Jokowi: Pungli Mempersulit Investasi di Indonesia
A
A
A
CILEGON - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan maraknya pungutan liar (pungli) serta berbelitnya izin investasi di Indonesia menjadi penyebab Indonesia berada di peringkat 109 kemudahan investasi di dunia.
Berdasarkan survei, peringkat Indonesia kalah dengan negara tetangga Singapura yang menduduki peringkat pertama dan Malaysia berada di peringkat 18. Bahkan kalah dengan Thailand yang berada di peringkat 49 kemudahan investor untuk berusaha.
"Inilah penyakit kita yang harus kita selesaikan, bagaimana orang mau berusaha, mau mengajukan izin, mau mengurus izin berbelit-belit, mau minta ini minta itu, pasti diminta rupiah tertentu," ujar Jokowi saat menghadiri Muktamar Al-khairiyah ke-9 di Cilegon, Banten, Sabtu (22/10/2016).
Pemberantasan pungli, lanjut Jokowi, menjadi salah satu permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia cukup mumpuni untuk menjadikan negara ini sebagai negara maju.
Akan tetapi, kecerdasan dan kepandaian saja tidak cukup. Jokowi menambahkan, dibutuhkan integritas serta akhlak yang baik untuk menopang kecerdasan tersebut.
"Banyak yang pinter-pinter senengnya mungli, ini yang menjadi penyakit bangsa kita," tukasnya.
Berdasarkan survei, peringkat Indonesia kalah dengan negara tetangga Singapura yang menduduki peringkat pertama dan Malaysia berada di peringkat 18. Bahkan kalah dengan Thailand yang berada di peringkat 49 kemudahan investor untuk berusaha.
"Inilah penyakit kita yang harus kita selesaikan, bagaimana orang mau berusaha, mau mengajukan izin, mau mengurus izin berbelit-belit, mau minta ini minta itu, pasti diminta rupiah tertentu," ujar Jokowi saat menghadiri Muktamar Al-khairiyah ke-9 di Cilegon, Banten, Sabtu (22/10/2016).
Pemberantasan pungli, lanjut Jokowi, menjadi salah satu permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia cukup mumpuni untuk menjadikan negara ini sebagai negara maju.
Akan tetapi, kecerdasan dan kepandaian saja tidak cukup. Jokowi menambahkan, dibutuhkan integritas serta akhlak yang baik untuk menopang kecerdasan tersebut.
"Banyak yang pinter-pinter senengnya mungli, ini yang menjadi penyakit bangsa kita," tukasnya.
(kri)