Datang ke DPR, GNPF MUI Beberkan Kronologi Tindakan GMBI
A
A
A
JAKARTA - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mengadukan tindakan anarkis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) ke DPR. Tindakan ini terjadi usai pemeriksaan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq di Polda Jawa Barat (Jabar).
Ketua Pembina GNPF MUI Habib Rizieq di depan para anggota Komisi III DPR membeberkan kronologi tindakan LSM GMBI. Menurutnya GMBI, Kamis 12 Januari 2017 sudah berada di Mapolda Jabar sejak pukul 06.00 WIB.
Dia menceritakan, pada kesempatan itu massa dari GMBI bisa masuk ke Kompleks Mapolda Jabar. Sementara massa dari FPI tidak bisa masuk ke Mapolda Jabar dan dihalangi kawat berduri.
Usai menjalani pemeriksaan dia bersama sejumlah pendukungnya mampir ke Rumah Makan Ampera untuk makan siang. Menurutnya letak Rumah Makan Ampera tidak jauh dari Mapolda Jabar. (Baca: Mabes Polri Akui Kapolda Jabar Jadi Pengurus GMBI Seizin Kapolri)
Menjelang meninggalkan Rumah Makan Ampera, kata dia beberapa pendukungnya diserang massa dari GMBI. Dia menuturkan penyerangan terjadi bersamaan dengan dibukanya barikade aparat kepolisian yang berjaga di lokasi di sekitar Mapolda Jabar.
"Mereka hancurkan mobilnya, motornya. Mereka aniaya ustaz dan santri. Ada yang patah tulang," ujar Rizieq di hadapan para anggota dan pimpinan Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Dia menambahkan, massa dari GMBI juga melakukan sweeping dengan target dirinya dan rombongan FPI. Mereka, kata dia membawa balok dan bambu
berukuran panjang. (Baca: Pejabat Polri Jadi Pengurus LSM, Penegakan Hukum Terganggu)
"Penganiayaan itu fakta. Semua terjadi di hadapan polisi, tapi tidak ada pelaku yang mereka tangkap, bahkan humas Polda Jawa Barat memberitakan hoax," ucapnya.
Ketua Pembina GNPF MUI Habib Rizieq di depan para anggota Komisi III DPR membeberkan kronologi tindakan LSM GMBI. Menurutnya GMBI, Kamis 12 Januari 2017 sudah berada di Mapolda Jabar sejak pukul 06.00 WIB.
Dia menceritakan, pada kesempatan itu massa dari GMBI bisa masuk ke Kompleks Mapolda Jabar. Sementara massa dari FPI tidak bisa masuk ke Mapolda Jabar dan dihalangi kawat berduri.
Usai menjalani pemeriksaan dia bersama sejumlah pendukungnya mampir ke Rumah Makan Ampera untuk makan siang. Menurutnya letak Rumah Makan Ampera tidak jauh dari Mapolda Jabar. (Baca: Mabes Polri Akui Kapolda Jabar Jadi Pengurus GMBI Seizin Kapolri)
Menjelang meninggalkan Rumah Makan Ampera, kata dia beberapa pendukungnya diserang massa dari GMBI. Dia menuturkan penyerangan terjadi bersamaan dengan dibukanya barikade aparat kepolisian yang berjaga di lokasi di sekitar Mapolda Jabar.
"Mereka hancurkan mobilnya, motornya. Mereka aniaya ustaz dan santri. Ada yang patah tulang," ujar Rizieq di hadapan para anggota dan pimpinan Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Dia menambahkan, massa dari GMBI juga melakukan sweeping dengan target dirinya dan rombongan FPI. Mereka, kata dia membawa balok dan bambu
berukuran panjang. (Baca: Pejabat Polri Jadi Pengurus LSM, Penegakan Hukum Terganggu)
"Penganiayaan itu fakta. Semua terjadi di hadapan polisi, tapi tidak ada pelaku yang mereka tangkap, bahkan humas Polda Jawa Barat memberitakan hoax," ucapnya.
(kur)