Kepala BNPT Baru Harus Waspada Serangan Balasan Kelompok Santoso
A
A
A
JAKARTA - Tewasnya pemimpin kelompok bersenjata di wilayah Timur Indonesia, Santoso, oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala dinilai menjadi tantangan bagi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang baru dilantik, yaitu Komjen Pol Suhardi Alius.
Pernyataan itu dikatakan Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil. Menurutnya, karena perlu langkah strategis untuk menangani kemungkinan ada aksi balasan dari pengikut Santoso.
“Ini adalah pekerjaan rumah berat bagi Suhardi sebagai calon Kepala BNPT ke depan, perlu langkah strategis dalam mengantisipasi munculnya kemarahan dan teror dari loyalis Santoso akibat tewasnya sejumlah anggota kelompoknya,” kata Nasir Djamil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Nasir menilai, Suhardi Alius tidak memiliki pengalaman yang kuat dalam pemberantasan tindak pidana teroris. Namun demikian, dia tetap yakin Suhardi Alius dapat bekerja cerdas dan memantapkan program dan kinerja BNPT ke depan.
"Sebagai mitra Komisi III DPR, BNPT akan selalu kami awasi terutama langkah strategis lainnya yang akan diambil pasca tewasnya pimpinan kelompok teroris Santoso ini," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Dirinya berharap, hasil dari kinerja aparat gabungan ini dapat menjadi momentum berakhirnya persoalan teroris di Indonesia. Kendati demikian, dia menilai kinerja Satgas Tinombala perlu diacungi jempol.
"Meski dinilai berhasil menewaskan pimpinan kelompok teroris, kita tidak boleh lengah, kita harus waspada dan perlu terus mengkritisi penanganan tindak pidana terorisme oleh aparat penegak hukum,” ucap Nasir.
Pernyataan itu dikatakan Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil. Menurutnya, karena perlu langkah strategis untuk menangani kemungkinan ada aksi balasan dari pengikut Santoso.
“Ini adalah pekerjaan rumah berat bagi Suhardi sebagai calon Kepala BNPT ke depan, perlu langkah strategis dalam mengantisipasi munculnya kemarahan dan teror dari loyalis Santoso akibat tewasnya sejumlah anggota kelompoknya,” kata Nasir Djamil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Nasir menilai, Suhardi Alius tidak memiliki pengalaman yang kuat dalam pemberantasan tindak pidana teroris. Namun demikian, dia tetap yakin Suhardi Alius dapat bekerja cerdas dan memantapkan program dan kinerja BNPT ke depan.
"Sebagai mitra Komisi III DPR, BNPT akan selalu kami awasi terutama langkah strategis lainnya yang akan diambil pasca tewasnya pimpinan kelompok teroris Santoso ini," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Dirinya berharap, hasil dari kinerja aparat gabungan ini dapat menjadi momentum berakhirnya persoalan teroris di Indonesia. Kendati demikian, dia menilai kinerja Satgas Tinombala perlu diacungi jempol.
"Meski dinilai berhasil menewaskan pimpinan kelompok teroris, kita tidak boleh lengah, kita harus waspada dan perlu terus mengkritisi penanganan tindak pidana terorisme oleh aparat penegak hukum,” ucap Nasir.
(maf)