Satu Visi dengan Pusat, Bupati Banyuwangi Terapkan Nawacita

Senin, 24 Oktober 2016 - 17:19 WIB
Satu Visi dengan Pusat,...
Satu Visi dengan Pusat, Bupati Banyuwangi Terapkan Nawacita
A A A
JAKARTA - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas mengatakan visi misi daerah tak boleh terlepas dari pemerintah pusat.

Untuk itu, kata Azwar, Trisakti dan Nawacita yang digaungkan Presiden Joko Widodo juga digunakan di Banyuwangi. "Makanya Trisakti dan Nawacita juga diterapkan di Banyuwangi," kata Abdullah saat berbicara saat acara Rembuk Nasional dengan tajuk Bergegas Membangun Indonesia", Senin, 24 Oktober 2016 dalam siaran pers kepada Sindonews.

Sebagai informasi, Trisakti merupakan gagasan dari Presiden pertama Soekarno yang dicanangkan kembali oleh Presiden Joko Widodo. Trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Penerapan Trisakti di Banyuwangi, kata Azwar, menggunakan sektor pariwisata. Azwar mengatakan, pariwisata dipilih bukan karena hanya untuk mendatangkan orang, tapi merupakan bentuk konsulidasi budaya, infrastruktur dan ekonomi.

Konsolidasi budaya dimaksudkan karena banyak pihak yang diundang ke Banyuwangi. Konsulidasi infrastruktur, kata Azwar, untuk menyediakan akomodasi wisatawan yang ada di Banyuwangi.

"Tak mungkin mendatangkan orang jika jalan buruk, air tak ada, " ujarnya.

Perkembangan pariwisata di Banyuwangi, kata Azwar, didukung dengan sejumlah kegiatan baik sekala nasional maupun internasional.

Saat ini, sudah ada 50 kegiatan pariwisata untuk menarik pelancong dan investasi dari berbagai pelosok tanah air dan juga dunia. "Semua dikerjakan oleh PNS bukan EO (event organizer)," kata Azwar.

Dia ingin jajarannya tak hanya pintar melayani tetapi juga kreatif. Tidak hanya di bidang pariwisata, kata Azwar, pendidikan juga digalakkan di Banyuwangi.

Dia mengatakan, setiap tahun, 3.000 anak belajar marketing online secara gratis. "Jadi sekarang ada anak yang jual kambing lewat online," katanya.

Azwar juga mengajak mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi tinggi untuk mengajar di Banyuwangi.

Dengan gaji sekitar dua jutaan rupiah, mereka mengajar di daerah miskin dan tertinggal di Banyuwangi. Pelatihan tiga bahasa, yakni Bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin, juga diberikan oleh Pemda Banyuwangi secara gratis.

Seperti Presiden Jokowi, Azwar juga menyatakan mendukung ekonomi kerakyatan untuk ditetapkan di daerah yang dipimpinya. Sampai saat ini, Azwar tak pernah mengizinkan pusat perdagangan dan retail moder dibangun di Banyuwangi.

"Sebentar lagi ada, tapi syaratnya minimal empat kilometer dari pasar tradisional," ujarnya.

Dia juga mendirikan pusat perdagangan usaha kecil menengah di Banyuwangi. Oleh karena itu, kata Azwar, peningkatan per kapita Banyuwangi meningkat menjadi Rp33,7 juta per orang per tahun di tahun 2015dari sebelumnya yang hanya 14,7 juta.

Tingkat kemiskinan di Banyuwangi berhasil ditekan hingga 9,93% dari angka 20% sebelum 2010. Investasi di Banyuwangi menjadi nomor tiga di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Gresik.

"Padahal Banyuwangi hanya ring tiga di Jawa Timur, berbeda dengan dengan Surabaya dan Gresik yang merupakan ring satu," ujar Azwar.

Rembuk Nasional digelar untuk membahas dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2014.

Rembuk nasional menjadi ajang pertemuan para praktisi, akademikus, analis, asosiasi, lembaga swadaya masyarakat, budayawan, seniman, awak media, dan masyarakat umum.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0837 seconds (0.1#10.140)