HT: Kesenjangan Tidak Berakhir Selama Pasar Bebas Diterapkan
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Penerapan pasar bebas membuat kesenjangan terpelihara, hingga menyebabkan Indonesia sulit untuk menjadi negara maju.
“Kesenjangan tidak akan berakhir selama pasar bebas diterapkan sebebas-bebasnya,” kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (2/112016)
Menurut HT, penerapan pasar bebas di Indonesia dilakukan saat belum terjadi pemerataan kesejahteraan dan pembangunan. Konsekuensinya Indonesia hanya ditopang oleh kota-kota besar saja.
Seharusnya, lanjut HT, masyarakat di daerah didorong untuk maju dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada mereka. Berpihak artinya memberikan perlakuan khusus seperti kemudahan akses modal, pelatihan, pendampingan dan proteksi.
Sehingga daerah bisa bertumbuh, dan kemajuan Indonesia cepat tercapai. “Rakyat makmur kalau negara maju, negara maju punya kekuatan untuk menyejahterakan rakyatnya,” tegas HT.
Menurut HT, dengan menjadi negara maju, masyarakat yang sakit bisa dilayani dengan baik. Pendidikan warga juga terjamin. Semua hal tersebut bisa terjadi karena negara memiliki anggaran yang cukup untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya.
“Saya mendorong generasi muda untuk berani menjadi pengusaha produktif. Saya juga memulainya dari bawah,” katanya. HT mengatakan, dengan menjadi pengusaha produktif akan membuka lapangan pekerjaan.
Bila lapangan pekerjaan tercipta, kesejahteraan masyarakat meningkat, daerah akan maju. Begitu pula perekonomian nasional akan melaju. HT mengungkapkan harapannya pada generasi muda untuk tumbuh dan maju membangun daerah.
“Kesenjangan tidak akan berakhir selama pasar bebas diterapkan sebebas-bebasnya,” kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (2/112016)
Menurut HT, penerapan pasar bebas di Indonesia dilakukan saat belum terjadi pemerataan kesejahteraan dan pembangunan. Konsekuensinya Indonesia hanya ditopang oleh kota-kota besar saja.
Seharusnya, lanjut HT, masyarakat di daerah didorong untuk maju dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada mereka. Berpihak artinya memberikan perlakuan khusus seperti kemudahan akses modal, pelatihan, pendampingan dan proteksi.
Sehingga daerah bisa bertumbuh, dan kemajuan Indonesia cepat tercapai. “Rakyat makmur kalau negara maju, negara maju punya kekuatan untuk menyejahterakan rakyatnya,” tegas HT.
Menurut HT, dengan menjadi negara maju, masyarakat yang sakit bisa dilayani dengan baik. Pendidikan warga juga terjamin. Semua hal tersebut bisa terjadi karena negara memiliki anggaran yang cukup untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya.
“Saya mendorong generasi muda untuk berani menjadi pengusaha produktif. Saya juga memulainya dari bawah,” katanya. HT mengatakan, dengan menjadi pengusaha produktif akan membuka lapangan pekerjaan.
Bila lapangan pekerjaan tercipta, kesejahteraan masyarakat meningkat, daerah akan maju. Begitu pula perekonomian nasional akan melaju. HT mengungkapkan harapannya pada generasi muda untuk tumbuh dan maju membangun daerah.
(whb)