Abu Sayyaf Bebaskan Tiga WNI, Masih Ada 6 Sandera Lain
A
A
A
JAKARTA - Kelompok bersenjata Abu Sayyaf akhirnya membebaskan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang mereka sandera sekitar dua bulan. Pemerintah Indonesia diminta terus melakukan upaya pembebasan enam WNI lain yang hingga kina nasibnya tak jelas.
Pembebasan dilakukan pada Sabtu 17 September 2016 malam waktu setempat atau hanya berselang beberapa jam setelah sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad, dilepaskan.
"Pembebasan dilakukan di lokasi yang tak diketahui di Sulu," kata Juru Bicara (Jubir) Komando Mindano Barat Mayor Filemon Tan seperti dilansir Reuters.
Seperti dikutip dari Koran SINDO, Senin (19/9/2016), Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Angkatan Darat Filipina dan partisipasi MNLF dalam pembebasan tiga WNI.
"Sekitar 20.000 tentara telah ditempatkan di Sulu dan kemungkinan ada kerja sama patroli perbatasan dan keamanan antara Indonesia dan Filipina," ucap Ryamizard.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, bebasnya tiga WNI merupakan hasil negosiasi yang dilakukan antara Menhan RI dan Panglima Mindanao Barat Mayor Aldo Dela Cruz.
Selain itu ada Mayjend (Purn) Kivlan Zein serta pentinggi MNLF Nur Misuari yang berupaya membantu melakukan pembebasan. "Ini hasil kerja sama beberapa pihak, terutama antara Filipina dan Indonesia. Infonya, nanti Menhan yang akan serah terima di Manila. Pemulangannya satu sampai dua hari ke depan," ungkap Iqbal.
Sementara identitas tiga WNI yang dibebaskan tersebut adalah Lorenz Koten, Theodores Kopong dan Emmanuel Arakian. Ketiganya merupakan anak buah kapal (ABK) pencari ikan berbendera Malaysia LLD113/5/f yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Negara Bagian Sabah, 9 Juli silam.
Pembebasan dilakukan pada Sabtu 17 September 2016 malam waktu setempat atau hanya berselang beberapa jam setelah sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad, dilepaskan.
"Pembebasan dilakukan di lokasi yang tak diketahui di Sulu," kata Juru Bicara (Jubir) Komando Mindano Barat Mayor Filemon Tan seperti dilansir Reuters.
Seperti dikutip dari Koran SINDO, Senin (19/9/2016), Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Angkatan Darat Filipina dan partisipasi MNLF dalam pembebasan tiga WNI.
"Sekitar 20.000 tentara telah ditempatkan di Sulu dan kemungkinan ada kerja sama patroli perbatasan dan keamanan antara Indonesia dan Filipina," ucap Ryamizard.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, bebasnya tiga WNI merupakan hasil negosiasi yang dilakukan antara Menhan RI dan Panglima Mindanao Barat Mayor Aldo Dela Cruz.
Selain itu ada Mayjend (Purn) Kivlan Zein serta pentinggi MNLF Nur Misuari yang berupaya membantu melakukan pembebasan. "Ini hasil kerja sama beberapa pihak, terutama antara Filipina dan Indonesia. Infonya, nanti Menhan yang akan serah terima di Manila. Pemulangannya satu sampai dua hari ke depan," ungkap Iqbal.
Sementara identitas tiga WNI yang dibebaskan tersebut adalah Lorenz Koten, Theodores Kopong dan Emmanuel Arakian. Ketiganya merupakan anak buah kapal (ABK) pencari ikan berbendera Malaysia LLD113/5/f yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Negara Bagian Sabah, 9 Juli silam.
(maf)