Keluarga dan Pendidikan Dasar Pelindung Anak dari Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Keluarga dan pendidikan dasar adalah landasan serta benteng untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta damai kepada anak. Maka itu orangtua harus membekali anak soal ini sejak kecil, karena keluarga adalah dasar sekaligus benteng untuk hal negatif termasuk radikalisme.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, penanganan anak yang terpengaruh ideologi terorisme tidak bisa dilakukan dengan pendekatan keamanan saja, namun harus melalui pendekatan pendidikan.
"Kita menginginkan paparan radikal dan terorisme tidak masuk ke anak-anak dan tidak menjadi bibit-bibit baru untuk terorisme di masa depan,” ujar Asrorun, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Senada dengan Arorun Ni'am Sholeh. Penggiat perdamaian dan pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail menuturkan, nilai-nilai tentang perdamaian dan cinta kasih sangat kena di hati anak-anak dan remaja melalui aksi nyata. (Baca: Pemerintah Indonesia Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Turki)
“Nilai-nilai luhur dan pendidikan kebangsaan bagi saya itu tidak ditanamankan lewat upacara atau jargon-jargon tapi dengan melakukan kerja-kerja pelayanan masyarakat. Misalnya siswa didorong terlibat aktif membersihkan sampah di sekitar lingkungan sekolah," tutur Noor.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, penanganan anak yang terpengaruh ideologi terorisme tidak bisa dilakukan dengan pendekatan keamanan saja, namun harus melalui pendekatan pendidikan.
"Kita menginginkan paparan radikal dan terorisme tidak masuk ke anak-anak dan tidak menjadi bibit-bibit baru untuk terorisme di masa depan,” ujar Asrorun, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Senada dengan Arorun Ni'am Sholeh. Penggiat perdamaian dan pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail menuturkan, nilai-nilai tentang perdamaian dan cinta kasih sangat kena di hati anak-anak dan remaja melalui aksi nyata. (Baca: Pemerintah Indonesia Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Turki)
“Nilai-nilai luhur dan pendidikan kebangsaan bagi saya itu tidak ditanamankan lewat upacara atau jargon-jargon tapi dengan melakukan kerja-kerja pelayanan masyarakat. Misalnya siswa didorong terlibat aktif membersihkan sampah di sekitar lingkungan sekolah," tutur Noor.
(kur)