Perindo: Indonesia Tak Boleh Tergantung Asing
A
A
A
JAKARTA - Indonesia diminta tidak ketergantungan terhadap asing, khususnya dalam bidang-bidang strategis.
Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) menegaskan, sektor strategis tidak boleh bergantung negara asing.
“Pisahkan kebijakan strategis dan nonstrategis. Untuk hal strategis tidak boleh tergantung asing,” ujar HT saat membuka Latihan Kader Paripurna dan Training of Trainer (TOT) serta peresmian kantor baru DPP Partai Perindo, di Jalan Diponegoro Nomor 29, Jakarta, Jumat 9 Desember 2016.
Untuk menjadi negara kuat, kata dia, Indonesia harus mandiri dalam bidang-bidang strategis seperti pangan, energi maupun industri-industri strategis.
“Negara tidak akan kuat kalau energi 40% impor, harus ada strategi migrasi untuk mengurangi ketergantungan minyak,” tuturnya.
Sekadar informasi, Indonesia telah menjadi importir minyak karena tingginya konsumsi yang terus bertumbuh. Namun, sayangnya tidak diikuti dengan peningkatan produksi. Begitu juga dengan sektor pangan.
Saat kebutuhan terus meningkat, kata dia, sawah-sawah kian menyusut dan para petani banyak beralih profesi dan tidak mengalami regenerasi
Di industri strategis pun, kata dia, Indonesia harus mandiri, seperti perbankan. HT mencontohkan, di Amerika Serikat bank-bank asing dibatasi. Rakyat Amerika tidak bergantung pada bank asing.
Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) menegaskan, sektor strategis tidak boleh bergantung negara asing.
“Pisahkan kebijakan strategis dan nonstrategis. Untuk hal strategis tidak boleh tergantung asing,” ujar HT saat membuka Latihan Kader Paripurna dan Training of Trainer (TOT) serta peresmian kantor baru DPP Partai Perindo, di Jalan Diponegoro Nomor 29, Jakarta, Jumat 9 Desember 2016.
Untuk menjadi negara kuat, kata dia, Indonesia harus mandiri dalam bidang-bidang strategis seperti pangan, energi maupun industri-industri strategis.
“Negara tidak akan kuat kalau energi 40% impor, harus ada strategi migrasi untuk mengurangi ketergantungan minyak,” tuturnya.
Sekadar informasi, Indonesia telah menjadi importir minyak karena tingginya konsumsi yang terus bertumbuh. Namun, sayangnya tidak diikuti dengan peningkatan produksi. Begitu juga dengan sektor pangan.
Saat kebutuhan terus meningkat, kata dia, sawah-sawah kian menyusut dan para petani banyak beralih profesi dan tidak mengalami regenerasi
Di industri strategis pun, kata dia, Indonesia harus mandiri, seperti perbankan. HT mencontohkan, di Amerika Serikat bank-bank asing dibatasi. Rakyat Amerika tidak bergantung pada bank asing.
(dam)