKARTA - Minggu, 19 Februari 2017 lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar tur media untuk melihat gedung baru yang diberi nama Gedung Merah Putih.
Gedung ini terbagi dua bagian, gedung utama yang terdiri atas 16 lantai dan gedung penunjang tiga lantai ini operasional resminya digunakan pada Senin, 6 Februari 2017 lalu. Berdiri di atas lahan seluas 39.629 meter persegi, gedung ini mulai dibangun pada Desember 2013 dan diresmikan pada Selasa, 29 Desember 2015 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersamaan dengan perayaan ulang tahun KPK ke-12.
Gedung baru KPK ini terbilang lebih canggih dari gedung lama yang yang berjarak sekitar 500 meter. Gedung baru terletak di Jalan Kuningan Persada Kavling 4, Kuningan, Jakarta Selatan.
Gedung Merah Putih KPK mengusung konsep smart, green, dan secure building. Smart building merupakan upaya memadupankan dan penggunaan sistem keamanan terintegrasi berupa surveillance camera, access control, visitor management system, dan guard tour.
Jangan heran untuk melintasi setiap pintu di gedung dwiwarna, semua orang termasuk pegawai KPK harus melewati pintu akses. Green building diwujudkan dengan mengedepankan penghematan penggunaan energi dengan sistem yang terintegrasi.
Sebagai perumpamaan, kalau ruangan kosong maka fungsi pendingin udara, elevator, dan lampu akan otomatis mati. Ibaratnya, gedung ini memanfaatkan sensor gerakan manusia di dalam gedung.
Tak hanya itu saja, gedung baru KPK juga didesain terlindung dari terik sinar matahari. Kemudian, pemanfaatan tenaga surya menjadi keunggulan tersendiri. Selain itu, penghematan penggunaan energi juga dilakukan dengan cara penggunaan air hujan untuk keperluan toilet dan penyiraman tanaman.
Di sekeliling gedung juga dibuat resapan untuk mencegah agar air hujan tak akan mengalir di gedung baru. Terakhir, konsep secure building. Gedung Merah Putih menerapkan desain ruangan secara vertikal yang memisahkan area publik dan area kerja.
Bahkan ruangan-ruangan tertentu yang hanya bisa dimasuki orang-orang tertentu pula. Ruangan-ruangan tersebut digolongkan dengan zona merah, hijau, dan kuning.
Zona merah masuk dalam kategori yang bisa diakses publik atau tamu. Uniknya, setiap lantai memiliki kartu akses khusus untuk masing-masing lantai. Misalnya kartu akses untuk lantai 1 atau 2 jangan harap bisa dipakai untuk mengakses lantai 3 dan seterusnya.
Jauh sebelum tur media tadi, peresmian oleh Presiden Jokowi, dan penggunaan operasional resminya, Permadi Herry Putranto selaku arsitek Gedung Merah Putih KPK sudah menceritakan bagaimana konsep arsitektur gedung, ide asal gedung berwarna merah putih, filosofi gedung, permintaan khusus pimpinan KPK periode 2011-2015, hingga keberadaan Pohon Bodhi di taman depan gedung.
Sebagai pengingat, pemenang tender sekaligus penggarap proyek adalah perusahaan BUMN, PT Hutama Karya (persero). Berikut kami rangkum wawancara singkat KORAN SINDO (KS) dengan Permadi Herry Putranto (PHP) lewat pesan Whats App (WA).
KS: Gedung KPK baru sekarang berdiri dengan warna merah putih atau dwi warna. Dari mana dan bagaimana sebenarnya konsep merah putih ada? Apa makna dan filosofinya? Apa respon pimpinan KPK saat pihak arsitek dan Hutama Karya menawarkan desain konsep gedung dwiwarna?
PHP: Arsitek tidak ada hubungannya dengan kontraktor dalam mendisain bangunan. Kami perencana yang menyiapkan data-data untuk tender kontraktor. Kami mendisain dengan beberapa alternatif gedung, di mana saat dipresentasikan kepada pimpinan KPK dan kenyataannya masing-masing pimpinan punya selera masing-masing. Sehingga mereka minta selera masing-masing disatukan menjadi sebuah gedung.
Hal tersebut tidak mungkin dan akan membuat bentuk gedungnya "Aneh" dan sangat menyulitkan. Makanya saya minta kepada Allah pas salat malam, di mana kami sudah lesu karena hasil desain kami belum berhasil diterima oleh semua pimpinan KPK.
Doa saya pas salat malam di kantor sebagai: "Ya Allah..mohon berilah kami bentuk gedung yang bisa diterima seluruh bangsa Indonesia." Dan pada saat saya balik meja saya ada sesuatu buku yang membuat saya ingin membuka, karena letaknya agak sedikit keluar dari tatanan buku-buku yang lain.
