Ulama Banten Ingatkan Panglima TNI-Kapolri Pentingnya PMP dan P4
A
A
A
BANTEN - Ulama salaf Banten meminta Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian agar tak hanya memikirkan bahaya komunisme di Indonesia. Tetapi seharusnya memikirkan bagaimana cara menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
"Yang terhormat, Bapak Panglima dan Bapak Kapolri. Kita jangan terlalu berpikir sepihak tentang bahaya latin PKI atau Komunis. Yang harus dicipyakan adalah sejalannya TNI dan Polri bersama umat Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin menanamkan kembali PMP dan P4 sekarang juga mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi dari tingkat desa/keluragan hingga lembaga tinggi negara, termasuk lembaga non departemen," pinta Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Cidahu, Cadasari, Pandeglang Banten KH Murtadlo Dimyati di Banten, Senin (19/12/2016).
Menurut Kiai Murtadlo, Pancasila sebagai azas negara akan selamat dari rongrongan komunis. Hal itu terjadi bila semua elemen bangsa kembali mempelajari, menghayati dan mengamalkannya pelajaran PMP dan P4, yang sejak reformasi hilang di dunia pendidikan di Indonesia.
Sementara pemangku Islam Rahmatan Lil 'Alamin itu adalah para ulama dan pesantren salaf yang berpegang teguh kepada Alquran, Sunnah dan Ijma. Mereka selama ini juga telah menerima Pancasila sebagai pemersatu dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
"Bila tidak kembali diajarkan, anak cucu kita atau generasi kita menjadi pemberontak. Kalau PMP dan P4 dilaksanakan, mereka akan kuat dalam membela NKRI dengan jiwa kebangsaannya," pungkas Abuya Murtadlo, sapaan akrab putra kedua ulama karismatis Banten, almarhum KH Muhammad Dimyati atau Abuya Dimyati Cidahu ini.
"Yang terhormat, Bapak Panglima dan Bapak Kapolri. Kita jangan terlalu berpikir sepihak tentang bahaya latin PKI atau Komunis. Yang harus dicipyakan adalah sejalannya TNI dan Polri bersama umat Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin menanamkan kembali PMP dan P4 sekarang juga mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi dari tingkat desa/keluragan hingga lembaga tinggi negara, termasuk lembaga non departemen," pinta Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Cidahu, Cadasari, Pandeglang Banten KH Murtadlo Dimyati di Banten, Senin (19/12/2016).
Menurut Kiai Murtadlo, Pancasila sebagai azas negara akan selamat dari rongrongan komunis. Hal itu terjadi bila semua elemen bangsa kembali mempelajari, menghayati dan mengamalkannya pelajaran PMP dan P4, yang sejak reformasi hilang di dunia pendidikan di Indonesia.
Sementara pemangku Islam Rahmatan Lil 'Alamin itu adalah para ulama dan pesantren salaf yang berpegang teguh kepada Alquran, Sunnah dan Ijma. Mereka selama ini juga telah menerima Pancasila sebagai pemersatu dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
"Bila tidak kembali diajarkan, anak cucu kita atau generasi kita menjadi pemberontak. Kalau PMP dan P4 dilaksanakan, mereka akan kuat dalam membela NKRI dengan jiwa kebangsaannya," pungkas Abuya Murtadlo, sapaan akrab putra kedua ulama karismatis Banten, almarhum KH Muhammad Dimyati atau Abuya Dimyati Cidahu ini.
(kri)