GP Ansor Ajak Warga Gunakan Medsos Secara Positif

Sabtu, 26 November 2016 - 08:01 WIB
GP Ansor Ajak Warga Gunakan Medsos Secara Positif
GP Ansor Ajak Warga Gunakan Medsos Secara Positif
A A A
JAKARTA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan media sosial (medsos) secara bijak dan positif. Penggunaan medsos secara ceroboh berpotensi merugikan orang lain bahkan bisa memecah persatuan bangsa.

Secara khusus, GP Ansor mengkritik ulah Pandu Wijaya, pengguna twitter yang menggunakan kata-kata kasar saat merespons cuitan Pengasuh Ponpes Raudhatut Thalibin, Rembang, KH Musthofa Bisri (Gus Mus), Rabu 23 November lalu.

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, setelah mengetahui ada cuitan tak pantas itu, sejumlah kader Ansor bergerak untuk mengklarifikasi Pandu. Ansor sangat menyayangkan Pandu menggunakan kata-kata yang tak pantas kepada kiai besar yang juga mantan Rais Syuriah PBNU tersebut.

"Menurut saya ini sudah di luar batas kewajaran," ujar Yaqut saat dihubungi KORAN SINDO semalam, Jumat 26 November 2016.

Setelah bertemu dengan sejumlah kader Ansor, Pandu mengaku khilaf. "Ya kalau khilaf apa mau minta maaf. Kita arahkan dia segera minta maaf ke Gus Mus," ujar Yaqut.

Dia bersyukur setelah diklarifikasi Ansor, sore kemarin, Pandu telah datang ke kediaman Gus Mus di Leteh, Rembang untuk meminta maaf langsung.

Yaqut berharap, kasus yang menimpa Pandu ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat agar berhati-hati menggunakan medsos. Meski teknologi internet saat ini berkembang cepat, namun harus diimbangi dengan kematangan emosional dan spiritual. Lebih-lebih, jika seseorang berkomunikasi terhadap sosok yang lebih tua.

Selain itu, Yaqut juga mengapresiasi sikap Gus Mus yang sama sekali tak marah lantaran terpancing dengan cuitan Pandu. Sebaliknya, kiai yang dikenal dengan puisi-puisinya itu justru menerima Pandu dengan tangan terbuka dan memberikan maaf.

"Gus Mus. Ini luar biasa dan pelajaran buat saya dalam menghadapi orang harus tidak harus mendahuluka emosi," ujarnya. (Baca: Gus Mus Tak Setuju Staf PT Adhi Karya Dipecat)

Yaqut khawatir, fenomena medsos ini bagian dari sebuah skenario besar untuk merusak bangsa. Belajar dari Mesir misalnya, runtuhnya kekuasaan di Mesir dimulai dari medsos yang awalnya men-downgrade tokoh-tokoh bangsa setempat.

"Nah ketika situasi menjadi chaos maka tidak ada lagi panutan bagi umat karena ulama tokoh bangsa sudah di downgrade duluan. Publik itu kehilangan kepercayaan terhadap tokoh bangsanya," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5570 seconds (0.1#10.140)