Maka saya buka ternyata ada kertas lambang KPK yang diberi oleh teman (Pak Ir Othman Tambunan) dari KPK, yang waktu itu saya anggap hanya lambang biasa. Setelah saya amati wow.....inilah apa yang diberikan Allah pada saya pas salat. Ada bentuk lambang oval serta warna merah putih.
Selain itu hati saya mengatakan kapan lagi kita bangga dengan merah putih kalau tidak sekarang? Saya berharap gedung merah-putih akan menyatukan bangsa indonesia untuk mendukung KPK.
Selain itu jika ada pihak-pihak yang tidak menyukai KPK maka bangsa Indonesia akan tetap mendukung KPK. Karena merah putih ada di dada kita masing-masing. Selain hal tersebut diatas, coba dipikirkan jika ada orang tanya di mana gedung KPK? Tukang ojek pasti tahu, oh gedung yang merah putih itu???
Nah, belum ada gedung merah putih yang berdiri di dunia ini. Kalau pun ada hanya malu dengan merah putihnya, tidak tegas. Maka dengan keyakinan penuh saya buat langsung bentuk dengan sesuai lambang KPK yaitu oval dan warna merah putih.
Kemudian kami presentasikan ke semua pimpinan KPK, Pak Abraham Samad, Pak Bambang (Bambang Wodjojw), Pak Zul (Zulkarnain), dan Pak Pandu (Adnan Pandu Praja), dengan konsep saya. Maka pimpinan setuju dengan konsep bentuk saya. (Waktu itu) Pak Busyro (M Busyro Muqoddas) sedang tidak ada di kantor.
KS: Secara keseluruhan, terbagi berapa bagian gedung baru tersebut? Selain Pak Permadi, siapa lagi tim arsiteknya?
PPH: Tim, team leader Permadi (dari) IAI. AA (Arsitek Ahli) arsitek (teknis) Arie Adrian (dari) IAI. (Bagian gedung) struktur dan mekanikal elektrikal. (Detil) silakan tanya Pak Arie ya.
KS: Apa permintaan khusus pimpinan KPK saat gedung tersebut dibangun dan siapa yang meminta?
PPH: Ada tiga permintaan khusus pimpinan. Pertama, ruangannya tidak perlu melihat ke jalan depan yang pemandangannya bagus. Tetapi justru ada di belakang dengan melihat rumah-rumah kumuh agar hatinya tergerak terus untuk memberantas korupsi.
Kedua, selain hal tersebut juga sebagai faktor keamanan bagi pimpinan KPK. Ketiga, ruangan pimpinan tidak perlu besar-besar seperti yang ada di peraturan ruang bagi pejabat pemerintah. Tetapi kecil saja dan cukup ada meja kerja, (meja) rapat kecil, dan kalau istirahatperlu pakai tempat tidur lipat saja.
Pak Bambang yang mengatakan itu. Justru yang besar adalah ruang-ruang untuk pegawai KPK.
KS: Di depan gedung baru ada pohon bodhi yang sekarang tingginya sekitatar 6 meter lebih, kenapa bisa ada? Tujuannya apa?
PPH: tentang pohon bodhi, itu permintaan Pak Ruki (Taufiequrachman Ruki), saat jadi pelaksana tugas ketua KPK. Entah apa konsepnya. Silakan tanya Pak Adi KPK (Kepala Unit Pengelola Gedung KPK, Sri Sembodo Adi).
KS: Gedung baru terlihat seolah terbelah dua dengan titik pertemuan di tengah. Titik itu berupa lobi luas dengan Garuda Pancasila besar seperti empunya ruangan. Apa makna dan filosofinya?
PPH: Lobi besar di tengah adalah tempat resepsionis dan pendaftaran siapa yang akan masuk gedung KPK. Di situ juga ada tempat yang terang terbuka, seperti show room. Di sebelah kiri untuk para terperiksa dan akan naik tangga kaca agar terperiksa bisa terlihat dari ruang wartawan di sebelah kanan. Lebih jelasnya bisa tanya Pak Arie.
KS: Apakah ada ritual khusus sebelum, saat dan sesudah gedung baru dibangun?
PPH: Tidak ada ritual.
KS: Bagaimana sistem keamanan dan pengamanan gedung tersebut dibangun? Terutama untuk menghindari serangan dari luar?
PPH: Keamanan biasa saja seperti gedung KPK yang ada sekarang (lama). Keamanan yang handal dari gedung (baru) KPK adalah merah putih itu sendiri. Di mana gedug merah putih itu adalah milik kita semua dan selalu ada di dada kita. Jadi siapa yang akan menyerang gedung KPK maka harus berhadapan bangsa Indonesia.
