HT: Kembangkan Destinasi Baru untuk Pariwisata Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata Indonesia harus dikembangkan ke daerah-daerah baru, agar pariwisata melesat dan pendapatan negara bertambah tebal.
Hal tersebut disampaikan Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berdialog dengan alumni Lemhanas dan Jaringan Tionghoa Muda, di MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dia menuturkan, saat ini pariwisata Indonesia masih tertinggal jauh dibanding dengan jumlah wisatawan di negara- negara lain.
Sebagai perbandingan, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sekitar 9 juta, Singapura 16 juta, Malaysia 25,7 juta dan Thailand 30 juta.
Dari total wisatawan yang berkunjung sekitar 85% terkonsentrasi di Bali, Jakarta dan Batam. "Kita kembangkan destinasi wisata di daerah lain agar pariwisata bertumbuh," kata HT.
Pria 51 tahun itu menuturkan, kunjungan satu wisatawan bisa menghabiskan sekitar US$ 1.000. Bila Indonesia bisa menambah 10 juta wisatawan baru, maka akan menghasilkan sekitar US$ 10 miliar.
Dia mencontohkan Lombok misalnya, bisa dibangun menjadi kawasan pariwisata. Begitu juga daerah lainnya seperti Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan daerah-daerah lain.
Pengembangan pariwisata tersebut, lanjut HT, juga akan berdampak pada peningkatan kesejahetraan masyarakat. Dia sendiri telah membangun destinasi baru pariwisata di Lido, Bogor.
Dikembangkan di lahan seluas 3.000 hektar, kawasan terintegrasi tersebut berkonsep 'One stop destination city for lifestyle and family entertainment'.
Akan ada theme park berstandar internasional beserta fasilitas retail dan hotel, hotel-hotel modern, vila, kondominium, country club, area golf, residensial, dan komersial.
Dalam proyek tersebut HT bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Selain itu, HT-Trump bekerjasama dalam proyek Bali Nirwana Resort.
Hal tersebut disampaikan Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berdialog dengan alumni Lemhanas dan Jaringan Tionghoa Muda, di MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dia menuturkan, saat ini pariwisata Indonesia masih tertinggal jauh dibanding dengan jumlah wisatawan di negara- negara lain.
Sebagai perbandingan, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sekitar 9 juta, Singapura 16 juta, Malaysia 25,7 juta dan Thailand 30 juta.
Dari total wisatawan yang berkunjung sekitar 85% terkonsentrasi di Bali, Jakarta dan Batam. "Kita kembangkan destinasi wisata di daerah lain agar pariwisata bertumbuh," kata HT.
Pria 51 tahun itu menuturkan, kunjungan satu wisatawan bisa menghabiskan sekitar US$ 1.000. Bila Indonesia bisa menambah 10 juta wisatawan baru, maka akan menghasilkan sekitar US$ 10 miliar.
Dia mencontohkan Lombok misalnya, bisa dibangun menjadi kawasan pariwisata. Begitu juga daerah lainnya seperti Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan daerah-daerah lain.
Pengembangan pariwisata tersebut, lanjut HT, juga akan berdampak pada peningkatan kesejahetraan masyarakat. Dia sendiri telah membangun destinasi baru pariwisata di Lido, Bogor.
Dikembangkan di lahan seluas 3.000 hektar, kawasan terintegrasi tersebut berkonsep 'One stop destination city for lifestyle and family entertainment'.
Akan ada theme park berstandar internasional beserta fasilitas retail dan hotel, hotel-hotel modern, vila, kondominium, country club, area golf, residensial, dan komersial.
Dalam proyek tersebut HT bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Selain itu, HT-Trump bekerjasama dalam proyek Bali Nirwana Resort.
(nag)