Tarbiyah Perti Menyelesaikan Munas dan Muktamar Islah

Senin, 24 Oktober 2016 - 00:34 WIB
Tarbiyah Perti Menyelesaikan Munas dan Muktamar Islah
Tarbiyah Perti Menyelesaikan Munas dan Muktamar Islah
A A A
JAKARTA - Setelah 46 tahun terpecah dua sejak tahun 1970, akhirnya dua organisasi keagamaan Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Perti menyelenggarakan Munas dan Muktamar bersama. Acara tersebut sebagai penanda islahnya kedua organisasi tersebut pada 21-23 Oktober 2016 di Hotel Menara Peninsula, Jakarta.

Buya Basri Bermanda dan Buya Tengku M Faisal Amin terpilih menjadi Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Tarbiyah Perti hasil islah antara Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Perti. Sebelumnya Basri Bermanda adalah Ketua Umum di Tarbiyah Islamiyah dan M Faisal Amin Ketua Umum di Perti.

"Setelah 46 tahun kita terpecah, Alhamdulillah akhirnya organisasi yang berdiri sejak 1930 ini bersatu kembali," ungkap Basri Bermanda. Dia menggambarkan bahwa kebersamaan dalam islah ini sudah dinantikan dan diusahakan sejak lama.

M Faisal Amin juga mengutarakan pandangan senada bahwa kebersatuan ini akan menguatkan organisasi dan memberikan manfaat lebih besar bagi ummat.

"Dengan Islah ini, selama Tarbiyah Perti tetap bersatu, akan memberikan manfaat bagi ummat hingga ke anak cucu kita. Jangan dikotori dengan hal yang membuat kita pecah lagi. Kalau dulu kami pecah karena politik, maka ke depan kami akan fokus pada masalah dakwah sosial, pengembangan masjid dan surau, pesantren dan uruwsan ketarbiyahan,” kata M Faisal Amin.

Islah ini dimulai dari Sumatera Barat oleh Buya Boy Lestari Datuk Palindih yang mengawali islah dengan mempersatukan Tarbiyah Islamiyah dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah di provinsi itu. Islah di level daerah tersebut diupayakan agar dilaksanakan di level nasional dan akhirnya sukses dicapai dalam muktamar ini.

Muktamirin mengamanatkan lima orang formatur untuk memilih pengurus inti dari Pengurus Pusat Tarbiyah Perti. Kelima formatur itu adalah Azwar Anas, Yudo Paripurno, Basri Bermanda, Faisal Amin dan Syukri Iska.

"Saya optimistis islah secara nasional akan cepat kita sosialisasikan dan programnya akan kita jalankan. Musda di daerah bagi yang belum melaksanakan juga akan disegerakan," kata Basri Bermanda.

Acara yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini ditutup oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. "Saya sungguh terharu, gembira. Saya kira doanya Pak Azwar Anas dan Pak Yudo Paripurno agar Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Perti agar bisa islah Alhamdulillah akhirnya terwujud. Begitulah seharusnya kita, dan begitulah harusnya umat Islam," ungkap Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Zulkifli juga sangat mengapresiasi kemampuan kedua organisasi yang terpisah akhirnya bisa bersatu kembali.
“Apa yang saya saksikan ini adalah pengamalan dari nilai-nilai luhur yang telah kita sepakati. Organisasi ini sudah menjalankan sila keempat Pancasila yaitu musyawarah dan mufakat, karena memilihnya itu memilih lima formatur bukan menang-menangan,” tambah Zulkifli.

Zulkifli menggarisbawahi bahwa orang Imdonesia itu beragam maka yang ideal adalah perwakilan. Kadang musyawarah mufakat itu tidak mudah. Bisa sejam, sehari, seminggu, sebulan, bahkan setahun. Namun setelah selesai kompak. Mungkin akan bertengkar di dalam prosesnya, tapi akan sepakat dan kompak juga.

Zulkifli juga mengajak muktamirin untuk fokuskan energi kembangkan sumberdaya manusia kiat untuk merebut ekonomi. Kalau sumber daya lemah dan ekonomi lemah, maka tak mungkin berkuasa. Jadinya hanya bertengkar, diadu-adu saja.

Sebelum menutup, sambil berseloroh Zulkifli Hasan mengatakan kalau di Jatinegara belum ada ranting Tarbiyah Perti, bolehlah ketua MPR menjadi ketua ranting.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5069 seconds (0.1#10.140)