Gedung ini terbagi dua bagian, gedung utama yang terdiri atas 16 lantai dan gedung penunjang tiga lantai ini operasional resminya digunakan pada Senin, 6 Februari 2017 lalu. Berdiri di atas lahan seluas 39.629 meter persegi, gedung ini mulai dibangun pada Desember 2013 dan diresmikan pada Selasa, 29 Desember 2015 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersamaan dengan perayaan ulang tahun KPK ke-12.
Gedung baru KPK ini terbilang lebih canggih dari gedung lama yang yang berjarak sekitar 500 meter. Gedung baru terletak di Jalan Kuningan Persada Kavling 4, Kuningan, Jakarta Selatan.
Gedung Merah Putih KPK mengusung konsep smart, green, dan secure building. Smart building merupakan upaya memadupankan dan penggunaan sistem keamanan terintegrasi berupa surveillance camera, access control, visitor management system, dan guard tour.
Jangan heran untuk melintasi setiap pintu di gedung dwiwarna, semua orang termasuk pegawai KPK harus melewati pintu akses. Green building diwujudkan dengan mengedepankan penghematan penggunaan energi dengan sistem yang terintegrasi.
Sebagai perumpamaan, kalau ruangan kosong maka fungsi pendingin udara, elevator, dan lampu akan otomatis mati. Ibaratnya, gedung ini memanfaatkan sensor gerakan manusia di dalam gedung.
Tak hanya itu saja, gedung baru KPK juga didesain terlindung dari terik sinar matahari. Kemudian, pemanfaatan tenaga surya menjadi keunggulan tersendiri. Selain itu, penghematan penggunaan energi juga dilakukan dengan cara penggunaan air hujan untuk keperluan toilet dan penyiraman tanaman.
Di sekeliling gedung juga dibuat resapan untuk mencegah agar air hujan tak akan mengalir di gedung baru. Terakhir, konsep secure building. Gedung Merah Putih menerapkan desain ruangan secara vertikal yang memisahkan area publik dan area kerja.
Bahkan ruangan-ruangan tertentu yang hanya bisa dimasuki orang-orang tertentu pula. Ruangan-ruangan tersebut digolongkan dengan zona merah, hijau, dan kuning.
Zona merah masuk dalam kategori yang bisa diakses publik atau tamu. Uniknya, setiap lantai memiliki kartu akses khusus untuk masing-masing lantai. Misalnya kartu akses untuk lantai 1 atau 2 jangan harap bisa dipakai untuk mengakses lantai 3 dan seterusnya.
Jauh sebelum tur media tadi, peresmian oleh Presiden Jokowi, dan penggunaan operasional resminya, Permadi Herry Putranto selaku arsitek Gedung Merah Putih KPK sudah menceritakan bagaimana konsep arsitektur gedung, ide asal gedung berwarna merah putih, filosofi gedung, permintaan khusus pimpinan KPK periode 2011-2015, hingga keberadaan Pohon Bodhi di taman depan gedung.
Sebagai pengingat, pemenang tender sekaligus penggarap proyek adalah perusahaan BUMN, PT Hutama Karya (persero). Berikut kami rangkum wawancara singkat KORAN SINDO (KS) dengan Permadi Herry Putranto (PHP) lewat pesan Whats App (WA).
KS: Gedung KPK baru sekarang berdiri dengan warna merah putih atau dwi warna. Dari mana dan bagaimana sebenarnya konsep merah putih ada? Apa makna dan filosofinya? Apa respon pimpinan KPK saat pihak arsitek dan Hutama Karya menawarkan desain konsep gedung dwiwarna?
PHP: Arsitek tidak ada hubungannya dengan kontraktor dalam mendisain bangunan. Kami perencana yang menyiapkan data-data untuk tender kontraktor. Kami mendisain dengan beberapa alternatif gedung, di mana saat dipresentasikan kepada pimpinan KPK dan kenyataannya masing-masing pimpinan punya selera masing-masing. Sehingga mereka minta selera masing-masing disatukan menjadi sebuah gedung.
Hal tersebut tidak mungkin dan akan membuat bentuk gedungnya "Aneh" dan sangat menyulitkan. Makanya saya minta kepada Allah pas salat malam, di mana kami sudah lesu karena hasil desain kami belum berhasil diterima oleh semua pimpinan KPK.
Doa saya pas salat malam di kantor sebagai: "Ya Allah..mohon berilah kami bentuk gedung yang bisa diterima seluruh bangsa Indonesia." Dan pada saat saya balik meja saya ada sesuatu buku yang membuat saya ingin membuka, karena letaknya agak sedikit keluar dari tatanan buku-buku yang lain.
