Kemensos Targetkan Rehabilitasi 27 Ribu Rumah Tak Layak Huni
A
A
A
SEMARANG - Jumlah warga lanjut usia (lansia) yang hidup dalam kondisi telantar masih cukup besar, mencapai 1,8 juta jiwa. Keberadaan mereka tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) terus mengupayakan adanya perhatian agar mereka tetap bisa hidup layak di tengah masyarakat. Salah satunya melalui program bedah rumah untuk lansia.
"Kami bersama elemen-elemen masyarakat terus mengupayakan pemberian rehabilitasi dari sebelumnya tinggal di rumah tidak layak huni menjadi tempat tinggal layak huni. Itu menjadi penting sehingga di sisa usia mereka tetap bisa terlayani dengan baik," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai melakukan bedah rumah lansia di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Sabtu (20/8/2016).
Untuk program bedah rumah lansia ini, pemerintah menargetkan 27.000 unit rumah se-Indonesia dengan sasaran rumah tidak layak huni menjadi tempat tinggal kayak huni. "Data awal kita 27.000 unit rumah namun seiring adanya pemangkasan anggaran dari pemerintah jadi mungkin angka itu akan di-update lagi," paparnya.
Selain mengandalkan APBN, langkah bedah rumah lansia ini juga dilakukan dengan melibatkan peran serta swasta, misalnya melalui program corporate social responsibility (CSR) perusahaan.
Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos Carolin Clara menambahkan, selain bedah rumah, ada berbagai program yang dilakukan pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap lansia. Seperti bantuan langsung santunan sebesar Rp200.000 per bulan.
Selain mendapatkan uang, mereka juga mendapatkan pendampingan dalam menjalani hidup di usia uzur. "Jadi mereka ini tidak hanya mendapatkan uang, tapi juga perlu pelayanan-pelayanan sehari-hari," tuturnya.
Selain itu juga ada layanan home care yaitu pelayanan ke rumah-rumah dengan memberdayakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. Mereka para lansia diberikan pendampingan, tidak di dalam panti namun di tengah masyarakat. "Panti itu alternatif terakhir karena yang kita dorong adalah perawatan di tengah masyarakat dengan pendampingan," paparnya.
Zukirah, lansia asal Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang mengaku sangat terharu karena rumahnya yang selama ini selalu menjadi langganan banjir rob, kini sudah semakin layak huni setelah direhab pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta. "Matur suwun sanget (terima kasih banyak) Ibu Menteri," ungkapnya penuh haru.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menambahkan, Pemkot Semarang memiliki program penanggulangan kemiskinan dengan tagline Gerbang Hebat yakni gerakan bersama penanggulangan kemiskinan dan pengangguran gerbang hebat melalui harmonisasi ekonomi, edukasi, ekosistem, dan etos bersama masyarakat.
"Kita juga luncurkan kartu warga miskin, program bantuan pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Penanganan kemiskinan ini persoalan yang kompleks sehingga butuh dukungan dari stakeholders untuk bersama melakukan pemberantasan kemiskinan," katanya.
Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) terus mengupayakan adanya perhatian agar mereka tetap bisa hidup layak di tengah masyarakat. Salah satunya melalui program bedah rumah untuk lansia.
"Kami bersama elemen-elemen masyarakat terus mengupayakan pemberian rehabilitasi dari sebelumnya tinggal di rumah tidak layak huni menjadi tempat tinggal layak huni. Itu menjadi penting sehingga di sisa usia mereka tetap bisa terlayani dengan baik," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai melakukan bedah rumah lansia di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Sabtu (20/8/2016).
Untuk program bedah rumah lansia ini, pemerintah menargetkan 27.000 unit rumah se-Indonesia dengan sasaran rumah tidak layak huni menjadi tempat tinggal kayak huni. "Data awal kita 27.000 unit rumah namun seiring adanya pemangkasan anggaran dari pemerintah jadi mungkin angka itu akan di-update lagi," paparnya.
Selain mengandalkan APBN, langkah bedah rumah lansia ini juga dilakukan dengan melibatkan peran serta swasta, misalnya melalui program corporate social responsibility (CSR) perusahaan.
Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos Carolin Clara menambahkan, selain bedah rumah, ada berbagai program yang dilakukan pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap lansia. Seperti bantuan langsung santunan sebesar Rp200.000 per bulan.
Selain mendapatkan uang, mereka juga mendapatkan pendampingan dalam menjalani hidup di usia uzur. "Jadi mereka ini tidak hanya mendapatkan uang, tapi juga perlu pelayanan-pelayanan sehari-hari," tuturnya.
Selain itu juga ada layanan home care yaitu pelayanan ke rumah-rumah dengan memberdayakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. Mereka para lansia diberikan pendampingan, tidak di dalam panti namun di tengah masyarakat. "Panti itu alternatif terakhir karena yang kita dorong adalah perawatan di tengah masyarakat dengan pendampingan," paparnya.
Zukirah, lansia asal Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang mengaku sangat terharu karena rumahnya yang selama ini selalu menjadi langganan banjir rob, kini sudah semakin layak huni setelah direhab pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta. "Matur suwun sanget (terima kasih banyak) Ibu Menteri," ungkapnya penuh haru.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menambahkan, Pemkot Semarang memiliki program penanggulangan kemiskinan dengan tagline Gerbang Hebat yakni gerakan bersama penanggulangan kemiskinan dan pengangguran gerbang hebat melalui harmonisasi ekonomi, edukasi, ekosistem, dan etos bersama masyarakat.
"Kita juga luncurkan kartu warga miskin, program bantuan pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Penanganan kemiskinan ini persoalan yang kompleks sehingga butuh dukungan dari stakeholders untuk bersama melakukan pemberantasan kemiskinan," katanya.
(whb)