Parpol Diingatkan Tak Terjebak Praktik Politik Dinasti
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut-sebut sebagai partai yang mengusung politik dinasti di berbagai daerah di Indonesia.
Di antara keduanya, Partai Golkar adalah yang terbanyak. "Dari dua ini, yang paling banyak itu Golkar. Seperti di Banten, Sulsel, dan Sumsel," kata Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016).
Ray mengatakan, politik dinasti yang dilakukan partai politik dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) berpotensi merusak pembangunan demokrasi di Indonesia.
Alih-alih menjadi pesta rakyat, politik dinasti berpotensi mendikte pilihan rakyat. "Politik itu bukan hanya perhelatan dinasti, tapi juga perhelatan rakyat," sambung Ray.
Ray pun berharap, ke depan Golkar dan PDIP tidak memonopoli kekuasaan di suatu daerah. Daripada memantapkan fondasi politik dinasti, Ray meminta dua partai itu memperkuat regenerasi di internal partai.
"Saya berharap partai bisa mulai terbuka terhadap regenerasi, tidak lagi terjebak politik dinasti," kata Ray.
Di antara keduanya, Partai Golkar adalah yang terbanyak. "Dari dua ini, yang paling banyak itu Golkar. Seperti di Banten, Sulsel, dan Sumsel," kata Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016).
Ray mengatakan, politik dinasti yang dilakukan partai politik dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) berpotensi merusak pembangunan demokrasi di Indonesia.
Alih-alih menjadi pesta rakyat, politik dinasti berpotensi mendikte pilihan rakyat. "Politik itu bukan hanya perhelatan dinasti, tapi juga perhelatan rakyat," sambung Ray.
Ray pun berharap, ke depan Golkar dan PDIP tidak memonopoli kekuasaan di suatu daerah. Daripada memantapkan fondasi politik dinasti, Ray meminta dua partai itu memperkuat regenerasi di internal partai.
"Saya berharap partai bisa mulai terbuka terhadap regenerasi, tidak lagi terjebak politik dinasti," kata Ray.
(dam)