Tri Dianto: SBY Jeli Manfaatkan Isu Penyadapan
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai jeli memanfaatkan isu dugaan penyadapan pembicaraannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin pada 7 Oktober 2016. Adapun isu itu dilontarkan pihak terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa 31 Januari 2017.
Klaim pihak Ahok yang memiliki bukti KH Ma'ruf Amin menerima telepon dari SBY pun langsung ditanggapi ketua umum Partai Demokrat itu melalui jumpa pers kemarin. Banyak yang disampaikan SBY dalam jump pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat yang berlangsung hampir 30 menit itu.
Mulai dari meminta aparat penegak hukum mengusut kasus dugaan penyadapan perbincangannya dengan Ma'ruf Amin, hingga dugaan adanya lingkaran Presiden Jokowi yang melarang kepala negara itu bertemu SBY.
"Itu lah kejelian Pak SBY untuk memanfaatkan isu penyadapan. Padahal tidak jelas faktanya ada atau tidak," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto kepada SINDOnews, Kamis 2 Februari 2017.
Kata Tridianto, karena sudah tinggal dua minggu lagi Pilgub DKI Jakarta, SBY merasa menemukan isu dugaan penyadapan itu sebagai gebrakan akhir untuk mendapatkan simpati dan mendongkrak suara anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono.
"Seperti konpers sebelumnya di Cikeas yang Pak SBY menari-nari di atas isu penodaan agama oleh Ahok, dan terbukti hasilnya untuk mendongkrak suara Agus, kali ini Pak SBY kembali menari-nari," kata juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini.
Dia menambahkan, tindakan Ahok yang menghardik Ma'ruf Amin diolah sedemikian rupa oleh SBY dan tim. "Kembali Pak SBY memukul Ahok dengan keras. Bahkan juga memukul Pak Jokowi dan lingkarannya. Itulah Pak SBY," ucapnya.
Karena kepentingan anak, lanjut dia, segala cara dilakukan SBY untuk menjadikan gubernur DKI Jakarta yang dianggap sebagai batu loncatan untuk posisi yang lebih tinggi.
Klaim pihak Ahok yang memiliki bukti KH Ma'ruf Amin menerima telepon dari SBY pun langsung ditanggapi ketua umum Partai Demokrat itu melalui jumpa pers kemarin. Banyak yang disampaikan SBY dalam jump pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat yang berlangsung hampir 30 menit itu.
Mulai dari meminta aparat penegak hukum mengusut kasus dugaan penyadapan perbincangannya dengan Ma'ruf Amin, hingga dugaan adanya lingkaran Presiden Jokowi yang melarang kepala negara itu bertemu SBY.
"Itu lah kejelian Pak SBY untuk memanfaatkan isu penyadapan. Padahal tidak jelas faktanya ada atau tidak," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto kepada SINDOnews, Kamis 2 Februari 2017.
Kata Tridianto, karena sudah tinggal dua minggu lagi Pilgub DKI Jakarta, SBY merasa menemukan isu dugaan penyadapan itu sebagai gebrakan akhir untuk mendapatkan simpati dan mendongkrak suara anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono.
"Seperti konpers sebelumnya di Cikeas yang Pak SBY menari-nari di atas isu penodaan agama oleh Ahok, dan terbukti hasilnya untuk mendongkrak suara Agus, kali ini Pak SBY kembali menari-nari," kata juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini.
Dia menambahkan, tindakan Ahok yang menghardik Ma'ruf Amin diolah sedemikian rupa oleh SBY dan tim. "Kembali Pak SBY memukul Ahok dengan keras. Bahkan juga memukul Pak Jokowi dan lingkarannya. Itulah Pak SBY," ucapnya.
Karena kepentingan anak, lanjut dia, segala cara dilakukan SBY untuk menjadikan gubernur DKI Jakarta yang dianggap sebagai batu loncatan untuk posisi yang lebih tinggi.
(kri)