Keluarga Terduga Teroris Tangsel Datangi RS Polri
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah orang yang mengaku sebagai keluarga dari ketiga terduga teroris di Tangerang Selatan (Tangsel), mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedatanganya itu untuk memberikan data antemortem pada penyidik RS Polri.
Data antemortem tersebut akan dilakukan melalui proses identifikasi terhadap ketiga jenazah atau yang biasa disebut sebagai pencocokan asam deoksiribonukleat atau yang biasa disingkat DNA.
Selain sampel DNA, data antemortem yang diberikan berupa data-data fisik khas korban, seperti sidik jari, darah, rambut, dan adanya penjelasan secara rinci oleh pihak keluarga terduga teroris.
Keluarga terduga teroris tersebut datang dengan dikawal sejumlah petugas penyidik dari TOM DVI RS Polri, Minggu (25/12/2016). Mereka langsung masuk datang ke gedung sentra visum medikolegal.
Setelah menunggu hampir satu jam lebih, salah satu keluarga dari tersangka Helmi, terduga teroris Tangsel, Fahmi mengatakan, dia di dalam hanya ditanya oleh pihak RS Polri terkait data identitas saja.
"Di dalam saya cuma ditanya enggak sampai dilakuin pemeriksaan, untuk mencocokan DNA saya," kata Fahmi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (25/12/2016).
Selain itu, saat mempertanyakan keluarga terduga teroris yang juga ada di dalam untuk memberikan data antemortem, Fahmi menjelaskan di dalam sedang masih menjalani pemeriksaan.
"Kalau keluarga yang lain di dalam sedang diperiksa, kalau saya hanya ditanya-tanya saja," tuturnya.
Sementara itu, saat mempertanyakan apakah nantinya jenazah Helmi akan dibawa pulang untuk dikebumikan oleh pihak keluarga, dirinya enggan berbicara dan langsung meninggalkan awak media.
Sebelumnya, tiga jenazah terduga teroris yang diketahui bernama Helmi, Omen, dan Irwan tewas saat melakukan perlawanan serta sempat terjadi baku tembak oleh pihak aparat dari Densus 88, di kawasan Babakan Setu, Tangsel.
Data antemortem tersebut akan dilakukan melalui proses identifikasi terhadap ketiga jenazah atau yang biasa disebut sebagai pencocokan asam deoksiribonukleat atau yang biasa disingkat DNA.
Selain sampel DNA, data antemortem yang diberikan berupa data-data fisik khas korban, seperti sidik jari, darah, rambut, dan adanya penjelasan secara rinci oleh pihak keluarga terduga teroris.
Keluarga terduga teroris tersebut datang dengan dikawal sejumlah petugas penyidik dari TOM DVI RS Polri, Minggu (25/12/2016). Mereka langsung masuk datang ke gedung sentra visum medikolegal.
Setelah menunggu hampir satu jam lebih, salah satu keluarga dari tersangka Helmi, terduga teroris Tangsel, Fahmi mengatakan, dia di dalam hanya ditanya oleh pihak RS Polri terkait data identitas saja.
"Di dalam saya cuma ditanya enggak sampai dilakuin pemeriksaan, untuk mencocokan DNA saya," kata Fahmi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (25/12/2016).
Selain itu, saat mempertanyakan keluarga terduga teroris yang juga ada di dalam untuk memberikan data antemortem, Fahmi menjelaskan di dalam sedang masih menjalani pemeriksaan.
"Kalau keluarga yang lain di dalam sedang diperiksa, kalau saya hanya ditanya-tanya saja," tuturnya.
Sementara itu, saat mempertanyakan apakah nantinya jenazah Helmi akan dibawa pulang untuk dikebumikan oleh pihak keluarga, dirinya enggan berbicara dan langsung meninggalkan awak media.
Sebelumnya, tiga jenazah terduga teroris yang diketahui bernama Helmi, Omen, dan Irwan tewas saat melakukan perlawanan serta sempat terjadi baku tembak oleh pihak aparat dari Densus 88, di kawasan Babakan Setu, Tangsel.
(maf)