GNPF-MUI Tetap Tuntut Ahok Ditahan

Senin, 28 November 2016 - 16:09 WIB
GNPF-MUI Tetap Tuntut...
GNPF-MUI Tetap Tuntut Ahok Ditahan
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Shihab mengakui aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 akan digelar di Silang Monas, Jakarta.

Rencana demo di lokasi tersebut merupakan kesepakatan antara pihaknya dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

‎"Sebetulnya setelah dibuka komunikasi tersebut kita dapatkan bahwa masing-masing pihak punya iktikad baik, baik Polri maupun GNPF-MUI," kata Rizieq dalam jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016).

Menurut Rizieq, sejak awal pihaknya telah menyampaikan argumentasi ‎mengenai aksi yang disebut dengan istilah aksi 212 akan digelar di sepanjang Semanggi sampai Bundaran HI.

Namun, kata dia, rencana tersebut urung dilaksanakan karena ada ketentuan undang-undang melarang hal tersebut. GNPF-MUI pun sepakat aksi yang dilakukan berupa zikir bersama, tausiah dan salat Jumat berjamaah cukup digelar di Monas.

Dia menguraikan lima kesepakatan yang telah dicapai bersama Polri, yakni aksi damai Bela Islam III akan tetap dilaksanakan pada 2 Desember 2016.

Menurut dia, kesepakatan itu tidak mengubah tujuan awal aksi, yakni menuntut penegakan hukum yang adil dan meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sudah berstatus tersangka kasus dugaan penistaan agama ditahan.

‎"Kedua, GNPF MUI dan Polri juga telah sepakat dalam aksi Bela Islam III akan digelar zikir dan doa untuk keselamatan negeri serta tausiah umara dan ulama di lapangan Monas dan sekitarnya dari jam 08.00 pagi hingga salat Jumat‎," tuturnya.

Selanjutnya, kata Rizieq, selepas salat Jumat para pimpinan GNPF-MUI dan Polri akan menyapa para peserta aksi di jalan untuk mengawal dan mengantarkan pendemo kembali kembali ke daerah masing-masing.

Keempat, GNPF-MUI dan Polri sepakat membentuk tim terpadu untuk mengatur secara teknis pelaksanaan aksi Bela Islam III yang menyangkut kebutuhan peserta aksi di lapangan.

"Kelima, GNPF-MUI menegaskan jika ada gerakan pada tanggal 2 Desember 2016 di luar kesepatan yang kami buat ini maka kami yatakan itu bukan bagian dari aksi bela Islam III dan kami GNPF-MUI tidak bertanggung jawab serta Polri. Itu merupakan hak dan kewajiban untuk mengambil langkah-langkah mengantisipasi dan mengatasinya," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1247 seconds (0.1#10.140)