Perindo Himpun Kekuatan Nelayan Lewat Koperasi
A
A
A
AMBON - Terkenal sebagai daerah kepulauan pemilik hasil laut melimpah, DPW Partai Perindo Maluku menghimpun kekuatan nelayannya dengan mendirikan Koperasi Nelayan Perindo.
“Sudah ada 100 nelayan yang akan bergabung sebagai tahapan awal Koperasi Nelayan Perindo,” kata Ketua DPW Partai Perindo M Isa Raharusun ketika dihubungi di Ambon, Maluku, kemarin.
M Isa mengungkapkan, kebanyakan nelayan di daerah itu adalah nelayan tradisional. Mereka memanfaatkan alat tangkap seadanya untuk mendapatkan ikan dan kemudian dijual ke tengkulak.
Meskipun merupakan provinsi yang digadangkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), kesejahteraan nelayan Maluku masih masih jauh dari memadai. “Mereka mencari ikan untuk makan sehari dua hari, paling banter seminggu," ucapnya.
"Ketika dijual pun harganya tidak seberapa, karena permainan tengkulak. Makanya Perindo mewadahi mereka melalui koperasi untuk meningkatkan pendapatan mereka,” tambahnya.
Pendirian koperasi, lanjutnya, bertujuan memutuskan mata rantai penjualan hasil tangkap nelayan yang selama ini dijual ke tengkulak tersebut. Koperasi yang didirikan Partai Perindo akan berupaya mencari pasar dari luar untuk menampung ikan hasil tanggapan anggotanya. Selain program lain yang bisa menyelesaikan permasalahan nelayan selama ini.
“Kurang lebih sebagai penghubung yang menjembatani, sehingga harga jual yang didapat nelayan jadi layak,” tukas Muhammad.
Untuk tahap awal, Koperasi Nelayan Perindo yang terpusat di Ambon ini menggandeng nelayan di Maluku Tengah, Pulau Buru, Kota Ambon dan Maluku Tenggara.
Provinsi Maluku sendiri terdiri dari 1.340 pulau, sebagian besar berupa lautan (92,4 persen), sementara sisanya daratan (7, 6 persen).
“Sudah ada 100 nelayan yang akan bergabung sebagai tahapan awal Koperasi Nelayan Perindo,” kata Ketua DPW Partai Perindo M Isa Raharusun ketika dihubungi di Ambon, Maluku, kemarin.
M Isa mengungkapkan, kebanyakan nelayan di daerah itu adalah nelayan tradisional. Mereka memanfaatkan alat tangkap seadanya untuk mendapatkan ikan dan kemudian dijual ke tengkulak.
Meskipun merupakan provinsi yang digadangkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), kesejahteraan nelayan Maluku masih masih jauh dari memadai. “Mereka mencari ikan untuk makan sehari dua hari, paling banter seminggu," ucapnya.
"Ketika dijual pun harganya tidak seberapa, karena permainan tengkulak. Makanya Perindo mewadahi mereka melalui koperasi untuk meningkatkan pendapatan mereka,” tambahnya.
Pendirian koperasi, lanjutnya, bertujuan memutuskan mata rantai penjualan hasil tangkap nelayan yang selama ini dijual ke tengkulak tersebut. Koperasi yang didirikan Partai Perindo akan berupaya mencari pasar dari luar untuk menampung ikan hasil tanggapan anggotanya. Selain program lain yang bisa menyelesaikan permasalahan nelayan selama ini.
“Kurang lebih sebagai penghubung yang menjembatani, sehingga harga jual yang didapat nelayan jadi layak,” tukas Muhammad.
Untuk tahap awal, Koperasi Nelayan Perindo yang terpusat di Ambon ini menggandeng nelayan di Maluku Tengah, Pulau Buru, Kota Ambon dan Maluku Tenggara.
Provinsi Maluku sendiri terdiri dari 1.340 pulau, sebagian besar berupa lautan (92,4 persen), sementara sisanya daratan (7, 6 persen).
(maf)