Maka saya buka ternyata ada kertas lambang KPK yang diberi oleh teman (Pak Ir Othman Tambunan) dari KPK, yang waktu itu saya anggap hanya lambang biasa. Setelah saya amati wow.....inilah apa yang diberikan Allah pada saya pas salat. Ada bentuk lambang oval serta warna merah putih.
Selain itu hati saya mengatakan kapan lagi kita bangga dengan merah putih kalau tidak sekarang? Saya berharap gedung merah-putih akan menyatukan bangsa indonesia untuk mendukung KPK.
Selain itu jika ada pihak-pihak yang tidak menyukai KPK maka bangsa Indonesia akan tetap mendukung KPK. Karena merah putih ada di dada kita masing-masing. Selain hal tersebut diatas, coba dipikirkan jika ada orang tanya di mana gedung KPK? Tukang ojek pasti tahu, oh gedung yang merah putih itu???
Nah, belum ada gedung merah putih yang berdiri di dunia ini. Kalau pun ada hanya malu dengan merah putihnya, tidak tegas. Maka dengan keyakinan penuh saya buat langsung bentuk dengan sesuai lambang KPK yaitu oval dan warna merah putih.
Kemudian kami presentasikan ke semua pimpinan KPK, Pak Abraham Samad, Pak Bambang (Bambang Wodjojw), Pak Zul (Zulkarnain), dan Pak Pandu (Adnan Pandu Praja), dengan konsep saya. Maka pimpinan setuju dengan konsep bentuk saya. (Waktu itu) Pak Busyro (M Busyro Muqoddas) sedang tidak ada di kantor.
KS: Secara keseluruhan, terbagi berapa bagian gedung baru tersebut? Selain Pak Permadi, siapa lagi tim arsiteknya?
PPH: Tim, team leader Permadi (dari) IAI. AA (Arsitek Ahli) arsitek (teknis) Arie Adrian (dari) IAI. (Bagian gedung) struktur dan mekanikal elektrikal. (Detil) silakan tanya Pak Arie ya.
KS: Apa permintaan khusus pimpinan KPK saat gedung tersebut dibangun dan siapa yang meminta?
PPH: Ada tiga permintaan khusus pimpinan. Pertama, ruangannya tidak perlu melihat ke jalan depan yang pemandangannya bagus. Tetapi justru ada di belakang dengan melihat rumah-rumah kumuh agar hatinya tergerak terus untuk memberantas korupsi.
Kedua, selain hal tersebut juga sebagai faktor keamanan bagi pimpinan KPK. Ketiga, ruangan pimpinan tidak perlu besar-besar seperti yang ada di peraturan ruang bagi pejabat pemerintah. Tetapi kecil saja dan cukup ada meja kerja, (meja) rapat kecil, dan kalau istirahatperlu pakai tempat tidur lipat saja.
Pak Bambang yang mengatakan itu. Justru yang besar adalah ruang-ruang untuk pegawai KPK.
KS: Di depan gedung baru ada pohon bodhi yang sekarang tingginya sekitatar 6 meter lebih, kenapa bisa ada? Tujuannya apa?
PPH: tentang pohon bodhi, itu permintaan Pak Ruki (Taufiequrachman Ruki), saat jadi pelaksana tugas ketua KPK. Entah apa konsepnya. Silakan tanya Pak Adi KPK (Kepala Unit Pengelola Gedung KPK, Sri Sembodo Adi).
KS: Gedung baru terlihat seolah terbelah dua dengan titik pertemuan di tengah. Titik itu berupa lobi luas dengan Garuda Pancasila besar seperti empunya ruangan. Apa makna dan filosofinya?
PPH: Lobi besar di tengah adalah tempat resepsionis dan pendaftaran siapa yang akan masuk gedung KPK. Di situ juga ada tempat yang terang terbuka, seperti show room. Di sebelah kiri untuk para terperiksa dan akan naik tangga kaca agar terperiksa bisa terlihat dari ruang wartawan di sebelah kanan. Lebih jelasnya bisa tanya Pak Arie.
KS: Apakah ada ritual khusus sebelum, saat dan sesudah gedung baru dibangun?
PPH: Tidak ada ritual.
KS: Bagaimana sistem keamanan dan pengamanan gedung tersebut dibangun? Terutama untuk menghindari serangan dari luar?
PPH: Keamanan biasa saja seperti gedung KPK yang ada sekarang (lama). Keamanan yang handal dari gedung (baru) KPK adalah merah putih itu sendiri. Di mana gedug merah putih itu adalah milik kita semua dan selalu ada di dada kita. Jadi siapa yang akan menyerang gedung KPK maka harus berhadapan bangsa Indonesia.
(whb)